SINOPSIS
BIG
EPISODE 8
(Part 4)
Peramal berteriak dan memukul meja,”kau
tidak bisa mendapatkan kembali uangmu! Apa yang akan kau lakukan dengan
konsekuensi dari mantera tersebut?
Ma Ri berkata,”kalau begitu tuliskan
sesuatu yang lain.
Peramal menjawab,”untuk melakukan itu…!
Tambahkan 30.000 won.
Ma Ri berkata,”kali ini…buatlah agar
meskipun mereka saling menempel, mereka tidak akan pernah saling menyukai.
Choong Shik menatap Ma Ri.
Sebelum peramal mengambil mangkok itu, Choong Shik sudah terlebih dulu mengambilnya dan mengisinya sendiri dengan beras. Saat akan berdiri, Ma Ri memegang lengannya.
Sebelum peramal mengambil mangkok itu, Choong Shik sudah terlebih dulu mengambilnya dan mengisinya sendiri dengan beras. Saat akan berdiri, Ma Ri memegang lengannya.
Ma Ri berkata,”jangan dia! Dia tidak
polos.
Choong Shik merajuk,”sudah ku katakan
bukan, Ma Ri! Benda-benda itu…milik ayahku. Aku polos seperti kertas putih yang
suci.
Peramal berkonsentrasi dan mendobrak
meja,”aku rasa dia benar! Pergilah menerima inti sarimu!
Choong Shik berkata,”kau memang bijak. Ma
Ri, aku melakukan ini untukmu.
Ma Ri memberi isyarat untuk pergi. Choong
Shik pergi ke balik pintu.
Peramal bertanya,”apa yang kau
inginkan…adalah memisahkan pria dan wanita yang mungkin bahkan saling
mencintai?! Benar begitu?
Ma Ri menjawab,”meskipun jika mereka
menikah, buatlah agar mereka tidak pernah saling menyukai. Ini harus berhasil.
Se Young berkata,”meskipun Yoon Jae sudah
menikah, aku ingin tetap bertemu dengan bibi. Saat Dokter Seo masuk, tolong
perkenalkan dia padaku. Bukan karena dia adalah ayahnya Yoon Jae. Aku melihat
beliau sebagai seorang dokter, dan menantikan pertemuan dengannya.
Ibu Yoon Jae menjawab,”ayahnya Yoon Jae
mengatakan dia tidak bisa masuk sekarang. Tapi aku penasaran apa mereka tetap
akan mempercepat pernikahan?!
Se Young melihat buku MIRACLE dan membuka
halaman depannya saja.
Ibu Yoon jae menjawab,”ini buku yang
belum diterbitkan. Demi untuk memperingati seseorang, ayahnya Yoon Jae menulis
buku ini.
Se Young terkejut,”Dokter Seo menulis
ini?
Ibu Yoon Jae menjawan sambil
tersenyum,”iya! Ayahnya Yoon Jae menggambar gambar itu saat Yoon Jae masih kecil.
Se Young memberikan buku itu dan
bertanya,”mengenai apa ceritanya?
Ibu Yoon Jae memegangnya dan
menjawab,”ini tentang satu orang anak yang menyelamatkan anak lain, yang
kemudian anak tersebut kembali menyelamatkan anak lain lagi.
Di kamar Yoon Kyung, terlihat dompet
Kyung Joon dengan gambar angel yang sama dengan milik Ibu Yoon Jae.
(Apakah anak lain yang dimaksud itu adalah
Kyung Joon? Ada hubungan apa antara Kyung Joon dengan Seo Yoon Jae? Mengapa
jiwa mereka bisa tertukar? Masih teka-teki!!)
Ibu dan ayah membongkar pakaian untuk
dipakai mereka dalam pernikahan Da Ran tahun kemarin.
Mereka terlihat sangat bahagia.
Mereka terlihat sangat bahagia.
Ibu berkata,”syukurlah kita tidak
membuang ini tahun lalu. Ini sangat elegan.
Choong Shik yang melihatnya bingung,”Ma
Ri! Kau benar-benar akan mengenakan itu ke pernikahan noona-ku?
Ma Ri mengangguk yakin,pastinya!
Choong Shik berkata,”hah?! Itu…bukan hal
yang tepat dilakukan pada mempelai, bukan begitu? Kalau kau memakai gaun
seperti ini, kau bisa lebih bersinar dari mempelai wanitanya.
Ma Ri menjawab,”itulah yang kuincar! Aku
akan mengenakan ini dan menempel disisinya.
Choong Shik berkata,”tapi kalau kau
melakukan itu, akan jadi trelihat ada 2 mempelai pengantin dan 1 mempelai
pria?!
Ma Ri tersenyum lebar,”itulah maksudku!
Da Ran menaruh bir di depannya, sedangkan
orange juice di depan Yoon Kyung.
Da Ran berkata,”besok adalah harinya,
Kang Kyung Joon! Hari dimana kau menjadi orang dewasa. Aku yang akan membuka
sendiri kaleng ini untukmu.
Da Ran menaruh bir itu di depan Yoon
Kyung.
Yoon Kyung berkata,”kita bisa membukanya
sekarang.
Da Ran menolak,”tidak, tidak boleh! Ini
adalah….tanda yang membedakan kita dalam hubungan ini. Aku boleh minum ini, kau
tidak boleh.
Da Ran menaruh tangannya di tengah kedua
minuman itu.
Da Ran melanjutkan,”Kita jangan pernah
lupakan itu. Kita jangan pernah lupakan garis batas ini dan menegakkannya.
Yoon Kyung menjawab,”baik! Kalau aku tidak
kembali ke diriki sendiri sampai kaleng ini dibuka, maka ayo kita buka ini dan
minum sama-sama. Kemudian pergi ke jalan kita masing-masing seperti orang
dewasa.
Da Ra mengangguk. Yoon Kyung memberikan
bir pada Da Ran, sedangkan Yoon Kyung mengambil orange juice. Mereka lalu tos
dan meminumnya.
(Cuma sayang pesta pernikahannya tak
diperlihatkan! Padahal aku pengen liat gaun yang dipakai oleh Da Ran saat berjalan
di pelaminan bersama Yoon Kyung. Sayang sekali… Da Ran pasti cantik, seperti di
Smile,You!)
Di jalan raya, Yoon Kyung mengantar Da Ran ke bandara di saat bulan madu, memakai mobil pengantin mereka. Da Ran akan ke Cina. Da Ran sendiri asyik melihat buku panduan pariwisata ke Cina
Yoon Kyung bertanya,”Gil Da Ran! Apa kau
senang pergi ke Cina sendirian dengan waktu cuti yang kau ambil untuk bulan
madu?
Da Ran menjawab,”cobalah pergi kerja
sendiri. Mendapatkan libur 4 hari bukan hal mudah. Apa yang akan kau lakukan?
Yoon Kyung menjawab,”aku hanya akan
mengurus diriku sendiri.
Da Ran bertnya,”kau tidak pergi
darmawisata tahun lalu. Kyungjoo benar-benar indah. Kenapa kau tidak pergi ke
sana setelah mengantarku? Tapi karena kita seharusnya bulan madu, kau tidak
boleh tertangkap sendirian.
Yoon Kyung kesal,”lupakan saja! Pastikan
saja kau kabur kalau melihat seseorang yang kau kenal di Cina.
Da Ran berteriak,”kota terlarang
kedengarannya menyenangkan. Aku sudah ingin mencoba santapan mereka juga.
Da Ran belajar beberapa kata bahasa
Cina,”apa kabar? iya! Iya!
Yoon Kyung mencibirnya.
Da Ran berkata,”terima kasih. Aku akan
mengambil foto Tembok Besar Cina untuk dibawa pulang. Aku berangkat!
Da Ran pergi.
Yoon Kyung berkata,”sampai akhir dia
tidak memintaku untuk pergi bersamanya.
Yoon Kyung berteriak dan keluar dari
mobil dan berteriak,”Gil Da Ran! Gil Da Ran?! Gil Da Ran?!
Lalu Yoon Kyung menyeringai,”Oh, Gil Da
Ran…kurasa ada yang tidak punya kesempatan mengatakan “Ni Hao Ma” [Ni Hao Ma
dalam bahasa Cina, artinya “Apa kabar].
Di dalam bandara Da Ran ingat lalu
mencari-cari di dalam tasnya tapi tidak menemukannya. Da Ran mengambil ponsel
dan telp Yoon Kyung yang sedang duduk bersadar di dalam mobil.
Yoon Kyung duduk dan menyeringai,”hey,
ada apa?
Da Ran bertanya,”sepertinya passport dan
tiket pesawatku tertinggal di mobil. Periksa apakah ada di situ?
Yoon Kyung balik tanya,”passport? Tunggu
sebentar. Aku sedang mengemudi sekarang. Passport. Coba kulihat. Passport?! Ini
dia
Padahal sudah Yoon Kyung pegang.
Da Ran bertanya,”ada disitu? Kalau begitu
kembalilah ke bandara secepatnya dengan itu. Cepat!
Yoon Kyung menjawab,”tapi aku sudah
lumayan jauh. Pokoknya aku akan mencoba untuk sampai di sana secepat mungkin.
Da Ran berkata,”baik. Kau harus
cepat-cepat. Yang cepat!
Yoon Kyung berkata,”baik!
Yoon Kyung melempar passport dan tiket
itu lalu bersandar di kursi jok kemudian bersenandung. Hahahaha…
Da Ran melihat pesawatnya sudah lepas
landas. Da Ran lemas dan manyun. Yoon Kyung tak jauh berdiri darinya sambil
membawa passport dan tiketnya.
Da Ran menatapnya dan mengangguk pelan.
Yoon Kyung mengajak Da Ran makan mie Cina. Da Ran memakannya dengan manyun. Yoon Kyung mengambilkannya tisu.
Yoon Kyung mengajak Da Ran makan mie Cina. Da Ran memakannya dengan manyun. Yoon Kyung mengambilkannya tisu.
Yoon Kyung bertanya,”kau sudah banyak
berlatih bahasa Cina juga. Kau bahkan tidak bisa mengatakan “Ni Hao Ma”
sekalipun. Apa yang akan kau lakukan?
Da Ran menatapnya tajam.
Yoon Kyung bertanya,”koki disana
kelihatannya orang Cina. Kau mau ngobrol bersamanya?
Da Ran menjawab lesu,”aku ingin makan
santapan Beijing.
Yoon Kyung berkata,”makan makanan Cina
saja sesukamu. Makan yang banyak.
Da Ran makan dengan manyun.
Yoon Kyung bertanya,:kau kecewa sekali
karena tidak bisa melakukan perjalanan?
Da Ran menjawab,”tidak ada yang bisa
dilakukan lagi. Ayo kita pulang.
Yoon Kyung berkata,”tidak ada yang bisa
dilakukan lagi. Ayo kita melakukan perjalanan.
Da Ran menatapnya.
Yoon Kyung berkata,”lupakan liburan dan
darmawisata kelas. Kita akan pergi bulan madu.
Da Ran bengong, sedangkan Yoon Kyung
tersenyum.
Ibu Yoon Jae kesal,”Yoon Jae
melangsungkan pernikahannya. Seperti biasanya, kau benar-benar tidak sensitif
mengenai Yoon Jae.
Ayah Yoon Jae menjawab,”bukan seperti
itu. Sesuatu yang penting terjadi sehingga aku harus memeriksanya.
Ibu Yoon Jae bertanya kesal,”apa lagi yang
lebih penting dari putramu?
Ayah Yoon Jae menjawab,”anak itu! Aku
mendengar ibu-nya meninggal.
Ibu Yoon Jae terkejut,”apa?
Suara ayah Yoon Jae : dia tertembak di
Amerika. Dia tertembak dan tewas.
Ibu Yoon Jae bertanya,”lalu, bagaimana
dengan anak itu?
Ayah Yoon Jae menjawab,”aku sedang
mencari tentang keberadaan anak itu sekarang. Aku yakin Yoon Jae akan mengerti
kalau dia tahu inilah yang menghalangiku.
Ayah Yoon Jae menutup telp.
Di atas ruang meja ayah Yoon Jae, ada
fotonya ayah Yoon Jae, ibu Yoon Jae dan Yoon Jae kecil sepertinya.
Yoon Kyung bertanya,”sebaiknya kita pergi
ke mana? Karena ini untuk 4 malam 5 haru, kita tidak bisa pergi ke tempat yang
terlalu jauh. Restort di Guam atau Taipe tidak buruk. Dan Cina juga bagus kalau
ingin lihat Kota Terlarang.
Da Ran menjawab,”aku benar-benar ingin
pergi ke Cina.
Yoon Kyung bertanya,”kenapa?
Mereka berhenti berjalan dan saling
tatap.
Da Ran menjawab,”aku ingin melihat Tembok
Besar Cina yang sangat panjang.
Yoon Kyung menjawab,”baik! Kalau begitu
kita akan membawa Gil Da Ran ke Tembok Besar Cina “Gila Da Ran”. [“Gil Da Ran”
artinya sangat panjang].
Yoon Kyung tersenyum lebar dan berjalan.
Da Ran baru sadar saat melihat Yoo Kyung membawa koper juga.
Da Ran bertanya,”Kyung Joon! Tapi bagaimana bisa kau membawa kopor dan passport mu?
Da Ran bertanya,”Kyung Joon! Tapi bagaimana bisa kau membawa kopor dan passport mu?
Yoon Kyung gugup,”aku biasanya membawanya
bersamaku. Karena aku orang yang global. Ini jadi kebiasaan.
Da Ran berkata,”kalau begitu seharusnya
kau ikut bersamaku seandainya aku mengajakmu pergi bersamaku ke Cina tadi. Aku
merasa tidak enak pergi sendirian.
Yoon Kyung bertanya,”kau merasa begitu?
Da Ran mengangguk.
Yoon Kyung tersenyum lebar,”harusnya kau
mengatakan sesuatu lebih awal! Aku bisa saja pergi bersamamu kalau kau mau.
Da Ra menjawab,”rasanya sedikit aneh
memintamu pergi bulan madu bersama-sama.
Yoon Kyung bertanya,”kenapa?
Da Ran bingung,”bulan madu itu…
Yoon Kyung memotong,”Guru Gil, jangan
berlebihan! Bulan madu yang ku maksud kita jalani..bukan bahwa kita melakukan
hal yang dilakukan pengantin baru.
Da Ran berkata,”tentu saja!
Da Ran bingung dan malu lalu mengalihkan
pembicaraan,”aku harus pergi mengambil uang tunai.
Da Ran pergi, sedangkan Yoon Kyung
tertawa geli.
Da Ran bertanya,”kenapa aku jadi gugup
pergi bersama-sama? Akan memalukan kalau Kyung Joon menyadarinya.
Da Ran memukul-mukul pipinya yang
memerah.
Yoon Kyung melihat papan keberangkatan, “Shanghai! Beijing! Coba dilihat. Mungkin sebaiknya aku menukar mata uang?
Yoon Kyung melihat papan keberangkatan, “Shanghai! Beijing! Coba dilihat. Mungkin sebaiknya aku menukar mata uang?
Yooon Kyung mengambil beberapa dollar di
dompetnya, terlihat ada gambar angel itu. Yoon Kyung merasa pusing. Yoon Kyung
beberapa saat merasa masuk ke dalam badan Kyung Jae yang bergerak naik seperti
terkena listrik. Yoon Kyung agar pusing kembali membuka matanya dan
melihat dia masih bandara.
Da Ran khawatir dan memanggilnya,”Kyung
Joon! Ada apa?
Yoon Kyung masih lemas dan setengah
sadar,”baru saja, kurasa aku masuk ke tubuhku sendiri dan kembali lagi.
Da Ran membelakakan matanya karena
terkejut.
Yoon Kyung melanjutkan,”Selamat, guru
Gil! Kelihatannya Seo Yoon Jae akan kembali.
Da Ran memegang erat kopernya dan menatap
Yoon Kyung.
(Mungkinkah Da Ran mulai menyukai Yoon Kyung?!)
(Mungkinkah Da Ran mulai menyukai Yoon Kyung?!)
BERSAMBUNG
KE EPISODE 9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar