SINOPSIS
BIG
EPISODE
11
(Part 2)
Di meja makan, Da Ran duduk
dengan lesu sambilminum sekaleng bir. Yoon Kyung datang dan duduk di depannya.
Yoon Kyung bertanya,”apa yang kaulakukan?
Da Rab menjawab,”aku terus meras bersalah
terhadap Yoon Jae karena dikacaukan olehmu seperti ini.
Yoon Kyung berkata,”Jika sulit untukmu, kita katakan
saja Kang Kyung Joon
yang ada di sini sudah pergi.Dan katakan bahwa
Seo Yoon Jae ada di sini. Ah, karena rasanya sakit saat bertukaran...
Da Ran menatapnya.
Yoon Kyung berpura-pura Yoon Jae sudah
kembali,”Ugh... Sakit...Kang Kyung Joon sudah pergi. Dia datang, dia datang...!
Seo Yoon Jae...Ada di sini. Da Ran...
Sudah lama tidak bertemu.
Da Ran tersenyum sinis,”Apa yang
kaulakukan?
Yoon Kyung menjawab,”Kau jadi semakin
cantik. Aku suka karena kau sangat cantik. Selain ada beberapa garis di
wajahmu, kau masih cantik.
Da Ran tertawa geli,”Kang Kyung Joon. Jangan
lakukan itu.
Yoon Kyung berkata,”Sudah kubilang, aku
Yoon Jae.
Yoon Kyung melanjutkan,”Ah, benar. Tangan
yang hangat adalah ciri khasku, bukan? Da Ran...Apa ini terasa panas?
Da Ran tersenyum dan melepaskan
tangannya,”Kau Yoon Jae katamu? Sudah hentikan...Dan bagaimana dengan melakukan
'ppuing ppuing' lagi?
Yoon Kyung menjawab,”Ah! Ppuing-ppuing...Jadi
yang seperti itu yang kauinginkan? Aku terlalu bermartabat sebagai Yoon Jae, jadi
aku tidak bisa melakukan itu.
Yoon Kyung menambahkan sambil
mempraktekkan,”Ppuing-ppuing...!
Yoon Kyung berkata senang,”Da Ran...Aku
rasa kau suka dengan hal-hal seperti ini.
Da Ran menjawab,”Karena aku menjadi
kekanakan sejak tinggal dengan anak kecil belakangan ini.
Yoon Kyung bertanya,”Kau suka hal-hal
yang kekanakan? Kalau begitu...Berkat kelinci dan beruang teddy di ruang
bermain rumah sakit, ada sebuah lagu yang sampai bosan kudengar, yang ingin
kunyanyikan untukmu.
Yoon Kyung lalu mengambil penggorengan
kosong di samping seperti sedang memainkan gitar.
Da Ran tertawa geli melihatnya.
Yoon Kyung berkata,”Aku sedang
mengencangkan senarnya.
Hei! Ini Pororo!
Aku
paling suka bermain...
Berkumpullah,
teman-temanku
Selalu...
sangat menyenangkan..
Si kecil
iseng, Pororo...
Salju
menyelubungi hutan desa...
Penguin
kecil berjalan keluar...
Selalu
bersenang-senang,
apa yang
akan terjadi hari ini?
Panggil
nama Pororo...
Semuanya
sama-sama!
Pororo...
Porororo...
Porong
Porong Porong Pororo...!
Sekali
lagi!
Porong
Porong Porong Pororo...!
Da Ran tertawa geli menjawab,”Itu karena
kau membuatku tertawa, Kyung Joon.
Yoon Kyung membenarkan,”Seo Yoon Jae yang
membuatmu tertawa. Lalu apa kau melihat Kang Kyung Joon saat tertawa?
Da Ran berhenti tertawa.
Yoon Kyung bertanya,”Melihat bagaimana
kau tertawa pada Kang Kyung Joon...Kurasa kau telah mengumpulkan kekuatanmu
untuk meraih kewarasanmu. Karena aku sudah bernyanyi sebagai Kang
Pororo,sekarang kau bernyanyilah sebagai Gil Petty.
Yoon Kyung memberikan penggorengan itu di
depan wajah Da Ran dan turun dari meja lalu duduk di kursinya kembali.
Sedangkan, Da Ran memegang penggorengan itu lalu dibuat untuk menutupi wajahnya
karena malu.
Yoon Kyung berkat,” Ayo kita dengarkan.
Da Ran bertanya,”Apa maksudmu bernyanyi?
Da Ran sambil menutupi wajahnya dengan
penggorengan itu, berjalan pergi ke kamarnya.
Yoon Kyung protes,”Curang. Aku sudah
repot-repot bernyanyi
sebagai Pororo supaya kita bisa
rukun...Ada apa denganmu? Tinggalkan wajannya di sini!
Da Ran berkata,”Sadarkan dirimu! Apa ini
saatnya tersenyum dan tertawa bersama dia?
Da Ran memukul kepalanya dengan
penggorengan itu lalu tertajuh ke atas tempat tidur.
Da Ran berkata,”Aku bukannya bisa
membakar ini dari hatiku
dengan wajan ini...Aku benar-benar akan
jadi gila!
Da Ran sambil tiduran menutup wajannya
dengan penggorengan itu lagi.
Seo Yoon Jae tidak menghargai dia? Mungkin
aku seharusnya tidak menyanyikan Pororo? Tapi tadi dia bernyanyi bersama-sama
juga.
Da Ran bersemangat,”Kau sudah memutuskan
bahwa kau akan menunggu dia. Memikirkan yang lain sama dengan pengkhianatan. Supaya
aku tidak memikirkan yang lain. Ayo bersihkan pikiran.
Da Ran mencari-cari sesuatu untuk fokus,
dan tidak memikirkan Kyung Joon.
Da Ran bertanya-tanya,”Apa yang bisa
kulakukan untuk membersihkan pikiran? Oh, iya. Ini dia.
Da Ran menemukan jarum dan benang. Da Ran
mulai menjahit selimut dengan tangan.
Da Ran berkata,”Bagus sekali dengan
berkonsentrasi menjahit. Kurasa inilah alasannya wanita jaman
dulu...berkonsentrasi dengan jahitan mereka selagi menunggu suami
mereka kembali.
Zaman Joseon
Da Ran berkata,”Aku sedang di
tengah-tengah penantian akan suamiku. Hingga di hari dia kembali...Melalui
menjahit selama malam-malam panjang ini,
aku harus membersihkan pikiranku.
Ada hembusan angin yang mengenai
lilin…lalu terdengar suara seruling. Da Ran tangannya gemetaran sambil
menjahit. Da Ran menoleh dan melihat di depan pintu ada bayangan seorang
laki-laki (dianggap Kyung Joon) yang sedang memainkan seruling.
Da Ran memalingkan wajahnya,”Apa yang
kaulakukan? Aku tidak boleh memberikan hatiku pada...suara Pororo yang
dimainkan dengan seruling
oleh pria muda rumah sebelah.
Da Ran menatap jarum itu lalu menusuknya
ke kain, tapi mahal tangannya yang terluka.
kosongkan pikiran.
Da Ran melanjutkan menjahit.
Ae Kyung bertanya,”Kau merasa baikan sekarang?Kau
terlihat benar-benar lelah.
Da Ran menjawab lesu,”Aku melakukan
sesuatu semalam.
Ae Kyung bertanya,”Kau sedang mencoba
membuat jelas bahwa kau pengantin baru? Aku akan segera menikah juga.Hari ini
aku ada kencan buta. Hari ini aku ada kencan buta dikedai kopi Hotel
Hankook.Jam 7 malam.
Ae Kyung melirik ke belakang, Guru Na.
Da Ran tak mengerti.
Guru Na malah berdiri dan pergi.
Ae Kyung bertanya-tanya,”Apa dia dengar,
ya?
Da Ran berbisik,”Kurasa Guru Na
mendengarnya.
Ae Kyung berkata,”Tidak masalah apakah
dia dengar atau tidak.Kami sudah bukan apa-apa lagi. Kau pikir aku akan
menunggu pria itu?
Da Ran menjawab,”Jika kau merasa sulit
untuk menunggu,
cobalah menjahit.Untuk menyingkirkan
pikiran-pikiran tak berguna dan membiarkan pikiranmu jadi kosong.Itulah yang
terbaik.
Ma Ri ke rumah Kyung Jono. Ma Ri
memperlihatkan foto Prof. Park Min Kyu Yoon Kyung duduk di sofa,sedangkan Ma Ri
berjongkok.
Ma Ri bertanya,”Menurutmu dia terlihat
sepertimu? Coba lihat.
Yoon Kyung balik tanya,”Aku tidak tahu. Apa
tidak seharusnya dia berwajah lebih tampan karena dia appa-ku?
Ma Ri melihat foto itu,”Tapi dia pintar. Menurutmu
pria ini bukan appa-mu?
Yoon Kyung melihat foto itu lagi,”Mungkin
saja memang dia. Dari lukisan yang dikoleksi omma-ku, beberapa diantaranya adalah
miliknya.Meskipun bukan dia,dia mungkin saja tahu siapa appa-ku.
Yoon Kyung melihat-lihat foto-foto
itu..lalu ada foto ayah Yoon Jae.
Yoon Kyung berkata,”Ini ayahnya Seo Yoon
Jae.
Ma Ri kaget dan melihat foto itu,”Benarkah?
Benar-benar appa-nya Dokter Seo?
Yoon Kyung berkata,”Dia mengatakan bahwa
mereka saling kenal,
dan kurasa mereka cukup dekat.
Ma Ri bertanya,”Kalau begitu dia mungkin
tahu sesuatu tentang ayahmu? Kenapa tidak bertanya padanya?
Yoon Kyung menjawab,”Bertemu dengan
orangtuanya Seo Yoon Jae,
bukan sesuatu yang kusuka. Aku tidak
merasa enak saat bertemu mereka.
Ma Ri mengambil foto itu,”Aku yakin kau
tidak suka bermain jadi putra mereka. Ngomong-ngomong, sebentar lagi ulang
tahunmu. Akan bagus sekali kalau kau menemukan appa-mu sebelum itu.
Yoon Kyun berkata,”Iya. Sebentar lagi
ulang tahunku. Alasan kenapa aku kembali dari Amerika, juga karena itu.
Yoon Kyung menjawab,”Jika semuanya
berjalan lancar seperti yang kupersiapkan di Amerika...Ayo kita adakan pesta
ulang tahun.
Ma Ri bertanya,”Apa yang kaulakukan di
Amerika?
Yoon Kyung menjawab,”Persiapan agar aku
bisa hidup baik sendirian.
Bibi Kyung Joon bertanya,”Setelah ulang
tahun Kyung Joon yang akan datang, dana perwalian atas namanya akan dibebaskan.
Dan semua yang kita kelola untuknya akan berakhir juga, lalu kita harus
bagaimana?
Paman Kyung Joon menjawab,”Karena Kyung
Joon berbaring seperti itu, aku yakin kita akan terus mengelolanya.Tak ada yang
lain selain kita.
Bibi Kyung Joon mengingatkan,”Dokter itu
(Yoon Kyung)! Dia mengatakan hal-hal aneh soal mengetahui password dan
semacamnya.
Paman Kyung Joon menjawab,”Aku yakin dia
hanya sekedar bicara.
Bagaimana bisa dia mengetahuinya? Apa dia
Kyung Joon?
Yoon Kyung pergi ke Bank di Amerika untuk
menandatangani semua berkas-berkas pengalihan hak wali atas Kyung Joon
kepadanya.
Pengacaran berkata,”Tuan Kang Kyung Joon
berusia 18 tahun pada 24 Juni. Tuan Seo Yoon Jae akan menjadi wali tunggal atas
kekayaannya yang ditinggalkan oleh mendiang Nyonya Kang Hee Soo. Segala
prosedur hukum telah diperjelaskan dan dilakukan, setelah memastikan bahwa
surat kuasa yangdibuat oleh Tuan Kang sendiri terbukti sah. Tuan Seo telah
diizinkan untuk menjadi wali atas rekening tersebut…menggunakan nomor pin yang
telah diberikan. Perkiraan jumlah warisannya $4,5 juta. Uang akan dikelola oleh
Tuan Seo sebagai wali yang sah. Hingga Tuan Kang meminta yang sebaliknya.
Yoon Kyung menjawab,”Aku yakin Kyung Joon
akan mulai mengelola sendiri rekening tersebut. Sangat segera. Terima kasih,
pak!.
Yoon Kyung berdiri dan berjabat tangan
dengan pengacaranya.
Yoon Kyung berkata,”Karena kulitnya
adalah orang dewasa, hal-hal seperti ini mungkin untuk dilakukan.
Yoon Kyung berkata,” Karena kau bahkan
tidak bisa ke Cina. Makanlah ini yang banyak.
Da Ran melihat hidangan di atas meja.
Da Ran bertanya,”Apa sesuatu yang baik
terjadi?
Yoon Kyung balik bertanya,”Kalau itu baik
untukku, apa kau menyukainya juga?
Da Ran menjawab gugup,”Kenapa... kenapa
aku menyukaimu?
Yoon Kyung menjawab santai,”Kalau tidak,
lupakan saja. Aku bukan membeli ini karena aku menyukaimu. Aku membelikan ini
untukmu karena ingin minta tolong.
Da Ran bertanya,”Apa?
Yoon Kyung menjawab,”Pria ini mengenal
Seo Yoon Jae. Aku bermaksud pergi dengan Ma Ri, tapi karena sebagai Seo Yoon
Jae aku tidak bisa...Aku rasa akan terlihat lebih wajar pergi bersamamu. Kau
akan membayar makanannya, kan?
Da Ran menjawab,”Tentu saja. Aku sudah
memberitahumu bahwa aku akan membantumu mencari ayahmu.
Da Ran langsung memakan bebek potong
diatas meja memakai sumpit.
Da Ran terlihat senang dan menikmatinya saat memakannya.
Yoon Kyung tak percaya dan bertanya,”Guru Gil...Kau ingin membuat jelas kelihatan bahwa kau tidak pergi ke Cina?Kau harusnya makan bebek Beijing dengan dibungkus.
Da Ran terlihat senang dan menikmatinya saat memakannya.
Yoon Kyung tak percaya dan bertanya,”Guru Gil...Kau ingin membuat jelas kelihatan bahwa kau tidak pergi ke Cina?Kau harusnya makan bebek Beijing dengan dibungkus.
Da Ran tak mengerti dan hanya melihat
Yoon Kyung membungkuskannya bebek Beijing.
Yoon Kyung bahkan sampai menyuapkanya ke mulut Da Ran.
Da Ran yang awalnya diam menatap
bungkusan itu, lalu memakannya dengan bingung.
Yoon Kyung bertanya,”Mau lagi?
Da Ran kaget dan gugup,”Aku... aku...
pikir yang lainnya lebih enak.
Da Ran kaget,”Panas sekali. Panas sekali
dan pedas. Panas sekali di sini.
Da Ran mengipas-ngipasi dirinya sendiri
dengan menggunakan tangannya.
Yoon Kyung terlihat bingung menatapnya.
Apalagi, Da Ran kembali makan sup pedas yang masih panas itu lagi.
Apalagi, Da Ran kembali makan sup pedas yang masih panas itu lagi.
Yoon Kyung bertanya,”Kalau kau kepanasan,
kenapa makan sup yang panas dan pedas? Kau sedang menyiksa dirimu sendiri?
Yoon Kyung mengambil majalah itu dan
mengipasi Da Ran.
(Di kirinya angin Kyung Joon yang keras..sedangkan sebelah kanannya angin Yoon Jae yang lembut)
Da Ran sampai terhipnotis mengikuti majalah itu dikibaskan. Apalagi saat melihat senyum Yoon Kyung, jadi tambah salah tingkah Da Ran.
(Di kirinya angin Kyung Joon yang keras..sedangkan sebelah kanannya angin Yoon Jae yang lembut)
Da Ran sampai terhipnotis mengikuti majalah itu dikibaskan. Apalagi saat melihat senyum Yoon Kyung, jadi tambah salah tingkah Da Ran.
Yoon Kyung bertanya,”Apa rasanya dingin?
Yoon Kyung mengibaskan majalah agak keras
di kiri Da Ran,”Kang Kyung Joon... angin Kang (angin ribut)!
Yoon Kyung mengibaskan majalah dengan
lembut di kanan Da Ran Seo Yoon Jae... angin Seo (angin sepoi-sepoi).
Yoon Kyung berulang kiri-kanan,” Angin
Kang! Angin Seo!
Jantung Da Ran berdebar-debar,apalagi
saat melihat Yoon Kyung yang tersenyum lebar”
Da Ran tak tahan,”Hentikan.
Yoon Kyung bertanya,”Katamu kau
kepanasan.
Da Ran menjawab,”Aku baik-baik saja.
Yoon Kyung balik tanya,”Benarkah? Giliranku
kali ini.
Yoon Kyung memberikan majalah itu pada Da
Ran dan menutup matanya. Yoon Kyung bersiap-siap untuk dikipasi oleh Da Ran.
Yoon Kyung berkata,” Angin Gil,
berhembuslah!
Da Ran menutup wajahnya dengan majalah itu,”Aku benar-benar akan jadi gila. Kita hentikan saja makannya dan pergi sekarang.
Da Ran menutup wajahnya dengan majalah itu,”Aku benar-benar akan jadi gila. Kita hentikan saja makannya dan pergi sekarang.
Da Ran lalu pergi.
Yoon Kyung bertanya,”Kau ingin
pergi?Bagaimana dengan bebeknya?
BERSAMBUNG
KE PART 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar