Minggu, 10 Maret 2013

SINOPSIS BIG EPISODE 4 (Part 3)


SINOPSIS
BIG
EPISODE 4
(Part 3)
Di rumah Kyung Joon, pamannya mengepaki baju-baju Kyung Joon…dan terlihat kaget.
Paman Kyung Joon memegang satu jas.
Paman Kyung Joon bertanya-tanya,”ini… tidak seperti pakaian Kyung Joon?
Bibi Kyung Joon datang dengan membawa sepasang sepatu Yoon Jae.
Bibi Kyung Joon bertanya,”sayang, sepatu kulit siapa ini?
Paman Kyung Joon melihat sepatu itu dan baju yang dipegangnya.
Paman Kyung Joon tak mengerti dan bertanya,”aku rasa bukan punya Kyung Joon. Mungkinkah ada orang lain yang tinggal di rumah ini?
Bibi Kyung Joon curiga dan balik tanya,”jangan-jangan Kyung Joon sudah bertemu dengan ayah kandungnya?
Paman Kyung Joon balik tanya lagi,”ayah Kyung Joon? Meskipun aku tidak tahu dia berada di mana. Bagaimana bisa dia menemukannya?
Bibi Kyung Joon memukulnya dengan sepatu Yoon Jae dan balik tanya,”bagaimana jika dia mendengar sesuatu dari ibunya? Bagaimana jika dia menemuinya tanpa sepengetahuan kita?
Paman Kyung Joon berpikir sejenak tapi tak percaya,”ayah Kyung Joon, dia sedang dalam posisi tidak baik untuk muncul dan megnatakan bahwa dia ayahnya.
Paman Kyung Joon melihat tempat tidur Kyung Joon.
Paman Kyung Joon berkata,”sekarang kita harus menyingkirkan tempat tidur yang kita bawa dari Amerika ini dan beres.
Bibi Kyung Joon bertanya,”akan kita singkirkan ke mana? Tidak ada tempat untuk menjualnya juga.
Paman Kyung Joon balik tanya,”siapa yang mau membeli barang seperti ini? Tempelkan saja sebuah catatan di atasnya kemudian membuangnya.
Mereka pegi.
Yoon Kyung memasukkan barang-barang yang dibeli Da Ran di bagasi mobilnya.
Da Ran tersenyum,”nyaman sekali punya mobil.
Yoon Kyung mencemooh,”lihat warna selimut ini, sungguh kekanak-kanakan. Piyamanya juga…
Da Ran kesal,”semua barang pengantin baru seperti ini.
Da Ran mengambil piyama pink dan bertanya,”pasti akan terlihat bagus kala Yoon Jae yang memakainya. Bukankah ini terlihat agak kekecilan?
Yoon Kyung ingin mencobanya,”yang harus kulakukan adalah mencobanya.
Da Ran menolak,”kenapa kau mau memakainya? Bisa sial!
Yoon Kyung bertanya,”apa?
Da Ran menjelaskan,”tidak, aku tidak bilang kau sial. Tapi ini adalah piyama pasangan. Kaos kaki juga berpasangan. Pada hari pertama pernikahan, suami istri harus mengenakannya bersama. Jika kau memakai ini duluan, bukankah sedikit… kau tahu?
Yoon Kyung menjawab,”lupakan saja! Meskipun kau ingin aku memakainya, aku tidak akan mau, pelit sekali!
Da Ran tersenyum sekilas dan berkata,”setelah kita membayar pajak dan mendapat kuncinya, ayo, kita taruh ini di rumah pengantin.
Yoon Kyung berkata,”aku tidak punya apa-apa. Apa yang akan ku pakai untuk menyelimutiku malam ini?
Da Ran terkejut dan buru-buru memegang selimutnya,”ini… bukan untuk rumah pengantin! Tapi, ini untuk diriku sendiri. Aku akan memberikan milikmu secara terpisah.
Yoon Kyung kesal dan berteriak,”lupakanlah! Aku akan membawa selimutku sendiri!
Yoon Kyung lalu pergi.
Da Ran memanggilnya tapi tak dihiraukannya,”mau kemana kau? Kita harus pergi ke jalan sebelah untuk membeli perabotan.
Yoon Kyung berteriak,”aku tidak ikut! Lagi pula aku tidak memakainya. Kenapa aku harus membawanya ke mari? Aku membawa peralatanku ke mari.
Yoon Kyung lalu memakai tudung sweternya dan tetap berjalan pergi.
Da Ran berteriak,”setelah kau membawa barang-barangmu, pergilah ke agen porperti! Kita harus pergi ke sana. Ooohhh! Dia marah? Tapi hal-hal seperti ini harus dipakai bersama dulu dengan Yoon Jae.
Yoon Kyung berjalan pulang ke rumahnya.
Yoon Kyung masih mengomel di jalan depan rumahnya.
Yoon Kyung kesal,”pelit sekali! Waktu mau minta tolong padaku, dia begitu tidak sopan.
Yoon Kyung tiba-tiba terhenti saat melihat tempat tidurnya ada di dekat bak tempat sampah, depan rumahnya.
Yoon Kyung akan melangkah maju, tapi kedatangan paman dan bibinya keluar dengan membawa kardus serta makelar rumah, menghentikan langkahnya.
Pamannya memohon,”tidak apa-apa jika harganya agak rendah, tolong bantu kami menjualnya dengan cepat!
Makelar itu menjawab,”ya! Rumahnya akan terjual cepat karena Anda membersihkan semuanya dengan sangat baik.
Paman dan bibinya membuat begitu saja semua isi yang ada di dalam kardus itu.
Yoon Kyung terlihat marah sekali.
Bibinya menambahkan,”tolong bersihkan ini sekalian!
Makelar menjawab,”tentu saja! Saya akan menghubungi Anda lagi.
Bibinya berkata,”terima kasih atas kerja keras Anda!
Paman dan bibinya pergi melewati Yoon Kyung yang sedih melihat barang-barangnya dibuang. Terutama tempat tidurnya.
Da Ran ada di tempat jual beli rumah.
Pegawai berkata,”penjualanya akan segera datang!
Da Ran mengangguk.
Pegawai memastikan,”tunangan Anda juga akan segera datang, kan?
Da Ran menjawab,”iya!
Ternyata di luar hujan turun dengan deras.
Da Ran melihat jam tangannya.
Pegawai itu berkata,”hujan!
Da Ran menoleh yang melihat di luar hujan.
Pegawai menambahkan,”membeli rumah di hari hujan, Anda akan hidup dengan bahagia.
Da Ra tersenyum dan berkata,”terima kasih!
Da Ran melihat lagi hujan di luar dengan senyum,.
Sedangkan Yoon Kyung berlari terburu-buru dengan membawa plastik dari dalam rumahnya untuk menutupi tempat tidurnya agar tidak terkena hujan. Tapi sayang sekali, plastik itu terlalu kecil yang hanya bisa menutupi bagian  atasnya dan sebagian tempat tidur itu, apalagi hujannya deras sekali. Setelah itu Yoon Kyung mengambil barang-barang yang berserakan di jalan untuk diangkut ke dalam rumah.
Da Ran masih mengunggu kedatangan Yoon Kyung di luar. Karena Yoon Kyung belum datang-datang juga, Da Ran lalu meneleponnya. Pegawai itu hanya melihat Da Ran di luar. Pegawai itu sendiri sedang mengobral dengan pihak yang akan menjual rumahnya.
Sedangkan, Yoon Kyung dengan memakai tudung sweternya, masih menarik tempat tidur mungilnya dengan perlahan-lahan karena berat. Yoon Kyung mengerahkan segala tenaganya.
Da Ran masih berusaha menelepon Yoon Kyung tapi masih belum diangkat .
Yoon Kyung masih menarik tempat tidur mungil itu masuk ke halaman rumah. Padahal hujan sangat deras sekali. Walaupun sampai terjungkal ke belakang, Yoon Kyung pantang menyerah.
Da Ran masih berusaha menelepon Yoon Kyung. Lalu pegawai itu keluar
Pegawai itu marah,”dia terlalu lama. Para penjual juga mulai gelisah.
Da Ran hanya menunduk diam.
Yoon Kyung masih berusaha membawa tempat tidur itu masuk ke dalam rumah walaupun kelelahan.

Di mobil, Da Ran kesal sekali dan masih mencoba menelpon Yoon Kyung tetapi yang menjawab operator.
Da Ran kesal,”Kang Kyung Joon?! Kau akan terus-terusan tidak menjawab teleponnya? Kau akan mati!
Da Ran sampai di rumah Kyung Joon langsung marah-marah.
Da Ran kesal,”Kang Kyung Joon, kenapa kau tidak datang atau menjawab teleponnya? Sedang apa kau? Hanya duduk di ranjang?
Yoon Kyung duduk membelakangi Da Ran di atas tempat tidurnya dan semua barang-berang itu berserakan di lantai.
Yoon Kyung menjawab lemas dan kedinginan,”pergilah! Keadaanku tidak baik. Mari, kita bicarakan lain kali!
Da Ran tambah kesal,”ini bukanlah hal yang bisa kau lewatkan hanya karena keadaanmu tidak baik. Sudah ku bilang berulang kali hal ini sangatlah penting.
Yoon Kyung kesal,”aku mohon padamu, pergilah!
Da Ran mendekatinya dan bertanya,”bagaimana kau bisa begitu kekanak-kanakan? Hey?! Ada apa denganmu? Kenapa seluruh badanmu basah?
Da Ran terkejut melihat barang-barang itu basah, apalagi semua pakaian Kyung Jae basah.
Yoon Kyung menjawab lemas,”aku hujan-hujanan.
Da Ran terdiam sebentar lalu berkata,”buruan ganti bajumu!
Yoon Kyung menjawab,”aku tak punya satupun. Mereka sudah membuang semuanya.
Da Ran terkejut.
Yoon Kyung melanjutkan,”pamanku membersihkan rumah ini karena dia ingin menjualnya. Semua barang-barangku dibuang. Aku membawanya masuk kembali. Hari mulai hujan dan aku basah kuyup.
Da Ran terdiam dan akhirnya berjongkok dan menatap Yoon Kyung.
Da Ran bertanya,”kau baik-baik saja?
Yoon Kyung menjawab lemah dan balik tanya,”sudah kubilang kalau aku kurang sehat! Kenapa kau tidak dengar apa yang aku katakan?
Da Ran menatapnya lalu menyentuh dahinya, Yoon Kyung awalnya merasa tidak enak.. tapi dia cuma diam saja saat Da Ran menyentuhnya samping lehernya. Da Ran menatapnya dan melihat Yoon Kyung berkaca-kaca. 
Da Ran lalu lari ke luar menembus hujan ke mobilnya lalu mengambil selimut, baju dan apapun yang bisa menghangatkan Yoon Kyung. Da Ran membawanya masuk ke dalam rumah. Yoon Kyung merasa kedinginan. Da Ran lalu membuka selimutnya dan menyelimutkannya ke tubuh Yoon Kyung, sedangkan Yoon Kyung hanya diam menatapnya.
Da Ran berkata,”masuklah!
Da Ran membawa Yoon Kyung bersandar di dinding dengan tubuh terbungkus selimut. Da Ran lalu mengeluarkan baju pengantin yang dibelinya tadi dari dalam tasnya.
Da Ran berkata sambil tersenyum,”aku akan masak makanan yang panas. Kau bisa ganti pakaianmu dengan ini.
Da Ran meletakkan baju itu dipangkuan Yoon Kyung yang menatapnya. Da Ran lalu pergi ke dapur. Yoon Kyung menatap baju yang ditinggalkan oleh Da Ran di pangkuannya.
Di dapur Da Ran mencari-cari peralatan dapur tapi kosong semua. Ternyata semuanya sudah diambil oleh paman dan bibi Kyung Joon. Da Ran lagi-lagi berlari keluar menembus hujan ke mobilnya dan mengambil peralatan dapur lalu membawanya masuk ke dalam rumah, tanpa menyadari kaos kaki pasangannya jatuh. 
Da Ran mengeluarkan semua barang-barang itu dari bungkusnya. Da Ran lalu memasakkan air.
Da Ran membawakan Yoon Kyung secangkir minuman hangat.
Da Ran berkata,”minumlah ini! Aku akan pergi membeli obat.
Yoon Kyung menerimanya, hanya diam menatap Da Ran. Yoon Kyung sudah memakai piyama pink tadi. Da Ran berlari keluar, sedangkan Yoon Kyung meminum minuman itu.
Hari mulai malam, hujan sudah reda, Yoon Kyung meringkuk dengan selimut dan bantalnya di lantai. Cangkir itu diletakkan di depannya. Yoon Kyung bangun dan berjalan ke dapur. Yoon Kyung melihat kardus-kardus kosong.
Da Ran sediri sedang mengambil sendok dan garpu. Da Ran balik badan dan melihat Yoon Kyung sudah bangun.
Ternyata di meja, Da Ran sudah menyiapkan makanan.
Da Ran meletakkan sendok dan garpu itu di dekat mangkok makannya.
Da Ran bertanya,”kau sudah bangun? Makanlah sini dan minum obatnya! Cepat duduklah, sini!
Yoon Kyung mendekat dan duduk. Da Ran lalu memasukkan bubur di dalam mangkok dan meletakkannya di depan Yoon Kyung. Yoon Kyung hanya menatapnya. 
Da Ran lalu membuka bungkus obat dan memberikan obat itu pada Yoon Kyung dengan meletakkannya di sebelah mangkok.
Da Ran berkata,”minum obat ini setelah kau makan!
Yoon Kyung menoleh kanan-kiri dan merasa tidak enak
Yoon Kyung menunduk,”aku merasa bersalah! Peralatan makan pengantin sudah dibuka karena salahku!
Da Ran salah tingkah dan berkata,”lagipula suatu saat itu pasti dibuka.
Yoon Kyung menatap Da Ran,”kau pun sampai tidak bisa marah padaku karena aku terlihat begitu menyedihkan, kan?
Da Ran tersenyum sekilas,”ayo, kita ke rumahku! Pasti akan baik-baik saja kalau bilang Yoon Jae datang karena merasa kurang sehat. Maukah kau tidur di kamar Choong Shik?
Yoon Kyung menolak,”aku tak mau. Aku akan tidur di ranjangku. Akan kuminum obatnya setelah makan. Kau boleh pulang.
Da Ran berdiri dan memegang dahi Yoon Kyung, sedangkan Yoon Kyung diam dan menatapnya.
Da Ran merapikan rambut di dahi Yoon Kyung dan bertanya,”kau masih demam. Apa kau baik-baik saja?
Yoon Kyung menjawab,”aku tidak akan menyakiti tubuh Seo Yoon Jae. Jangan cemas!
Da Ran bertanya,”kau benar-benar berpikir kalau aku mencemaskan tubuh Yoon Jae?
Yoon Kyung menatapnya dan menjawab,”aku tahu, kau mencemaskan aku sekarang.
Da Ran tersenyum manis,”asal kau tahu!
Yoon Kyung melanjutkan,”saat kau melihat Kang Kyung Joon, kedua matamu tidak menggunakan hati.
Senyum Da Ran hilang, sedangkan Yoon Kyung memakan buburnya.
Malam itu, Da Ran akan pulang dan sampai di mobilnya. Da Ran terkejut melihat kaos kaki pasangan itu. Da Ran mengambilnya dan memikirkan sesuatu.
Malam itu juga, Da Ran menemui Kyung Jae di rumah sakit.
Da Ran berkata,”ada begitu banyak hal yang ingin aku lakukan denganmu. Cepatlah kembali!
Da Ran tersenyum dan ingat saat  bersama Yoon Jae.

Flash back
Da Ran masih sakit dan memakai penyangga tangan dan kakinya. Dia berjalan pelan ditemani Yoon Jae.
Yoon Jae merasa bersalah,”itu semua salahku hingga kau melewatkan ujian pentingmu. Apa yang harus kulakukan? Aku minta maaf!
Da Ran menjawab,”tidak apa-apa. Kau tidak perlu minta maaf terus.
Yoon Jae menatapnya dan bertanya,”apa kau akan terus menyiapkan untuk ujian guru?
Da Ran tersenyum dan menjawab,”iya. Kali ini aku lebih percaya diri. Jadi, sangat disayangkan kalau aku tidak mengambilnya.
Yoon Jae terdiam
Da Ran sadar dan meralatnya,”aku sama sekali tidak memintamu bertanggung jawab.
Yoon Jae berkata,”bagaimanapun aku harus bertanggungjawab.
Da Ran tak mengerti,”apa?
Yoon Jae menatap yakin,”aku ingin bertanggungjawab atas hidupmu.
Da Ran tersenyum dan Yoon Jae juga ikut tersenyum.
Setelah Da Ran sembuh, Da Ran duduk dan menunggu Yoon Jae di luar rumah sakit.
Yoon Jae berlari menemuinya,”Da Ran. Kau pasti sudah lama menunggu
Da Ran berdiri dan tersenyum.
Yoon Jae berkata,”maafkan aku! Aku masih ada operasi yang harus aku lakukan. Aku tidak bisa datang ke kencan kita.
Da Ran tertawa menjawab,”tidak apa-apa! Lain kali kita bisa menonton filmnya. Tapi terima kasih sudah datang menemuiku, meski saat kau sedang sibuk. Kalau begitu aku permisi dulu.
Da Ran akan pergi.
Yoon Jae memanggilnya,”Da Ran.
Da Ran menatapnya, sedangkan Yoon Jae menatap ke bawah. Da Ran ikut menatap ke bawah. Ternyata jahitan roknya ada yang terlepas.
Da Ran malu lalu duduk di kursi.  
Yoon Jae berjongkok dan merapikan bagian yang terlepas itu, lalu mengambil straples di saku jasnya dan menyetraplesnya. Da Ran hanya menatapnya.
Yoon Jae berkata,”aku pikir operasi ini lebih penting.
Da Ran tersenyum senang mendengarnya.
Yoon Jae menatapnya,”akan ku telepon kau setelah operasinya selesai.
Da Ran tersenyum lebar,”baiklah!
Mereka berdua berdiri. Yoon Jae dengan berat hati berlari masuk ke dalam rumah sakit, sering kali menoleh ke belakang untuk melihat Da Ran yang tersenyum lebar.
Flash back end
Da Ran berjalan di lorong dengan memakai kaos tangan pinknya, sedangkan yang satunya dia pakaikan dikaki Kyung Jae.
Yoon Kyung tiduran di lantai dengan selimut sebagai alas, sambil bermain dengan mainanan robot-robotnya. Dia sedang memikirkan sesuatu.
Pagi itu, Yoon Kyung memakai setelah jas warna hitam dan kaca mata hitam dengan senyum tersungging di bibirnya, datang ke bank. Dia memberikan buku tabungan dan kartu kreditnya.
Petugas bank bertanya,”Anda ingin menarik semua tabungan Anda?
Yoon Kyung melepas kacamata hitamnya dan menjawab,”ehmmm…
Da Ran membeli makanan.
Da Ran bertanya,”ini tidak pedas, kan?
Pegawai menjawab,”ya!
Lalu terdengar bunyi sms. Da Ran mengambil ponselnya, dan tidak ada sms. Ternyata dari ponsel Yoon Jae.
Da Ran berkata,”milik Yoon Jae?!
Da Ran mengambil ponsel Yoon Jae dan membuka kuncinya. Lalu membuka sms.
Isi SMS : Dari aku Anda… 914,440,580 won…woooaa?!!
Da Ran terkejut.
Di beranda rumah Kyung Joon. Makelar datang bersama paman dan bibi Kyung Joon.
Makelar memperkenalkan,”ini pembelinya. Dia ingin membeli rumah Anda sekarang juga.
Yoon Kyung berdiri dan merapikan jasnya.
Da Ran keluar dari mini market itu dan lari terburu-buru.
Paman dan bibi Kyung Joon, juga Yoon Kyung membaca isi kontrak itu. Aslinya Yoon Kyung tidak mau karena itu memang rumahnya sendiri.
Da Ran berlari kencang, sedangkan di rumah Kyung Joon. Pamannya telah memberi stempel, lalu Yoon Kyung juga memberikan stempelnya.
Da Ran baru sampai di sana dan terlambat. Yoon Kyung sudah memegang kontrak jual beli itu dan duduk sendirian.
Yoon Kyung santai bertanya,”ada apa?
Da Ran berjalan ke arahnya sambil terengah-engah,”jadi, aku disini. Aku kira kau mengambil uangnya dan kabur.
Yoon Kyung santai balik tanya,”ke mana aku akan kabur? Ini rumahku!
Da Ran balik tanya,”kenapa kau butuh begitu banyak uang? Dimana uang Yoon Jae?
Yoon Kyung menjawab santai,”aku membeli sesuatu.
Yoon Kyung akan memasukkan berkas-berkas surat tadi, tapi diambil oleh Da Ran.
Da Ran bertanya,”apa? Apa ini?
Da Ran membacanya.
Yoon Kyung menjawab,”aku menggunakan nama Seo Yoon Jae untuk membeli rumah ini.
Da Ran masih membaca surat itu, sedangkan Yoon Kyung lalu berdiri
Yoon Kyung berkata,”Mulai hari ini, rumah ini milik Yoon Jae.
Da Ran kesal dan mendorong tubuh Yoon Kyung sampai jatuh lalu masuk ke dalam rumah.
Yoon Kyung berteriak di depan pintu rumah,”teacher Gi, lagipula kau akan membeli rumah. Rumah ini sangat bagus, aku membelinya dengan harga murah. Saat aku kembali, aku akan mengembalikan uangmu!
Da Ran duduk dan tidak percaya membacanya.
Yoon Kyung masih berteriak-teriak di luar,”teacher Gil! Aku juga akan membayar dendamu karena telah melanggar kontrak!
Da Ran kesal dan lemas, meletakkan kepalanya di atas meja, sedangkan Yoon Kyung duduk bersila di depan pintu.
Malam itu, Da Ran mengangkat kepalanya, melihat isi kontrak itu dan obat Yoon Kyung yang ada di meja. Dia ingat Yoon Kyung masih sakit.
BERSAMBUNG KE PART 4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar