Minggu, 10 Maret 2013

SINOPSIS BIG EPISODE 11 (Part 2)


SINOPSIS
BIG
EPISODE 11
(Part 2)
 
Di meja makan, Da Ran duduk dengan lesu  sambilminum sekaleng bir. Yoon Kyung datang dan duduk di depannya.
Yoon Kyung bertanya,”apa yang kaulakukan?
Da Rab menjawab,”aku terus meras bersalah terhadap Yoon Jae karena dikacaukan olehmu seperti ini.
Yoon Kyung  berkata,”Jika sulit untukmu, kita katakan saja Kang Kyung Joon
yang ada di sini sudah pergi.Dan katakan bahwa Seo Yoon Jae ada di sini. Ah, karena rasanya sakit saat bertukaran...
Da Ran menatapnya.
Yoon Kyung berpura-pura Yoon Jae sudah kembali,”Ugh... Sakit...Kang Kyung Joon sudah pergi. Dia datang, dia datang...! Seo Yoon Jae...Ada di sini. Da Ran...
Sudah lama tidak bertemu.
Da Ran tersenyum sinis,”Apa yang kaulakukan?
Yoon Kyung menjawab,”Kau jadi semakin cantik. Aku suka karena kau sangat cantik. Selain ada beberapa garis di wajahmu, kau masih cantik.
Da Ran tertawa geli,”Kang Kyung Joon. Jangan lakukan itu.
Yoon Kyung berkata,”Sudah kubilang, aku Yoon Jae.
Yoon Kyung menggesek-gesekkan kedua tangannya,lalu memegang tangan Da Ran.
Yoon Kyung melanjutkan,”Ah, benar. Tangan yang hangat adalah ciri khasku, bukan? Da Ran...Apa ini terasa panas?
Da Ran tersenyum dan melepaskan tangannya,”Kau Yoon Jae katamu? Sudah hentikan...Dan bagaimana dengan melakukan 'ppuing ppuing' lagi?
Yoon Kyung menjawab,”Ah! Ppuing-ppuing...Jadi yang seperti itu yang kauinginkan? Aku terlalu bermartabat sebagai Yoon Jae, jadi aku tidak bisa melakukan itu.
Yoon Kyung menambahkan sambil mempraktekkan,”Ppuing-ppuing...!
Da Ran tertawa geli.
Yoon Kyung berkata senang,”Da Ran...Aku rasa kau suka dengan hal-hal seperti ini.
Da Ran menjawab,”Karena aku menjadi kekanakan sejak tinggal dengan anak kecil belakangan ini.
Yoon Kyung bertanya,”Kau suka hal-hal yang kekanakan? Kalau begitu...Berkat kelinci dan beruang teddy di ruang bermain rumah sakit, ada sebuah lagu yang sampai bosan kudengar, yang ingin kunyanyikan untukmu.
Yoon Kyung tersenyum dan duduk di atas meja.
Yoon Kyung lalu mengambil penggorengan kosong di samping seperti sedang memainkan gitar.
Da Ran tertawa geli melihatnya.
Yoon Kyung berkata,”Aku sedang mengencangkan senarnya.
Da Ran terlihat senang sampai mengangguk-anggukan kepala mengikuti nyayian Yoon Kyung.
Yoon Kyung menyanyi :
Hei!  Ini Pororo!
Aku paling suka bermain...
Berkumpullah, teman-temanku
Selalu... sangat menyenangkan..
Si kecil iseng, Pororo...
Salju menyelubungi hutan desa...
Penguin kecil berjalan keluar...
Selalu bersenang-senang,
apa yang akan terjadi hari ini?
Panggil nama Pororo...
Semuanya sama-sama!
Pororo... Porororo...
Porong Porong Porong Pororo...!
Sekali lagi!
Porong Porong Porong Pororo...!
Da Ran tertawa geli sambil sesekali ikut menyanyi sambil
Yoon Kyung berhenti bernyanyi,”Akhirnya kau tertawa sekarang.
Da Ran tertawa geli menjawab,”Itu karena kau membuatku tertawa, Kyung Joon.
Yoon Kyung membenarkan,”Seo Yoon Jae yang membuatmu tertawa. Lalu apa kau melihat Kang Kyung Joon saat tertawa?
Da Ran berhenti tertawa.
Yoon Kyung bertanya,”Melihat bagaimana kau tertawa pada Kang Kyung Joon...Kurasa kau telah mengumpulkan kekuatanmu untuk meraih kewarasanmu. Karena aku sudah bernyanyi sebagai Kang Pororo,sekarang kau bernyanyilah sebagai Gil Petty.
Yoon Kyung memberikan penggorengan itu di depan wajah Da Ran dan turun dari meja lalu duduk di kursinya kembali. Sedangkan, Da Ran memegang penggorengan itu lalu dibuat untuk menutupi wajahnya karena malu.
Yoon Kyung berkat,” Ayo kita dengarkan.
Da Ran bertanya,”Apa maksudmu bernyanyi?
Da Ran sambil menutupi wajahnya dengan penggorengan itu, berjalan pergi ke kamarnya.
Yoon Kyung protes,”Curang. Aku sudah repot-repot bernyanyi
sebagai Pororo supaya kita bisa rukun...Ada apa denganmu? Tinggalkan wajannya di sini!
Di dalam kamar, Da Ran menurunkan penggorengan itu.
Da Ran berkata,”Sadarkan dirimu! Apa ini saatnya tersenyum dan tertawa bersama dia?
Da Ran memukul kepalanya dengan penggorengan itu lalu tertajuh ke atas tempat tidur.
Da Ran berkata,”Aku bukannya bisa membakar ini dari hatiku
dengan wajan ini...Aku benar-benar akan jadi gila!
Da Ran sambil tiduran menutup wajannya dengan penggorengan itu lagi.
Yoon Kyung melihat ke kamar Da Ran,”Apa Gil Da Ran sedih karena ibunya
Seo Yoon Jae tidak menghargai dia? Mungkin aku seharusnya tidak menyanyikan Pororo? Tapi tadi dia bernyanyi bersama-sama juga.
Da Ran bangun dari tidurannya.
Da Ran bersemangat,”Kau sudah memutuskan bahwa kau akan menunggu dia. Memikirkan yang lain sama dengan pengkhianatan. Supaya aku tidak memikirkan yang lain. Ayo bersihkan pikiran.
Da Ran mencari-cari sesuatu untuk fokus, dan tidak memikirkan Kyung Joon.
Da Ran bertanya-tanya,”Apa yang bisa kulakukan untuk membersihkan pikiran? Oh, iya. Ini dia.
Da Ran menemukan jarum dan benang. Da Ran mulai menjahit selimut dengan tangan.
Da Ran berkata,”Bagus sekali dengan berkonsentrasi menjahit. Kurasa inilah alasannya wanita jaman dulu...berkonsentrasi dengan jahitan mereka selagi menunggu suami
mereka kembali.

Zaman Joseon
Da Ran sedang menjahi selimut sambil menunggu Yoon Jae!
Da Ran berkata,”Aku sedang di tengah-tengah penantian akan suamiku. Hingga di hari dia kembali...Melalui menjahit selama malam-malam panjang ini,
aku harus membersihkan pikiranku.
Ada hembusan angin yang mengenai lilin…lalu terdengar suara seruling. Da Ran tangannya gemetaran sambil menjahit. Da Ran menoleh dan melihat di depan pintu ada bayangan seorang laki-laki (dianggap Kyung Joon) yang sedang memainkan seruling.
Da Ran memalingkan wajahnya,”Apa yang kaulakukan? Aku tidak boleh memberikan hatiku pada...suara Pororo yang dimainkan dengan seruling
oleh pria muda rumah sebelah.
Da Ran menatap jarum itu lalu menusuknya ke kain, tapi mahal tangannya yang terluka.
Da Ran kesakitan,”Ahh! Jangan pikirkan yang lain. Selagi fokus melihat jarum,
kosongkan pikiran.
Da Ran melanjutkan menjahit.
Paginya di sekolah, Da Ran melihat tangannya yang diberi hansaplash!.
Ae Kyung bertanya,”Kau merasa baikan sekarang?Kau terlihat benar-benar lelah.
Da Ran menjawab lesu,”Aku melakukan sesuatu semalam.
Ae Kyung bertanya,”Kau sedang mencoba membuat jelas bahwa kau pengantin baru? Aku akan segera menikah juga.Hari ini aku ada kencan buta. Hari ini aku ada kencan buta dikedai kopi Hotel Hankook.Jam 7 malam.
Ae Kyung melirik ke belakang, Guru Na.
Da Ran tak mengerti.
Guru Na malah berdiri dan pergi.
Ae Kyung bertanya-tanya,”Apa dia dengar, ya?
Da Ran berbisik,”Kurasa Guru Na mendengarnya.
Ae Kyung berkata,”Tidak masalah apakah dia dengar atau tidak.Kami sudah bukan apa-apa lagi. Kau pikir aku akan menunggu pria itu?
Da Ran menjawab,”Jika kau merasa sulit untuk menunggu,
cobalah menjahit.Untuk menyingkirkan pikiran-pikiran tak berguna dan membiarkan pikiranmu jadi kosong.Itulah yang terbaik.
Ma Ri ke rumah Kyung Jono. Ma Ri memperlihatkan foto Prof. Park Min Kyu Yoon Kyung duduk di sofa,sedangkan Ma Ri berjongkok.
Ma Ri bertanya,”Menurutmu dia terlihat sepertimu? Coba lihat.
Yoon Kyung balik tanya,”Aku tidak tahu. Apa tidak seharusnya dia berwajah lebih tampan karena dia appa-ku?
Ma Ri melihat foto itu,”Tapi dia pintar. Menurutmu pria ini bukan appa-mu?
Yoon Kyung melihat foto itu lagi,”Mungkin saja memang dia. Dari lukisan yang dikoleksi omma-ku, beberapa diantaranya adalah miliknya.Meskipun bukan dia,dia mungkin saja tahu siapa appa-ku.
Yoon Kyung melihat-lihat foto-foto itu..lalu ada foto ayah Yoon Jae.
Yoon Kyung berkata,”Ini ayahnya Seo Yoon Jae.
Ma Ri kaget dan melihat foto itu,”Benarkah? Benar-benar appa-nya Dokter Seo?
Yoon Kyung berkata,”Dia mengatakan bahwa mereka saling kenal,
dan kurasa mereka cukup dekat.
Ma Ri bertanya,”Kalau begitu dia mungkin tahu sesuatu tentang ayahmu? Kenapa tidak bertanya padanya?
Yoon Kyung menjawab,”Bertemu dengan orangtuanya Seo Yoon Jae,
bukan sesuatu yang kusuka. Aku tidak merasa enak saat bertemu mereka.
Ma Ri mengambil foto itu,”Aku yakin kau tidak suka bermain jadi putra mereka. Ngomong-ngomong, sebentar lagi ulang tahunmu. Akan bagus sekali kalau kau menemukan appa-mu sebelum itu.
Yoon Kyun berkata,”Iya. Sebentar lagi ulang tahunku. Alasan kenapa aku kembali dari Amerika, juga karena itu.
Ma Ri bertanya,”Supaya kau bisa mengadakan pesta ulang tahun?
Yoon Kyung menjawab,”Jika semuanya berjalan lancar seperti yang kupersiapkan di Amerika...Ayo kita adakan pesta ulang tahun.
Ma Ri bertanya,”Apa yang kaulakukan di Amerika?
Yoon Kyung menjawab,”Persiapan agar aku bisa hidup baik sendirian.
Di restoran paman dan bibi Kyung Joon. Mereka minum segelas besar orange juice untuk berdua.
Bibi Kyung Joon bertanya,”Setelah ulang tahun Kyung Joon yang akan datang, dana perwalian atas namanya akan dibebaskan. Dan semua yang kita kelola untuknya akan berakhir juga, lalu kita harus bagaimana?
Paman Kyung Joon menjawab,”Karena Kyung Joon berbaring seperti itu, aku yakin kita akan terus mengelolanya.Tak ada yang lain selain kita.
Bibi Kyung Joon mengingatkan,”Dokter itu (Yoon Kyung)! Dia mengatakan hal-hal aneh soal mengetahui password dan semacamnya.
Paman Kyung Joon menjawab,”Aku yakin dia hanya sekedar bicara.
Bagaimana bisa dia mengetahuinya? Apa dia Kyung Joon?
Yoon Kyung pergi ke Bank di Amerika untuk menandatangani semua berkas-berkas pengalihan hak wali atas Kyung Joon kepadanya.
Pengacaran berkata,”Tuan Kang Kyung Joon berusia 18 tahun pada 24 Juni. Tuan Seo Yoon Jae akan menjadi wali tunggal atas kekayaannya yang ditinggalkan oleh mendiang Nyonya Kang Hee Soo. Segala prosedur hukum telah diperjelaskan dan dilakukan, setelah memastikan bahwa surat kuasa yangdibuat oleh Tuan Kang sendiri terbukti sah. Tuan Seo telah diizinkan untuk menjadi wali atas rekening tersebut…menggunakan nomor pin yang telah diberikan. Perkiraan jumlah warisannya $4,5 juta. Uang akan dikelola oleh Tuan Seo sebagai wali yang sah. Hingga Tuan Kang meminta yang sebaliknya.
Yoon Kyung menjawab,”Aku yakin Kyung Joon akan mulai mengelola sendiri rekening tersebut. Sangat segera. Terima kasih, pak!.
Yoon Kyung berdiri dan berjabat tangan dengan pengacaranya.
 
Yoon Kyung berjalan keluar dengan senang.
Yoon Kyung berkata,”Karena kulitnya adalah orang dewasa, hal-hal seperti ini mungkin untuk dilakukan.
Malam itu, Yoon Kyung mengajak Da Ran makan malam di restoran Cina.
Yoon Kyung berkata,” Karena kau bahkan tidak bisa ke Cina. Makanlah ini yang banyak.
Da Ran melihat hidangan di atas meja.
Da Ran bertanya,”Apa sesuatu yang baik terjadi?
Yoon Kyung balik bertanya,”Kalau itu baik untukku, apa kau menyukainya juga?
Da Ran menjawab gugup,”Kenapa... kenapa aku menyukaimu?
Yoon Kyung menjawab santai,”Kalau tidak, lupakan saja. Aku bukan membeli ini karena aku menyukaimu. Aku membelikan ini untukmu karena ingin minta tolong.
Da Ran bertanya,”Apa?
Yoon Kyung menunjukkan majalah yang diberi Ma Ri kemarin
Yoon Kyung menjawab,”Pria ini mengenal Seo Yoon Jae. Aku bermaksud pergi dengan Ma Ri, tapi karena sebagai Seo Yoon Jae aku tidak bisa...Aku rasa akan terlihat lebih wajar pergi bersamamu. Kau akan membayar makanannya, kan?
Da Ran menjawab,”Tentu saja. Aku sudah memberitahumu bahwa aku akan membantumu mencari ayahmu.
Da Ran langsung memakan bebek potong diatas meja memakai sumpit. 
Da Ran terlihat senang dan menikmatinya saat memakannya.
Yoon Kyung tak percaya dan bertanya,”Guru Gil...Kau ingin membuat jelas kelihatan bahwa kau tidak pergi ke Cina?Kau harusnya makan bebek Beijing dengan dibungkus.
Da Ran tak mengerti dan hanya melihat Yoon Kyung membungkuskannya bebek Beijing.  
Da Ran tersenyum melihatnya.
Yoon Kyung bahkan sampai menyuapkanya ke mulut Da Ran.
Da Ran yang awalnya diam menatap bungkusan itu, lalu memakannya dengan bingung.
Yoon Kyung bertanya,”Mau lagi?
Da Ran kaget dan gugup,”Aku... aku... pikir yang lainnya lebih enak.
Saking gugupnya, tanpa sadar Da Ran memakan sup pedas yang masih panas.
Da Ran kaget,”Panas sekali. Panas sekali dan pedas. Panas sekali di sini.
Da Ran mengipas-ngipasi dirinya sendiri dengan menggunakan tangannya.
Yoon Kyung terlihat bingung menatapnya.
Apalagi, Da Ran kembali makan sup pedas yang masih panas itu lagi.
Yoon Kyung bertanya,”Kalau kau kepanasan, kenapa makan sup yang panas dan pedas? Kau sedang menyiksa dirimu sendiri?
Yoon Kyung mengambil majalah itu dan mengipasi Da Ran. 
(Di kirinya angin Kyung Joon yang keras..sedangkan sebelah kanannya angin Yoon Jae yang lembut)
Da Ran sampai terhipnotis mengikuti majalah itu dikibaskan. Apalagi saat melihat senyum Yoon Kyung, jadi tambah salah tingkah Da Ran.
Yoon Kyung bertanya,”Apa rasanya dingin?
Yoon Kyung mengibaskan majalah agak keras di kiri Da Ran,”Kang Kyung Joon... angin Kang (angin ribut)!
Yoon Kyung mengibaskan majalah dengan lembut di kanan Da Ran Seo Yoon Jae... angin Seo (angin sepoi-sepoi).
Yoon Kyung berulang kiri-kanan,” Angin Kang! Angin Seo!
Jantung Da Ran berdebar-debar,apalagi saat melihat Yoon Kyung yang tersenyum lebar”
Yoon Kyung melanjutkan,”Datang dan pergi bergantian! Angin Kang, angin Seo.
Da Ran tak tahan,”Hentikan.
Yoon Kyung bertanya,”Katamu kau kepanasan.
Da Ran menjawab,”Aku baik-baik saja.
Yoon Kyung balik tanya,”Benarkah? Giliranku kali ini. 
Yoon Kyung memberikan majalah itu pada Da Ran dan menutup matanya. Yoon Kyung bersiap-siap untuk dikipasi oleh Da Ran.
Yoon Kyung berkata,” Angin Gil, berhembuslah!
Da Ran menutup wajahnya dengan majalah itu,”Aku benar-benar akan jadi gila. Kita hentikan saja makannya dan pergi sekarang.
Da Ran lalu pergi.
Yoon Kyung bertanya,”Kau ingin pergi?Bagaimana dengan bebeknya?
BERSAMBUNG KE PART 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar