Minggu, 10 Maret 2013

SINOPSIS BIG EPISODE 11 (Part 4)


SINOPSIS
BIG
EPISODE 11
(Part 4)
Da Ran menemui Se Young di kantin rumah sakit.
Da Ran bertanya,”Di hari pertama aku bertemu Yoon Jae, alasan Yoon Jae bergegas keluar dari sana, aku diberitahu bahwa itu bukan karena kau.
Se Young balik tanya,”Pada saat sekarang ini, kenapa mengungkit itu?
Da Ran menjawab,”Itu sangat penting buatku.
Se Young berkata,”Aku rasa itu mungkin saja. Aku berpikir karena akulah kenapa Yoon Jae terlihat disibukkan sebelum pernikahan. Tapi aku pikir ada masalah lain yang membuat Yoon Jae disibukkan.
Da Ran rtanya,”Apa itu?
Se Young menjawab,”Itu adalah sesuatu yang kuputuskan untuk tidak ikut campur. Bagaimanapun, hati Yoon Jae kala itu, akan kuakui...bahwa dia tidak tergoyahkan olehku.
Da Ran bertanya,”Lalu...Kenapa Yoon Jae memiliki kunci rumahmu?
Se Young menjawa jujur,”Dia tidak pernah datang sekali pun. Aku berharap bahwa dia akan datang. Tapi dia tidak pernah menggunakan itu untuk datang ke rumahku. Kau sudah puas?Kau sudah merasa baikan sekarang?
Da Ran tak percaya dan bertanya,”Setelah terlibat dan membuat kekacauan atas semuanya melalui kesalahpahaman, sekarang kau bertanya apa aku puas?
Se Young bertanya,”Apa masalahnya sekarang? Kau sudah menikah dengan Yoon Jae! Aku sibuk, jadi aku akan pergi sekarang.
Se Young pergi.
Da Ran berjalan lesu di pinggir jalan.
Da Ran ingat saat malam yang dingin bergandengan tangan dengan Yoon Jae.
Yoon Jae berkata,”Aku rasa, aku harus bertanggung jawab untuk itu.
Saat kencan pertama mereka gagal karena Yoon Jae ada operasi.
Yoon Jae berkata,”Aku rasa, aku harus bertanggung jawab atas hidupmu.
Saat Yoon Jae akan menemuinya di sungai bank
Yoon Jae bertanya,”Sebelumnya...kau ingin menanyakan sesuatu padaku, bisa kau katakan lagi?
Da Ran bertanya,”Apa kau...Apa kau mencintaiku?
Yoon Jae tersenyum dan balik tanya,”Saat ini kau ada di mana?Ayo kita bertemu, dan akan kuberitahukan langsung padamu.
Mengingatnya mata Da Ran berkaca-kaca dan melihat cincin yang diberikan Yoon Jae.
Da Ran sampai di rumah Kyung Joon. Yoon Kyung ternyata sudah menunggunya. Melihat Da Ran datang, Yoon Kyung buru-buru duduk dan membaca buku. Da Ran masuk dengan lesu dan menundukkan kepalanya.
Yoon Kyung bertanya,”Kau dari mana?Kenapa kau tidak menjawab teleponmu?
Da Ran melihat bunga matahari di atas meja.
Yoon Kyung berkata,”Katamu kau ingin mengambilnya jika mereka membuangnya. Mereka sudah membuangnya. Jadi aku repot-repot membawanya pulang.
Da Ran tambah sedih melihat bunga matahari itu. Yoon Kyung sadar ada yang tidak beres.
Yoon Kyung berdiri dan bertanya,”Ada apa? Kau tidak menyukainya? Apa ada sesuatu terjadi? Apa seseorang mengatakan sesuatu padamu?
Da Ran  menjawab sedih dan mulai menangis,”Kyung Joon...Dia (Se Young) mengatakan itu semua adalah salah paham. Yoon Jae...Tidak pernah pergi ke Lee Se Young. Dari awal...Dia mengejarku...Dan dia selalu menyukaiku...Apa yang dia katakan tentang bertanggung jawab atas diriku, dia tidak pernah merubah pikirannya akan itu.
Yoon Kyung menjawab,”Baguslah kalau begitu. Aku rasa tidak ada alasannya lagi kau merasa gelisah. Selamat.
Yoon Kyung mengambil bunga matahari itu dan memberikannya pada Da Ran.
Yoon Kyung berkata,” Aku rasa bagus juga kau menunggu Seo Yoon Jae. Bagus, Gil Da Ran. Kau begitu sangat menyukainya? Kalau begitu, sampai Kang Kyung Joon menghilang, kau bisa menunggu dengan penuh semangat dengan hati yang gembira. Aku tidak akan mengganggu.
Yoon Kyung pergi dan masuk ke dalam kamarnya.
Da Ran menatapa bunga matahari yang dipegangnya dan memeluk bungan itu erat sambil menangis.
Di sekolah saat istirahat. Da Ran duduk melamun sendirian.
Choong Shik datang dan duduk di sebelahnya,”Noona! Apa yang terjadi? Apa kakak dan Kakak Ipar tidak datang untuk mencari batu miliknya akhir pekan ini? Aku dengar Kakak pergi ke suatu tempat dengan ibu mertuamu?Tempatnya menyenangkan?
Da Ran menjawab lemas,”Yeah...
Choong Shik bertanya,”Kalau begitu mungkin sebaiknya kita minta Kakak Ipar ikut tanpamu?
Da Ran menolak,”Jangan. Ini bukan waktunya untuk itu.
Choong Shik melihat Da Ran yang lemas dan bertanya,”Kakak sakit atau kenapa? Bertengkar dengan Kakak Ipar? Kau kelihatannya tidak  sehat.
Da Ran menjawab,”Bukan seperti itu...
Lalu ada telp masuk darinya Ibunya Yoon Jae.
Choong Shik bertanya,”Itu omma-nya Kakak Ipar? Kenapa tidak menjawabnya? Kau takut dengan omma-nya Kakak Ipar?
Da Ran menjawab,”Tidak...
Da Ran mengangkatnya,”Iya, Ibu. Hari ini?
Choong Shik menduga-duga,”Apa Kakak diberi kesulitan oleh ibunya Kakak Ipar?
Yoon Kyung duduk dengan meluruskan kakinya sampai di rel mainan anak beruang yang sedang main kereta api. Sedangkan anak kelinci sedang membaca buku.
Anak beruang berkata,”Dokter mengganggu rel kereta apinya. Minggirkan kaki Dokter!
Yoon Kyung tak percaya,”Mengganggu? Minggir? Apa aku juga harus disuruh menghilang olehmu, beruang teddy? Karena rel kereta api ini?
Anak beruang berkata,”Dokter pergi saja ke tempat orang dewasa berada dan bekerjalah.
Yoon Kyung berkata,”Aku di usia di mana aku harusnya bermain dan belajar juga. Aku belum berada di usia yang harusnya bekerja.
Anak beruang tak mengerti,”Huh?Lalu, berapa usiamu?
Yoon Kyung menjawab,”Berapapun itu, aku masih lebih tua darimu. Dengan siapa kau memakai bahasa santai seperti itu? Lupakan saja. Sebentar lagi...Dokter dengan tangan hangat yang kalian sukai akan kembali. Aku pergi.
Yoon Kyung akan berdiri tapi anak kelinci memegang lengannya.
Anak kelinci berkata,”Oppa(kakak lelaki)…oppa datang lagi, ya?
Yoon Kyung kaget,”Kelinci! Ini rahasia, ya?
Anak kelinci menganggukkkan kepalanya.
Yoon Kyung memberikan isyarat tutup mulut.
Yoon Kyung akan menuju ke kamar Kyung Jae, dan dihadang oleh clening service yang biasa menjaga Kyung Jae.
Clening service berkata,”Kau mau ke kamar Kang Kyung Joon?
Yoon Kyung menjawab,”Iya.
Clening service berkata,”Seseorang sedang berada di sana sekarang.
Yoon Kyung bertanya,”Apa jangan-jangan, wanita yang datang terakhir kali?
Clening service menjawab,”Bukan. Kali ini seorang pria.
Yoon Kyung buru-buru menuju kamar Kyung Jae.
Ayah Yoon Jae di kamar Yoon Jae.
Ayah Yoon Jae memegang tangan Kyung Jae, lalu jongkok
Ayah Yoon Jae menatap Kyung Jae dan berkata,”Aku minta maaf...Kau juga adalah putraku.
Saat sampai di kamar Kyung Jae,sayang ayah Yoon Jae sudah pergi.
Yoon Kyung keluar dan mengikuti seseorang yang dia duga menemui Kyung Jae tadi. 
Di tengah jalan,Yoon Kyung bertemu Ma Ri dan Choong Shik.
Ma Ri berkata,”Dokter Seo!
Choong Shik berkata,”Kakak Ipar! Kau mau pergi?
Yoon Kyung melihat punggung ayah Yoon Jae sudah menjauh.
Ma Ri bertanya,”Apa dia datang?
Yoon Kyung menjawab,”Aku tidak tahu.
Yoon Kyung lalu balik badan dan akan pergi.
Choong Shik memanggilnya,”Kakak Ipar, tunggu sebentar. Kakak Ipar. Aku menanyakan ini sebagai putra tertua Keluarga Gil. Apa jangan-jangan...omma-mu memperlakukan kakakku dengan kasar?
Yoon Kyung bertanya,”Kenapa?
Choong Shik menjawab,”Sepertinya dia pergi untuk menemuinya hari ini. Tapi wajahnya terlihat seperti seekor babi yang diseret pergi ke tempat penyembelihan.
Yoon Kyung bertanya,”Dia dipanggil oleh omma-ku?
Choong Shik menjawab,”Aku yakin Kakak menahannya tanpa membuatnya terlihat jelas karena dia sangat menyukaimu. Tapi jangan buat keadaan jadi sulit untuknya dan menurunkan semangatnya.
Yoon Kyung bertanya,”Apa bagusnya wanita itu hingga membunuh semangatnya Da Ran? Dan, bukan aku yang mempersulit dia.
Yoon Kyung balik badan dan meninggalkan Choong Shik.
Yoon Kyung mengomel,”Aku mengatakan padanya untuk menunggu dengan gembira. Tapi kenapa justru semangatnya turun seperti orang bodoh?
Da Ra menemui ibu Yoon Jae.
Ibu Yoon Jae meletakkan kotak (sepertinya berisi perhiasandi atas meja.
Ibu Yoon Jae berkata,”Ini...Aku memberikan ini sekarang karena sebelumnya tidak sempat mempersiapkannya, karena kalian begitu terburu-buru menikah.Aku sudah mengumpulkan ini, agar aku bisa memberikannya pada menantuku satu per satu suatu hari. Karena ketamakanku tidak terpenuhi, aku sudah menunjukkan beberapa sisi diriku yang tidak kuharapkan untuk kau lihat. Kita jangan lakukan itu lagi. Dan mulai rukun satu sama lain. Karena kaulah yang dipilih oleh Yoon Jae untuk berada di sisinya selamanya.
Da Ran berkaca-kaca dan menjawab,”Ak...tidak bisa menerima hal-hal seperti ini.
Ibu Yoon Jae kaget,”Apa?
Da Ran menjawab sambil menangis,”Aku...tidak berhak untuk menerima sesuatu seperti ini.
Ibu Yoon Jae bertanya,”Apa sekarang ini kau sedang membangkang karena aku membuatmu sedih di masa lalu?
Da Ran menjawab,”Bukan seperti itu. Aku...Aku...tidak cukup untuk memenuhi ketamakan Ibu. Tapi aku serendah kotoran. Bahkan saat Yoon Jae berada di sisiku, aku tidak merasa percaya diri,dan merasa takut. Setelah itu...aku mencurigainya... melepaskannya...dan menghapusnya dari hatiku. Aku...Aku benar-benar orang yang jahat.
Ibu Yoon Jae berkata,”Jika kau tahu bahwa kau memiliki kekurangan, kau masih bisa menyingkir. Karena Yoon Jae sedang tidak dalam keadaan normalnya sekarang, aku memberikan dia izin semau dia. Aku sama sekali tidak akan merasa sedih melihatmu pergi.
Da Ran menatap Ibu Yoon Jae.
 
Yoon Kyung sedang dalam perjalanan ke hotel tempat ibu Yoon Jae menginap.
Da Ran menangis dan berkata,”Sekarang ini aku tidak bisa. Sekarang ini...dia membutuhkanku.
Ibu Yoon Jae bertanya,”Lalu...Jika Yoon Jae kembali ke dirinya yang biasa dan mengatakan bahwa dia tidak membutuhkanmu, bisakah kau menjauh saat itu?
Da Ran mengangguk yakin,”Iya.
Ibu Yoon Jae meyakinkan lagi,”Jika kau tahu bahwa kau tak berhak tinggal di sisi Yoon jae,aku menanyakan apa kau bisa melepaskan dia.
Da Ran menjawab yakin,”Saat Yoon Jae kembali ke dirinya yang dulu, akan kukatakan padanya betapa buruknya aku. Dan aku akan melepaskan dia.
 Di lobi, Da Ran keluar dengan wajah menunduk sedih. Da Ran menangis lagi saat melihat cincin yang melingkar di jarinya. 
Yoon Kyung tiba.
Yoon Kyung melihat Da Ra menangis,”Kau menangis?
Da Ran menjawab,”Tidak usah khawatir.
Yoon Kyung memegang tangan Da Ran dan menariknya masuk lagi ke dalam hotel,”Ayo.
Da Ran bertanya,”Kita mau ke mana?
Yoon Kyung marah,”Dia membuatmu menangis. Jika dia membuatmu menangis, kau harus membuatnya membayar air matamu. Aku akan membuatnya membayar sebanyak harga Seo Yoon Jae.
Da Ran menolak dan melepas pegangan tangan Yoon Kyung,”Jangan seperti ini!
Yoon Kyung bertanya,”Kenapa kau tidak bisa melakukannya? Karena Seo Yoon Jae tidak bisa, aku yang akan lakukan.
Yoon Kyung kembali menarik tangan Da Ran.
Di kamar ibu Yoon Jae, ayah Yoon Jae baru saja datang.
Ibu Yoon Jae berkata,”Kurasa kita harus memundurkan kembali ke Amerika sekarang. Aku sepertinya tidak bisa kembali karena mengkhawatirkan Yoon Jae.
Ayah Yoon Jae berkaat,”Aku bertemu dengan Kyung Joon.
Ibu Yoon Jae manatap tajam.
Ayah Yoon Jae melanjutkan,”Kau dan Yoon Jae harus bertemu dengannya. Jika kau tidak mau, paling tidak aku akan mempertemukan Yoon Jae dengannya.
Ibu Yoon Jae menatapnya tajam.
Di lobi, Yoon Kyung masih menarik paksa Da Ran.
Da Ran berkaat,”Lepaskan...! Lepaskan.Jangan lakukan ini!
Da Ran berhasil melepaskan tangannya,”Jangan lakukan ini! Aku tidak bisa.
Yoon Kyung bertanya,”Kenapa tidak bisa? Aku sudah menyuruhmu untuk menunggu dengan gembira. Merasakan sakit, terluka semangatmu menurun dan menangis... Kenapa kau hidup seperti itu? Itu menyesakkan!
Da Ran marah,”Jika kau merasa sesak dan frustasi, maka kau tak perlu melihatku. Aku bersikap seperti orang dewasa dan menahannya. Kenapa kau terlibat dan jadi ikut campur?
Yoon Kyung bertanya,”Apa menjadi dewasa dengan menahan diri seperti orang bodoh?
Da Ran menjawab dengan berkaca-kaca,”Menahan sesuatu yang tak bisa ditahan adalah menjadi orang dewasa. Jika kau tahu kau bersikap buruk, dan tidak bersikap begitu lagi, itu namanya menjadi orang dewasa. Meskipun tahu bahwa itu salah, namun tetap melakukan sesuka hatimu, itu adalah sesuatu yang dilakukan anak-anak.
Yoon Kyung marah dan menarik lengan Da Ran ke arahnya dengan kasar.
Yoon Kyung marah,”Jika begitu aku bisa melakukan apapun sesukaku karena aku masih anak-anak? Coba saja menangis satu kali lagi! Karena meskipun kau menunggu seseorang atau tidak, aku hanya akan mengangkatmu dan melarikan diri bersamamu!
BERSAMBUNG KE EPISODE 12
[1]  [2]  [3]  [4]  [5]  [6]  [7]  [8]  [9]  [10]  [11]  [12]  [13]  [14]  [15]  [16]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar