Sabtu, 09 Maret 2013

SINOPSIS BIG EPISODE 3 (Part 4)


SINOPSIS
BIG
EPISODE 3
(Part 4)

Yoon Kyung pulang ke rumahnya. Dia membuang sandalnya dan membanting sweternya karena kesal. Lalu dia membuka kulkas dan melihat tas berisi kotak makanan yang dibuat oleh Da Ran. Dia tambah tidak enak hati.Yoon Kyung lalu memakannya dengan rasa menyesal, bahkan sampai tersedak. Dia lalu menoleh dan melihat pesan Da Ran.
Pesan Da Ran :  
Makan yang pelan. 
Makan terlalu cepat, tersedak bisa mati!
Da Ran duduk di ruang guru dan sedang memikirkan sesuatu. Ae Kyung penasaran dengan koper itu.
Ae Kyung bertanya,”apa itu?
Da Ran menjawab,”ee.. koper Yoon Jae!
Ae Kyung berkata,”wah, sepertinya cukup berat!
Ae Kyung melihat guru Na masuk.
Ae Kyung bertanya padanya,”guru Na, rumah sakit tempat siswa itu dirawat, rumah sakit Korea Pasteur bukan?
Guru Na menjawab,”iya!
Ae Kyung bertanya lagi,”karena searah, bisakah kau memberi tumpangan Da Ran juga?
Guru Na balik tanya,”kau mau aku memberi tumpangan guru Gil Da Ran juga?
Da Ran menolak,”aku baik-baik saja!
Ae Kyung berkata,”lagipula searah.
Ae Kyung bertanya pada Guru Na lagi,”kau bisa memberinya tumpangan, kan?
Guru Na menjawab senang,”tentu. Aku ambil mobilnya, jadi tunggu aku di pintu depan saja.
Guru Na lalu pergi. Ae Kyung tersenyum senang.
Da Ran bertanya,”ada apa dengan guru Na?
Ae Kyung menjawab,”aku menceritakannya kepada rekan kerjaku, ternyata itu adalah teman baik dia. Kau tidak senang, ya?
Da Ran tersenyum
Di dalam mobil, Guru Na tegang. Dia merasa mobilnya berbau. Ternyata bau itu dari alas duduk di kursi sampingnya. Guru Na lalu membawa alas itu keluar untuk membersihkan debunya. Lalu dia menaruhnya kembali dan menyemprot pewangi mobil. Melihat kertas di kaca mobilnya, dia buru-buru membersihkannya. 
Da Ran berjalan lesu membawa koper Yoon Jae. Lalu dia melihat Yoon Kyung berjongkok dan bicara sendiri dengan memainkan gagang pohon di jalan.
Yoon Kyung berkata sendiri,”setelah dipikir-pikir lagi, sepertinya aku yang salah. Caraku berbicara terlalu berterus terang. Aku terlalu terburu nafsu barusan, jadi keceplosan. Pukulanmu terlalu sakit… itu juga tidak benar.
Da Ran mendengarnya dan mendesah melihatnya.
Yoon Kyung menambahkan,”I’m sorry. I’m really sorry!
Yoon Kyung menoleh dan berdiri terkejut melihat Da Ran berdiri tidak jauh darinya.
Da Ran mendesah dan berkata,”huh! Ayo, kita harus pergi ke rumah sakit! Pergi ke rumah Yoon Jae mengembalikan ini.
Da Ran akan melangkah pergi dan buru-buru Yoon Kyung membawakan tas itu.
Yoon Kyung berkata,”biar kubawakan, guru!
Da Ran tersenyum sekilas
Yoon Kyung bertanya,”Kau sudah selesai bekerja?
Da Ran menjawab,”sudah ku bilang aku pulang cepat hari ini.
Yoon Kyung bertanya,”wakil kepala sekolah mencari-cari kesalahanmu lagi. Apa yang harus kita lakukan? Bagaimana kalau kau dipecat?
Da Ran menyindir,”seperti kata orang, aku akan segera menjadi istri seorang dokter, kenapa aku khawatir?
Yoon Kyung bertanya,”seorang guru tidak boleh marah karena perkataan anak kecil, kan? Kalau kau mencontoh seorang anak, maka kau bukanlah seorang guru. Hanya seorang anak kecil, kan?
Da Ran balik tanya,”jika situasiya tidak menguntungkan bagimu kau adalah anak kecil? Tapi jika situasinya menguntungkan bagimu kau adalah orang dewasa.
Yoon Kyung menjawab,”karena itulah aku seorang anak kecil. Jika aku konsisten makan aku bukan anak kecil, tapi orang dewasa.
Da Ran berkata,”kau pintar sekali! Kau benar-benar tahu bagaimana berbicara.
Yoon Kyung tersenyum lebar dan berkata,”saat aku dewasa, aku ingin menjadi tipe orang yang disukai Guru Gil Da Ran.
Da Ran tertawa mendengar kata-katanya. Da Ran berjalan dan diikuti Yoon Kyung yang tersenyum dan merayu. (Hahahhaaa..)
Yoon Kyung berkata,”teacher Gil, kotak makan siangnya lezat sekali. Aku menghabiskan semuanya. Kimchinya pedas sekali, tapi aku juga menghabiskannya semua. Techer Gil benar-benar benar-benar mengagumkan! Kau bisa melakukan segalanya, kau juga pandai memasak.
Da Ran tak berhenti-hentinya tersenyum mendengar rayuan Yoon Kyung.
Guru Na selesai membersihkannya. Lalu ada sms masuk ternyata dari Da Ran.
Sms Da Ran : aku takut akan mengganggumu, jadi aku pergi duluan. Terima kasih!
Guru Na lemas membacanya.
Yoon Kyung ada di rumah sakit untuk mengajukan surat cuti ditemani Da Ran. Dia memberikan hasil pemeriksaannya pada petugas.
Yoon Kyung berkata,”efek dari kecelakaan mobil sangat serius. Aku perlu beristirahat untuk sementara waktu.
Da Ran mengangguk-anggukan kepala.
Yoon Kyung berkata sambil menatap Da Ran sekilas,”aku juga akan segera menikah. Jadi, aku ingin mengambil cuti menikah bersamaan dengan ini.
Petugas balik tanya,”lalu bagaimana dengan acara amal anak-anak itu?
Yoon Kyung dan Da Ran bingung. Mereka lalu menoleh dan memiringkan kepala meelihat selebaran yang ditempel di dinding. Foto Yoon Jae menggendong anak penderita kanker.
Yoon Kyung ingat,”ah, aku masih harus melakukan acara itu.
Petugas bertanya lagi,”kalau begitu Anda akan datang, kan?
Yoon Kyung menjawab kikuk,”iya, aku akan kembali untuk itu.
Yoon Kyung dan Da Ran saling tatap.
Yoon Kyung dan Da Ran berjalan lesu.
Yoon Kyung bertanya,”amal apa?
Da Ran menjawab,”aku tahu Yoon Jae menolong anak yang suka sakit. Tapi aku sama sekali tidak tahu soal acara itu.
Yoon Kyung bertanya,”sebenarnya apa yang kau tahu soal dia? Kau pikir ini lebih menyenangkan untuk mencari tahu mengenai seseorang secara perlahan-lahan dan bertahap, bukan?
Da Ran mendesah dan berharap,”huhhh! Dia akan kembali sebelum itu.
Yoon Kyung juga berharap,”ku harap juga begitu. Aku harus segera ikut ujian akhir.
Mereka bertemu teman dokter Yoon Jae, Se Young dan Woo Jin.
Woo Jin memanggil,”Seo Yoon Jae.
Da Ran dan Yoon Kyung terkejut. Se Young tersenyum melihat Yoon Kyung.
Woo Jin  bertanya,”aku dengar dari Kepala Departemen, kau mengambil cuti? Kau benar-benar merasa tidak sehat?
Yoon Kyung menjawab,”aku hanya perlu istirahat sementara waktu.
Se Young menambahkan,” Yoon Jae, kau baik-baik saja, Kan?
Yoon Kyung terdiam.
Da Ran yang menjawab,”nona Se Young, kau pasti sudah lelah karena dia kemaren, bukan? Jika dia benar-benar mabuk seharusnya menghubungiku saja.
Yoon Kyung hanya menatap Da Ran.
Se Young salah tingkah dan berkata,”iya, kau benar!
Woo Jin balik tanya,”kalian berdua minum-minum kemaren? Ajak aku juga!
Se Young merasa tak enak.
Woo Jin bertanya,”bagaimana kalau hari ini?
Da Ran menolak,”kita pergi lain kali saja.
Yoon Kyung lagi-lagi diam dan menatap Da Ran.
Woo Jin bertanya,”kalian berdua bertemu saat pernikahanku, kan? Harusnya kau mentraktirku sebelum kau menikah.
Woo Jin berjalan mendekati Yoon Kyung yang terdiam.
Woo Jin memeluk lengan Yoon Kyung  dan bertanya,”mau pergi ke mana kita? Mau pergi ke mana kita?
Da Ran tidak enak.
Mereka akhirnya ke sebuah restoran.
Da Ran bertanya,”Min Ji baik-baik saja, kan? Anaknya akan segera lahir kan,?
Woo Jin, yang tak lain suami Min Ji menjawab,”iya, dia sudah hamil saat pesta pernikahan itu. Dia hampir mati ketakutan karena kau, kecelakaan besar hampir terjadi.
Da Ran malu,”maafkan aku.
Se Young minum dan bertanya,”sekarang coba katakan, kalian berdua bertemu karena kecelakaan itu, kan? Kau terluka gara-gara Min Ji.
Da Ran merasa tak enak. Yoon Kyung cuma diam saja.
Woo Jin menambahkan,”benar, kami memanggil ambulan saat pesta pernikahan.
Se Young tersenyum dan bertanya lagi,”lalu, kesan pertama Yoon Jae atas Nona Da Ran, adalah saat dia jatuh dari anak tangga. Jadi, itu jelas bukanlah cinta pada pandangan pertama untuk kalian berdua.
Da Ran menunduk malu,”kau benar.
Yoon Kyung melihat Da Ran menunduk malu
Yoon Kyung berkata,”tidak, itu adalah cinta pada pandangan pertama.
Senyum Se Young menghilang.
Da Ran menoleh dan menatap Yoon Kyung.
Yoon Kyung melanjutkan,”Da Ran kami tampak begitu manis saat dia pingsan. Dia juga terlihat begitu menawan. Aku benar-benar jatuh cinta dengannya saat pandangan pertama.
Woo Jin yang mendengarnya lalu memukul Yoon Kyung,”bukan itu. Aku tahu segalanya. Bukankah kau berbohong pada nona Da Ran selama ini?
Da Ran terkejut dan bertanya,”bohong padaku?
Se Young penasaran,”bohong apa?
Yoon Kyung menatap tajam pada Se Young.
Woo Jin menjelaskan,”saat Yoon Jae pertama kalinya melihatmu bukanlah saat kau terjatuh dari anak tangga.
Da Ran menatapnya.
Woo Jin melanjutkan,”dia bilang kalau pertama kalinya dia melihtamu… adalah saat kau lari ke arah Yoon Jae, saat membawa buket.

Flash back
Saat Da Ran masuk ke dalam life, dia hampir menabrak Yoon Jae. Da Ran lalu mengangkat tangannya yang memegang buket.
Da Ran meminta tolong sama orang di sebelahnya,”bisakah kau membantuku menekankan tombol lantai 4?
Da Ran lalu menurunkan kaosnya yang tak sengaja terangkat. Melihat Da Ran yang capek, Yoon Jae mengangkat tangannya dan ikut menyangga buket itu.
Di lantai dasar, Yoon Jae sedang mengobrol dengan Woo Jin, si pengantin pria sekaligus teman dokternya.
Woo Jin berkata,”teman istriku juga seorang guru. Ingin aku memperkenalkannya padamu?
Yoon Jae diam.
Woo Jin menambahkan,”guru juga cukup baik.
Lalu ada seseorang yang memanggil Wo Jin,”hey!
Woo Jin menyapanya,”oh, kau datang!
Mereka berdua pergi dan meninggalkan Yoon Jae sendirian.
Yoon Jae lalu melihat Da Ran memukul-mukulkan dahinya ke tembok berkali-kali. Yoon Jae sangat khawatir melihatnya.
Da Ran mengomel,”ah, memalukan sekali!
Yoon Jae mencoba memukul tembok dan dia kesakitan. 
 Yoon Jae lalu mengikuti Da Ran yang berlari ke meja pihak pengantin wanita dan mengisi uang di dalamnya. Yoon Jae tersenyum melihatnya. Yoon Jae lalu melihat Da Ran menuliskan nama di amplop itu dan mencoba melihat nama yang ditulis Da Ran.
Da Ran berkata pada petugasnya,”tolong beri aku kupon makan!
Ternyata Yoon Jae ikut makan satu meja dengan Da Ran. Bahkan disampingnya, tapi Da Ran tak memperhatikannya. Dia asyik makan sambiul menunduk dan mengomel.
Da Ran mengomel,”aku memberi 30 ribu won, tapi mereka tidak menghidangkan sup iga. Hambar sekali.
Yoon Jae menambahkan sesuatu di makanannya, sambil curi-curi pandang ke arah Da Ran. Yoon Jae memandangnya dan mendengar kalau rasanya hambar, Yoon Jae menggeser garam ke arah Da Ran, dan langsung disaut saja oleh Da Ran tanpa memperhatikan siapa yang memberikannya. Da Ran langsung memasukkannya ke dalam mangkok supnya. (Hahahaaa…)
Da Ran sambil makan berkata,”aku harus lulus ujian guru kali ini, kemudian bekerja di sebuah sekolah unggulan. Tunjukkan pada mereka biar semuanya terdiam.
Yoon Jae terdiam dan hanya memandangnya. Dia bahkan tersenyum mendengarnya.
Da Ran berkata,”lumayan enak!
Yoon Jae lebih tertawa lebar mendengarnya.
Flash back end
Da Ran terkejut mendengarnya.
Da Ran bertanya,” Yoon Jae mengikutiku terus di pesta pernikahan hari itu?
Woo Jin menjawab,”tentu saja! Benar, kan?
Yoon Kyung terdiam. Se Young menatap aneh melihat sikap Yoon Kyung.
Woo Jin melanjutkan,”selanjutnya, dia ingin dikenalkan dengan salah seorang teman pengantin wanita.

Flask back
Woo Jin bertanya,”siapa diantara teman-teman pengantin wanita?
Yoon Jae menjawab,”Gil Da Ran, teman yang membawa buket.
Woo Jin tertawa dan bertanya,”kenapa?
Joon Jae menjawab,”aku terus melihatnya, dia cantik.
Flash back end
Da Ran senyumnya semakin lebar.
Woo Jin melanjutkan,”karena itulah aku bilang kalau pertemuan kalian di tangga bukanlah yang pertama kalinya. Dia melihatmu dan naksir padamu sebelumnya.
Da Ran memegang pipinya saking malunya,”jadi begitu ya?!
Woo Jin tertawa melihat tingkah Da Ran.
Se Young tak suka mendengarnya.
Yoon Kyung hanya menatap Da Ran.
Woo Jin bertanya,”kau masih berpikir Da Ran sebegitu manisnya? Semuanya tertulis di wajahmu, lihat! Sepertinya waktu yang tepat, bersulang!
Yoon Kyung menatap Da Ran yang masih senyum tersipu-sipu.
Woo Jin mengajak bersulang,”bersulang! Bersulang! Mau minum?
Da Ran ikut bersulang bersama yang lain, kecuali Yoon Kyung yang menatap Da Ran.
Saat makan malam, Choong Shik hanya minum air putih saja sambil membawa ponselnya ke mana-mana. Ayah dan ibu makan malam cuma berdua.
Ibu bertanya,”Choong Shik, kau benar-benar tidak mau makan malam? Enak sekali lho!
Choong Shik menjawab,”aku mungkin makan pizza nanti. Jadi, nanti saja!
Ayah bertanya,”apa maksudmu “mungkin makan”?
Choong Shik menjawab,”harus tunggu telepon dulu, baru bisa tahu.
Choong Shik menatap ponselnya dan penasaran,”kenapa masih belum telepon juga? Seharusnya sudah telepon.
Lalu ponselnya bunyi, Choong Shik kegirangan sekali,”Yesss!
Choong Shik berlari ke ruangan lain.
Ibu berkata pada ayah,”sepertinya bakal makan pizza. Kalau begitu kau boleh makan ikan jatah si Choong Shik!
Choong Shik sangat tegang menerima telp itu.
Choong Shik mengangkatnya,”ha..halo?
Suara Ma Ri : Halo?
Choong Shik bersikap cool di telp, padahal dia kegiarangan sekali
Choong Shik menjawab,” rupanya kau. Sudah kuduga kau bakal telepon. Mengganti uang tasmu? Baiklah! Sesuai dengan perjanjian, aku yang traktir pizzanya.
Choong Shik tertawa kegiarangan.
Choong Shik bertemu Ma Ri di restorant pizza. Mereka duduk berhadapan.
Ma Ri tersenyum dan berkata,”jika kau mau ganti rugi tas dengan pizza, harus kau traktir 300 kali baru cukup. Permisi!
Ma Ri mengangkat tangan mau pesan pizza, tapi buru-buru Choong Shik menahan tangannya.
Choong Shik berlutut,”ayahku adalah seorang pembuat pangsit. Ibuku hanyalah seorang ibu rumah tangga. Aku hanyalah seorang siswa biasa. Jika kau bisa memaafkanku kali ini… kedepannya secara perlahan-lahan akan kuganti satu persatu dengan pizza.
Ma Ri yang awalnya cuek, merasa kasihan dan menghempaskan tangan Choong Sik agar tak memegang tangannya lagi.
Ma Ri berkata,”baiklah! Akan kupotong satu pizza perkali, tergantung dengan kelakuanmu.
Choong Shik senang,”hal apa saja yang ingin kau lakukan, bilang saja padaku, noona.
Ma Ri bertanya,”di sekolah kalian ada yang bernama Kang Kyung Joon, bukan?
Choong Shik balik tanya,”Kang Kyung Joon?
Ma Ri menganggukkan kepala.
Choong Shik lalu berdiri dan kembali duduk ke kursinya.
Choong Shik menambahkan,”yang datang dari Amerika itu?
Ma Ri tersenyum,”kau kenal dia? Ku kurangi satu porsi.
Choong Shik tersenyum lebar.
Ma Ri balik tanya,”kau dan Kyung Joon dekat?
Choong Shik menjawab,”tidak!
Ma Ri berkata,”betul juga. Dia bukanlah tipe orang yang bisa dekat dengan siapa saja. Sepertinya ada sedikit mengucilkan diri.
Choong Shik diam.
Ma Ri berteriak,”Moodnya lagi jelek?
Choong Shik menjawab,”tidak, aku juga tahu itu.
Ma Ri tersenyum,”kupotong satu porsi. Kalau begitu, coba cari tahu siapa yang dekat dengan Kyung Joon, dan lapor padaku setelahnya.
Choong Shik bertanya,”kenapa?
Ma Ri kesal,”sstttttt!
Choong Shik terdiam.
Ma Ri berkata,”Aku mau tahu semua perihal yang berhubungan dengan Kyung Joon. Karena itu, aku butuh tahu dengan siapa dia berhubungan.
Choong Shik berkata,”Kang Kyung Joon tidak bisa berhubungan dengan siapapun juga sekarang ini.
Ma Ri marah,”kenapa?
Choong Shik menjelaskan,”Kyung Joon mengalami kecelakaan lalu lintas dan sekarang sedang terbaring di rumah sakit.
Ma Ri terdiam dan menatapnya.
Di sepanjang jalan, Da Ran yang sedang mabuk bernyanyi riang.
Yoon Kyung hanya berjalan diam dan menatapnya disampingnya.
Da Ran bernyanyi : Aku sangat cantik, sangat seksi
Kecantikanku adalah merupakan senjataku
I’m a beatiful girl.
Yoon Kyung  malu melihat tingkah Da Ran.
Yoon Kyung menyindir,”Guru, sekarang ini kau benar-benar memalukan. Di depan murid-murid mabuk seperti begitu?
Da Ran menjawab,”seperti ini mana mabuk? Hanya saja aku sedang senang. Aku hanya meminum 3 gelas wine.
Yoon Kyung tak percaya,”dengan ukuran gelas seperti ini, 3 gelas itu sama dengan satu botol. Betul juga, bagaimana mungkin kau bisa mabuk? Kau mabuk pasti dikarenakan ada yang bilang kau cantik.
Da Ran tersenyum senang,”oh ya? Saat Yoon Jae melihatku untuk pertama kalinya, dikarenakan aku sangat cantik, dia langsung jatuh cinta pada pandangan pertama.
Yoon Kyung berkata,”pria ini terlalu dangkal. Seharusnya yang dinilai itu adalah hati, baru bisa bertahan lama. Jika hanya mementingkan penampilan, tidak akan tahan lama. Tipe orang seperti begini mana mungkin menikah? Orang-orang dewasa benar-benar…
Yoon Kyung berhenti bicara karena karena Da Ran tidak ada di sampingnya. Saat dia menoleh, Da Ran sedang duduk di kursi.
Da Ran memukul kursi disampingnya agar Yoon Kyung duduk di sana.
Yoon Kyung bertanya,”kenapa lagi? Ini orang! Mabuk itu benar-benar merana bukan? Kaki menjadi lemas, bola mata membesar, umur sudah tua…
Yoon Kyung duduk dan tangannya langsung dipegang Da Ran.
Da Ran memotong dan berkata,”tunggu! Saat duduk di sini, tutup mulutmu dan tataplah aku dengan hening.
Yoon Kyung  tak mengerti,”apa?
Da Ran bertanya,”bisa duduk dengan tenang di sini sebentar tidak?
Yoon Kyung diam dan menatapnya. Sedangkan Da Ran menatapnya dengan tersenyum lebar
Da Ran bertanya,” Yoon Jae, benarkah aku secantik itu? Kenapa tidak dari dulu kau beritahu aku? Dengan begitukan kita bisa menjadi lebih mesra.
Yoon Kyung yang awalnya hanya menatap, membuka lebar mulutnya mendengar kata “lebih mesra”.
Da Ran menyentuh kedua pipi Yoon Kyung, sedangkan Yoon Kyung tegang disentuh oleh Da Ran. Ditambah  melihat senyum Da Ran.
Da Ran melanjutkan,”seperti ini. Aku benar-benar amat sangat menyukaimu. Dari awal, aku sudah merasa aku itu benar-benar cantik.
Yoon Kyung risih dan menggerakkan kepalanya agar terlepas tangan Da Ran dari pipinya.
Yoon Kyung berkata,”hey, jangan salah! Aku ini Kang Kyung Joon.
Da Ran ingat dan menunduk sedih,”betul, kau adalah Kyung Joon.
Yoon Kyung tak tega melihat Da Ran yang seperti itu.
Malam itu juga, Ma Ri dan Choong Shik menuju ke rumah sakit dimana Kyung Jae yang sedang koma di rawat. Ma Ri sangat syock melihatnya.
Ma Ri berkaca-kaca mendekati Kyung Jae.
Ma Ri mencoba menggoyangkan tubuh Kyung Jae,”Kyung Joon… Kyung Joon… Kyung Joon…
Ma Ri bahkan menyentuh pipi dan memukul keras pipi Kyung Jae.
Choong Shik menoleh siapa tahu ada yang melihat Ma Ri memukul pipi Kyung Jae.
Ma Ri mendekatkan wajah dan mengguncang tubuh Kyung Jae,”Kang Kyung Joon..Kyung Joon..Kyung Joon. Kang Kyung Joon..
Ma Ri tidak bisa membendung air matanya yang mengalir jatuh ke pipinya.
Se Young berdiri dan menatap fotonya bersama Yoon Jae.
Wo Jin akan pulang dan melihatnya
Wo Jin bertanya,”kenapa masih disini?
Se Young balik tanya,”kau tidak merasa tingkah laku Yoon Jae agak aneh akhir-akhir ini?
Wo Jin balik tanya lagi,”Seo Yoon Jae bisa ambil cuti? Mungkin pemikirannya berubah setelah kecelakaan itu. Aku pergi dulu.
Wo Jin pergi dan meninggalkan Se Young yang masih menatap foto itu.
Se Young menduga,”iya! Sepertinya itu bukan Yoon Jae, tapi orang lain.
Yoon Kyung bertanya,”bagaimana caramu menahan diri dulu saat kau ingin bermesraan dengan Yoon Jae?
Da Ran menjawab,”terpaksa harus kutahan. Tapi berhubung sekarang aku sudah tahu pemikiran Yoon Jae, akan aku manjakan dia nanti begitu dia pulang.
Yoon Kyung kesal dan mengingatkan,”Guru Gil, jangan terlalu over. Terlalu berlebihan. Menurutku teman dokter itu ingin kau minum lebih banyak. Itulah sebab dibalik ucapannya itu.
Da Ran kesal dan menatap tajam,”aisssshhh!
Yoon Kyung melanjutkan,”bukankah begitu? Bagaimana mungkin seorang pria tidak membiarkan cinta pandangan pertamanya menikmati otot perut coklatnya?
Da Ran kesal,”tahu apa kau, anak kecil!
Yoon Kyung berkata,”dewasa dan anak-anak sama saja. Cinta seorang laki-laki itu tidak ada bedanya dengan perkembangan. Jika hubunganya tidak berkembang, cintanya juga tidak akan berkembang. Sudah tahu? All stop!
Da Ran tambah kesal,”walaupun agak pelan, tapi tidak berhenti.
Yoon Kyung bertanya,”oh ya? Sudah sejauh mana perkembangan hubungan kalian berdua?
Da Ran menjawab,”anak kecil gak usah tahu!
Yoon Kyung tertawa mengejek,”sepertinya hubunganmu itu tidak ada yang patut dirahasiakan dari seorang anak kecil.
Tiba-tiba Yoon Kyung memegang tangan Da Ran.
Da Ran bertanya,”sedang apa kau?
Yoon Kyung bertanya,”oohh.. berpegangan tangan juga boleh. Jadi hubungannya sudah sejauh saling berpegangan tangan?
Da Ran menjawab,”tentu saja.
Yoon Kyung lalu memeluk erat bahu Da Ran.
Da Ran bertanya,”sedang apa kau?
Yoon Kyung menjawab,”oohh, ini juga sesekali pernah kau lakukan?
Da Ran tersenyum dan bertanya,”kita adalah sepasang kekasih. Kau lagi bercanda, ya? Kau kira kami itu anak kecil sepertimu?
Yoon Kyung tiba-tiba mendekatkan wajahya pada Da Ran dan Da Ran gugup.
Yoon Kyung balik tanya,”lho, mendadak jadi gugup?
Da Ran mengerjap-kerjapkan matanya.
Yoon Kyung menggodanya,”berhenti disini? Jadi, masih belum selevel anak kecil, sepertiku? Jadi, cuma segitu levelnya Gil Da Ran? Kalian berdua belum sampai ke sana, kan?
Da Ran menjawab,”tentu saja sudah.
Yoon Kyung mendekat, seperti ingin… bahkan hampir mencium Da Ran. Da Ran cuma menatapnya. Yoon Kyung malah mengerjap-kerjapkan matanya bingung.
BERSAMBUNG KE EPISODE 4

[1]  [2]  [3]  [4]  [5]  [6]  [7]  [8]  [9]  [10]  [11]  [12]  [13]  [14]  [15]  [16]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar