Rabu, 12 September 2012

SINOPSIS BIG EPISODE 4 (Part 1)




SINOPSIS
BIG
EPISODE 4
(Part 1)
Yoon Kyung mendekat ke Da Ran seolah-olah mau menciumnya. Da Ran cuma diam dan menatapnya. Yoon Kyung jadi bingung dan mengerjap-kerjapkan matanya lalu menjauhinya.
Yoon Kyung bertanya,”kenapa kau tak menghindariku? Kau benar-benar mau menciumku?
Da Ran diam dan menatapnya.
Yoon Kyung langsung menyilangkan kedua tangannya di dadanya.
Yoon Kyung melanjutkan,”lihat, ahjumma ini! Meskipun kau mengidamkan tubuh ini, di dalam tubuh ini adalah anak kecil. Baru berusia 18 tahun. Kalau kau berani menyentuhnya, akan terjadi insiden besar. Bukankah harusnya kau mengontrol dirimu sendiri sebagai orang dewasa?
Da Ran hanya berkata,”jadi, begini rasanya?! Jadi, begini rasanya saat Yoon Jae mendekatiku.
Yoon Kyung tak percaya,”apa? Benarkah? Ini? Ini? Kalian berdua belum pernah melakukannya? Tidak mungkin!
Da Ran tegas menjawab,”kami pernah sampai ke tahap itu sekali, tapi aku tak melihatnya. Pada saat yang penting itu… aku benar-benar tertidur.
Da Ran kesal.

Flash back
Di pinggir sungai, Da Ran tertidur di dalam mobil Yoon Jae.
Da Ran bercerita : hari itu, aku bergadang semalaman untuk menyiapkan acara sekolah. Jadi, saat Yoon Jae pergi membelikan kopi untukku, tanpa sengaja aku tertidur. Lalu dalam hitungan detik, aku sangat kaget hingga aku terbangun. Tapi aku tidak berani membuka mataku.
Yoon Jae membenarkan kepala Da Ran yang tertidur lalu menciumnya. Cuma Da Ran masih tertidur. Setelah itu Yoon Jae duduk kembali ke kursinya. Da Ran lalu memalingkan wajahnya dan tak berani membuka matanya.
Flash back end
 
Da Ran berkata,”harusnya aku membuka mataku secara alami, tapi waktuku tidak tepat. Aku tak tahu kapan aku harus membuka mata.
Yoon Kyung tersenyum dan bertanya,”lantas…
Da Ran menyesal,”lantas aku tetap menutup mataku hingga aku tiba di rumah. Kenapa? Kenapa? Kenapa aku tidak membuka mataku saat itu? Jika saat itu aku membuka mata, kami bisa melanjutkan ke tahap berikutnya.
Yoon Kyung bertanya,”jangan terlalu disesali. Mungkin kau hanya berkhayal saja. Bukankah itu keahlianmu? Selalu melebih-lebihkan?
Da Ran menyangkal,”aku tak mengkhayal.
Yoon Kyung bertanya,”kau bilang kau tidak melihat apapun? Bagaimana mungkin kau bisa begitu yakin kalau kau menyentuh ini?
Yoon Kyung menunjuk bibirnya.
Da Ran balik tanya,”bagaimana mungkin hal seperti itu dapat dikhayalkan?
Yoon Kyung mendekatkan wajahnya,”Nona Da Ran, tidurlah!
Yoon Kyung mendekatkan tangannaya ke mulut Da Ran,”Cup..”
Yoon Kyung bertanya,”yang seperti itu mungkin juga, kan?
Da Ran mengingat-ingat  sejenak dan menjawab,”rasanya bukan seperti ketika bibir kita bersentuhan lalu terpisah.
Yoon Kyung bertanya sambil agak jijik dan bertanya,”kalau begitu, “Da Ran ngiler, begitukah?
Yoon Kyung lalu seperti mengusap iler itu di bibir Da Ran, sedangkan Da Ran menggeleng.
Da Ran berkata,”rasanya bukan seperti dia sedang mengusap sesuatu. Tapi sejujurnya, aku juga tidak  melihat dengan mataku sendiri.
Da Ran mencoba mencium tangannya berkali-kali,”seperti ini?
Yoon Kyung gemas melihat tingkah Da Ran, langsung memegang tangannya dan mencium Da Ran dengan kilat….
Yoon Kyung bertanya,”seperti ini?
Da Ran terkejut dan hanya menjawab,”iya.
Yoon Kyung menatapnya, lalu tiba-tiba jantung Da Ran berdebar kencang memandang Yoon Kyung. Da Ran bingung, malu dan kesal memukuli kedua telinga Yoon Kyung karena sadar yang di menciumnya adalah Kyung Joon.
Da Ran kesal,”bocah ini! Bocah ini! Keterlaluan.
Yoon Kyung berhasil menghindar dan berdiri.
Yoon Kyung juga kesal dan menutup kedua telinganya.
Yoon Kyung bertanya,”kenapa kau memukuliku? Kulihat teacher Gil agak bingung. Jadi, aku ingin membantumu memastikannya.
Da Ran berdiri dan balik tanya,”apa yang mau kau pastikan? Kau masih kecil, apa yang kau tahu? Dimana kau menciumku? Di mana?
Da Ran menendang kaki Yoon Kyung dan di tahan oleh Yoon Kyung.
Yoon Kyung memohon,”hentikan! Hentikan! Hentikan!
Da Ran berhenti.
Yoon Kyung mengancam,”Pukuli aku lagi… akan kucium apapun yang kuinginkan dengan bibir ini.
Da Ran kesal dan bertanya,”memangnya itu milikmu? Itu milik Yoon Jae.
Yoon Kyung balik tanya,”memang. Kenapa kau jadi begitu marah? Lagian yang kau cium adalah bibir Yoon Jae. Anggap saja ini sebagai tebusan yang waktu itu kau lewatkan. Kali ini, matamu terbuka lebar. Kau melihatnya dengan jelas. Kau senang? Senang?
Da Ran kesal dan bertanya,”memangnya kau Yoon Jae? Kau Kang Kyung Joon.
Yoon Kyung balik tanya dan mengancam,”kalau aku bukan dia, jangan memintaku untuk menjadi Yoon Jae lagi. Sudah kukatakan sebelumnya kalau kau memancingku, akan kulakukan apapun yang kuinginkan. Oke?!
Yoon Kyung lalu pergi.
Da Ran bertanya,”mau ke mana kau?
Yoon Kyung menjawab,”pulang! Aku mau pulang ke rumah Kang Kyung Joon.
Yoon Kyung melangkah pergi meninggalkan Da Ran.
Di Rumah Sakit, kamar inap Kyung Jae. Ma Ri masih syock, duduk dan menatap Kyung Jae.
Choong Shik bertanya,”jadi kau tidak tahu bahwa sesuatu telah terjadi pada Kyung Joon? Noona-ku tidak pernah memberitahumu?
Ma Ri balik tanya,”noona?
Choong Shik menjawab,”tadi kau sudah bertemu noona-ku di sekolah.
Ma Ri mengingat.
Choong Shik melanjutkan,”Guru Gil Da Ran adalah noona-ku. Kau juga melihat kakak iparku.
Ma Ri menoleh dan bertanya,”kakak ipar?
Choong Shik membawa Ma Ri ke lantai dasar, yang ada poster Yoon Jae menggendong anak kecil penderita kanker.
Choong Shik berkata,”sebulan lagi, dia akan menikahi noona-ku. Kakak iparku adaah seorang dokter di rumah sakit ini.
Ma Ri kesal menatap poster itu dan bertanya,”ajusshi ini adalah dokter di rumah sakit Kyung Joon?
Ma Ri menoleh pada Choong Shik dan memerintah,”kau boleh pergi duluan.
Ma Ri melirik sekilas poster itu dan melangkah pergi sambil memikirkan sesuatu.
Choong Shik melihat Ma Ri pergi dan bertanya,”sebenarnya, apa hubungannya dengan noona dan kakak iparku?
Ma Ri sendiri bertanya-tanya,”kenapa dia menipuku?
Da Ran malam itu juga datang ke rumah Kyung Joon.
Yoon Kyung menemuinya di balik pintu pagar,”apa lagi?
Da Ran berkata,”aku lupa memberikan sesuatu kepada kamu. Karena itulah aku mampir.
Yoon Kyung diam sejenak dan berkata,”kau boleh masuk, bu Guru.
Yoon Kyung membuka pintu pagar dan langsung masuk ke dalam. Da Ran kesal.
Di dalam rumah, Yoon Kyung langsung menuju meja makan. Di sana sudah ada pizza dan setengah botol minuman bersoda.Yoon Kyung duduk dan memakan pizza itu, sedangkan Da Ran hanya berdiri menatapnya.
Da Ran bertanya,”kau akan segera tidur? Tidakkah perutmu akan terasa tidak nyaman setelah memakan itu? Kalorinya juga tinggi dan tidak baik untuk tubuh.
Yoon Kyung mencibir dan menjawab,”aku akan membentuk otot dan perutku akan baik-baik saja.
Da Ran kesal,”makanlah pekan-pelan dan kunyahlah yang benar. Setelah makan, jangan lupa gosok gigimu! Oke?!
Yoon Kyung kesal,”cepatlah berikan apa yang kelupaan tadi. Setelah itu, pulanglah!
Da Ran mengambilnya di dalam tasnya sambil berkata,”walaupun kau tidak akan menyukainya, sepertinya aku harus melakukan ini dengan baik untukmu.
Yoon Kyung sambil makan bertanya,”apa lagi? A..apa lagi yang harus kulakukan sebagai Seo Yoon Jae?
Da Ran ternyata membawakan catatan yang dimintanya pada Choong Shik.
Da Ran berkata,”pelajaran-pelajaranmu yang tertinggal selama ini. Ini catatan pelajaran dari kelas.
Da Ran meletakkannya di atas meja. Yoon Kyung hanya melihat catatan itu dan menatap Da Ran.
Da Ran berkata,”kau adalah seorang murid, kau harus belajar. Walaupun kau tidak bisa hadir di kelas, kau harus tetap mengikuti dan belajar dengan baik. Aku akan selalu ada di sisimu untuk membantumu.
Yoon Kyung bertanya,”catatan siapa ini?
Da Ran menjawab,”siswa terbaik di kelasmu. Peringkat pertama se-sekolah.
Yoon Kyung kesal mendengarnya dan berkata,”saat aku kembali, dia akan jadi yang kedua. Kenapa? Karena aku akan jadi yang pertama.
Da Ran tersenyum sekilas,”oh iya! Kudengar ketika kau di Amerika, nilai-nilaimu selalu bagus.
Yoon Kyung menggeleng,”bukan hanya bagus! Excellent! Bisa dibilang aku adalah dewanya belajar.
Da Ran berkata,”baiklah, jika kau ingin terus menjadi yang luar biasa, kau harus tetap bersungguh-sungguh.
Yoon Kyung berkata,”I will. Aku akan masuk ke Universitas Seoul.
Da Ran bertanya,”Universitas Seoul?
Yoon Kyung menjawab,”tentu saja. Harvard juga tidak masalah. Tapi aku sudah berjanji pada omma-ku bahwa aku akan kuliah di Universitas Seoul, Korea Selatan.
Ingat ibunya, Yoon Kyung terdiam sejenak…
Yoon Kyung melanjutkan,”karena itulah omma-ku membeli rumah ini.
Da Ran berkata,”baiklah! Jika omma-mu tahu kau berprestasi di sekolah dan hidup dengan baik, dia pasti bangga sekali. Aku akan membantumu. Akan kupastikan kau bisa masuk ke Universitas Seoul.
Yoon Kyung menatapnya dan bertanya,”oh ya? Kalau begitu jelaskan ini padaku.
Da Ran mendekat dan membacanya.
Da Ran berkata,”ini matematika! Aku adalah guru Sejarah Korea. Oh ini kalkulus.
Da Ran membuka lembar selanjutnya dengan bingung, sedangkan Yoon Kyung hanya menatapnya.
Ma Ri masih di rumah sakit.
Ma Ri menatap dan memegang tangan Kyung Jae.
Ma Ri kesal ingat kata-kata Yoon Kyung
Yoon Kyung : Kyung Joon baik-baik saja. Tak usah khawatir. Jadi, pulanglah saja!
Ma Ri tambah kesal mengingatnya.
Yoon Kyung menambahkan : akan kusampaikan padanya dan memintanya menghubungimu. Walaupun jika ia tidak bisa meneleponmu, setidaknya dia akan mengirim SMS padamu.
Ma Ri berpikir sejenak dan menatap Kyung Jae yang terbaring koma di depannya.
Ma Ri berkata,”Kyung Joon di sini, dalam keadaan begini. Siapa yang akan mengirim SMS?
Ma Ri menulis SMS.
Di rumah Kyung Joon. Da Ran sudah menghabiskan berlembar-lembar kertas yang diremas-remas di atas meja, sedangkan Yoon Kyung berdiri dengan senyum senang di belakangnya. Lalu ada SMS masuk.
Sms Ma Ri : Kyung Joon, bukannya kau bilang akan menghubungiku? Aku benar-benar ingin tahu. Bisakah kau mengirimiku SMS sebelum aku pergi?
Yoon Kyung membalas SMS Ma Ri.
Ma Ri terkejut dapat SMS dari Yoon Kyung.
Sms Yoon Kyung: “aku baik-baik saja. Semoga selamat sampai tujuan”
Ma Ri tambah kesal sekali.
Yoon Kyung berpikir,”dia datang jauh-jauh ke sini haruskah aku bilang beberapa kata lagi?
Yoon Kyung sedang menulis sesuatu, tapi ada 1 sms yang masuk. Foto Ma Ri disamping Kyung Jae yang koma. Ma Ri memberi peringatan dan isyarat “mati kau”!
Yoon Kyung terkejut,”Oh gosh! Bisa gila!
Yoon Kyung berlari terburu-buru meninggalkan Da Ran yang sedang mengerjakan matematika.
Da Ran balik badan dan berteriak,”mau ke mana kau?
Da Ran mengejarnya.
Saat itu Ma Ri bertemu paman dan bibi Kyung Joon di rumah sakit.
Ma Ri bertanya,”kau ajussi-nya Kyung Joon, kan?
Paman Kyung Joon menjawab,”iya. Iya.
Paman Kyung Joon balik tanya,”apa kau teman Kyung Joon yang dari Amerika?
Bibi Kyung Joon menambahkan,”apa benar yang kau katakan di telepon tadi?
Ma Ri menjawab,”iya! Aku ingin membawa Kyung Joon kembali ke Amerika.
Paman dan bibinya tersenyum lebar, sedangkan Ma Ri menatap Kyung Joon yang terbaring koma.
Di lantai dasar rumah sakit, Yoon Kyung dan Da Ran baru sampai. Yoon Kyung berjalan cepat dan Da Ran berlari kecil untuk mengimbangi langkah kaki Yoon Kyung
Da Ran bertanya,”karena sepertinya dia teman dekatmu, bagaimana kalau kita beritahu saja dia semaunya?
Yoon Kyung menjawab,”teacher Gil, kau bilang begitu karena kau tidak kenal dengan Ma Ri.
Da Ran berkata,”tidak mungkin seburuk itu.
Yoon Kyung berhenti dan marah,”buruk sekali!
Yoon Kyung memegang kedua lengan Da Ran dan berkata,”Teacher Gil! Mulai sekarang, Ma Ri akan selalu tetap berada disisiku.
Ma Ri meletakkan kepalanya disamping kepala Kyung Jae dan memegang tangannya.
Ma Ri berkata,”Kyung Joon. Ma Ri akan berada di sisimu.
Ma Ri mengangkat wajahnya untuk melihat wajah Kyung Jae sekilas. Lalu dia kembali meletakkan kepalanya di samping kepala Kyung Jae.
Yoon Kyung menjelaskan,”jika dia tahu Kang Kyung Joon ada dalam tubuh ini, dia akan selalu berada di sisiku. 24 jam, siang atau malam. Dia akan selalu di sampingku.
Da Ran mengkhayal:
Yoon Kyung dipeluk erat dari belakang oleh Ma Ri. Walaupun sudah dilepaskan tangannya, Ma Ri akan kembali memeluknya dari belakang.
Yoon Kyung dalam khayalan Da Ran berkata,”bagaimanapun upaya yang aku lakukan untuk menyingkirkan dia, semuanya tidak ada gunanya. Ma Ri adalah… Ma Ri, dia…
Yoon Kyung kehabisan nafas dipeluk erat lehernya oleh Ma Ri.
Da Ran kembali tersadar,”jika seperti yang kau katakan itu, kita tak bisa membiarkan dia tahu. Ayo!
Da Ran buru-buru mengajak Yoon Kyung pergi.
Di lorong rumah sakit, paman dan bibi Kyung Joon senang sekali.
Bibi Kyung Joon berkata,”jadi, ada seseorang yang ingin membawa Kyung Joon kembali ke Amerika.
Paman Kyung Joon berkata,”tepat! Jika dia naik pesawat, kita harus minta izin pada dokter yang bertanggungjawab tas dirinya.
Bibi Kyung Joon bertanya,”jika dokternya belum pulang, dia bisa meninggalkan rumah sakit malam ini, kan?
Paman Kyung Joon menjawab,”dia bisa mengambil penerbangan pagi.

Di lorong yang lain, Yoon Kyung kembali memakai jas dokter Yoon Jae. Mereka bertemu paman dan bibi Kyung Joon, cuma paman dan bibi Kyung Joon tidak melihat Da Ran dan Yoon Kyung.
Yoon Kyung berkata,”ajussi aku terlihat sangat senang. Sepertinya dia mengirimku ke Amerika.
Da Ran bertanya,”bagaimana ini? Jika mereka sudah mendapat izin dari pamanmu,  bagaimana kita bisa membujuknya?
Yoon Kyung menjawab,”membujuk tidak akan berhasil. Kita harus menyerangnya dengan kuat, dan pastikan dia menderita gangguan mental. Ayo.
Yoon Kyung mengajak Da Ran pergi.
Di kamar inap Kyung Jae, Ma Ri duduk dan sedang menatap Kyung Jae.
Ma Ri berkata,”kau terlihat seperti sedang tidur. Dalam cerita dongeng anak-anak… ciuman pangeran akan membangunkan putri tidur.
Ma Ri terkejut dan berpikir.
Lalu Ma Ri berdiri dan mulai mendekat.....mau mencium Kyung Jae. Tapi… ada sebuah tangan yang membekap mulutnya. Ma Ri menoleh dan melihat yang membekapnya itu Yoon Kyung.
Yoon Kyung sambil masih membekap mulut Ma Ri bertanya,”aku memintamu untuk kembali dengan diam-diam, tapi aku tahu dan datang ke sini?
Ma Ri memukul tangan Yoon Kyung agar melepaskan tangannya dari mulutnya.
Ma Ri berkata,”aku tidak bisa kembali tanpa mengetahui apa yang terjadi, tentu aku tahu dan datang ke sini.
Ma Ri menghapus bekas bekapan tangan Yoon Kyung di mulutnya.
BERSAMBUNG KE PART 2

[1]  [2]  [3]  [4]  [5]  [6]  [7]  [8]  [9]  [10]  [11]  [12]  [13]  [14]  [15]  [16]



Tidak ada komentar:

Posting Komentar