SINOPSIS
BIG
EPISODE 4
(Part 3)
Paman Kyung Joon memegang satu jas.
Paman Kyung Joon bertanya-tanya,”ini…
tidak seperti pakaian Kyung Joon?
Bibi Kyung Joon datang dengan membawa
sepasang sepatu Yoon Jae.
Bibi Kyung Joon bertanya,”sayang, sepatu
kulit siapa ini?
Paman Kyung Joon melihat sepatu itu dan
baju yang dipegangnya.
Paman Kyung Joon tak mengerti dan
bertanya,”aku rasa bukan punya Kyung Joon. Mungkinkah ada orang lain yang
tinggal di rumah ini?
Bibi Kyung Joon curiga dan balik
tanya,”jangan-jangan Kyung Joon sudah bertemu dengan ayah kandungnya?
Paman Kyung Joon balik tanya lagi,”ayah
Kyung Joon? Meskipun aku tidak tahu dia berada di mana. Bagaimana bisa dia
menemukannya?
Bibi Kyung Joon memukulnya dengan sepatu Yoon Jae dan balik tanya,”bagaimana jika dia mendengar
sesuatu dari ibunya? Bagaimana jika dia menemuinya tanpa sepengetahuan kita?
Paman Kyung Joon berpikir sejenak tapi
tak percaya,”ayah Kyung Joon, dia sedang dalam posisi tidak baik untuk muncul
dan megnatakan bahwa dia ayahnya.
Paman Kyung Joon melihat tempat tidur
Kyung Joon.
Paman Kyung Joon berkata,”sekarang kita
harus menyingkirkan tempat tidur yang kita bawa dari Amerika ini dan beres.
Bibi Kyung Joon bertanya,”akan kita
singkirkan ke mana? Tidak ada tempat untuk menjualnya juga.
Paman Kyung Joon balik tanya,”siapa yang
mau membeli barang seperti ini? Tempelkan saja sebuah catatan di atasnya
kemudian membuangnya.
Mereka pegi.
Da Ran tersenyum,”nyaman sekali punya
mobil.
Yoon Kyung mencemooh,”lihat warna selimut
ini, sungguh kekanak-kanakan. Piyamanya juga…
Da Ran kesal,”semua barang pengantin baru
seperti ini.
Da Ran mengambil piyama pink dan
bertanya,”pasti akan terlihat bagus kala Yoon Jae yang
memakainya. Bukankah ini terlihat agak kekecilan?
Yoon Kyung ingin mencobanya,”yang harus
kulakukan adalah mencobanya.
Da Ran menolak,”kenapa kau mau
memakainya? Bisa sial!
Yoon Kyung bertanya,”apa?
Da Ran menjelaskan,”tidak, aku tidak
bilang kau sial. Tapi ini adalah piyama pasangan. Kaos kaki juga berpasangan.
Pada hari pertama pernikahan, suami istri harus mengenakannya bersama. Jika kau
memakai ini duluan, bukankah sedikit… kau tahu?
Yoon Kyung menjawab,”lupakan saja! Meskipun
kau ingin aku memakainya, aku tidak akan mau, pelit sekali!
Da Ran tersenyum sekilas dan
berkata,”setelah kita membayar pajak dan mendapat kuncinya, ayo, kita taruh ini
di rumah pengantin.
Yoon Kyung berkata,”aku tidak punya
apa-apa. Apa yang akan ku pakai untuk menyelimutiku malam ini?
Da Ran terkejut dan buru-buru memegang
selimutnya,”ini… bukan untuk rumah pengantin! Tapi, ini untuk diriku sendiri.
Aku akan memberikan milikmu secara terpisah.
Yoon Kyung kesal dan
berteriak,”lupakanlah! Aku akan membawa selimutku sendiri!
Yoon Kyung lalu pergi.
Da Ran memanggilnya tapi tak
dihiraukannya,”mau kemana kau? Kita harus pergi ke jalan sebelah untuk membeli
perabotan.
Yoon Kyung berteriak,”aku tidak ikut!
Lagi pula aku tidak memakainya. Kenapa aku harus membawanya ke mari? Aku
membawa peralatanku ke mari.
Yoon Kyung lalu memakai tudung sweternya
dan tetap berjalan pergi.
Da Ran berteriak,”setelah kau membawa
barang-barangmu, pergilah ke agen porperti! Kita harus pergi ke sana. Ooohhh! Dia
marah? Tapi hal-hal seperti ini harus dipakai bersama dulu dengan Yoon Jae.
Yoon Kyung masih mengomel di jalan depan
rumahnya.
Yoon Kyung kesal,”pelit sekali! Waktu mau
minta tolong padaku, dia begitu tidak sopan.
Yoon Kyung tiba-tiba terhenti saat
melihat tempat tidurnya ada di dekat bak tempat sampah, depan rumahnya.
Yoon Kyung akan melangkah maju, tapi
kedatangan paman dan bibinya keluar dengan membawa kardus serta makelar rumah,
menghentikan langkahnya.
Pamannya memohon,”tidak apa-apa jika
harganya agak rendah, tolong bantu kami menjualnya dengan cepat!
Makelar itu menjawab,”ya! Rumahnya akan
terjual cepat karena Anda membersihkan semuanya dengan sangat baik.
Paman dan bibinya membuat begitu saja
semua isi yang ada di dalam kardus itu.
Yoon Kyung terlihat marah sekali.
Bibinya menambahkan,”tolong bersihkan ini
sekalian!
Makelar menjawab,”tentu saja! Saya akan
menghubungi Anda lagi.
Bibinya berkata,”terima kasih atas kerja
keras Anda!
Paman dan bibinya pergi melewati Yoon
Kyung yang sedih melihat barang-barangnya dibuang. Terutama tempat tidurnya.
Pegawai berkata,”penjualanya akan segera
datang!
Da Ran mengangguk.
Pegawai memastikan,”tunangan Anda juga
akan segera datang, kan?
Da Ran menjawab,”iya!
Ternyata di luar hujan turun dengan
deras.
Da Ran melihat jam tangannya.
Pegawai itu berkata,”hujan!
Da Ran menoleh yang melihat di luar
hujan.
Pegawai menambahkan,”membeli rumah di
hari hujan, Anda akan hidup dengan bahagia.
Da Ra tersenyum dan berkata,”terima
kasih!
Da Ran melihat lagi hujan di luar dengan
senyum,.
Sedangkan Yoon Kyung
berlari terburu-buru dengan membawa plastik dari dalam rumahnya untuk menutupi
tempat tidurnya agar tidak terkena hujan. Tapi sayang sekali, plastik itu
terlalu kecil yang hanya bisa menutupi bagian
atasnya dan sebagian tempat tidur itu, apalagi hujannya deras sekali.
Setelah itu Yoon Kyung mengambil barang-barang yang berserakan di jalan untuk
diangkut ke dalam rumah.
Da Ran masih mengunggu kedatangan Yoon
Kyung di luar. Karena Yoon Kyung belum datang-datang juga, Da Ran lalu
meneleponnya. Pegawai itu hanya melihat Da Ran di luar. Pegawai itu sendiri
sedang mengobral dengan pihak yang akan menjual rumahnya.
Sedangkan, Yoon Kyung dengan memakai tudung sweternya, masih menarik tempat tidur mungilnya dengan perlahan-lahan karena berat. Yoon Kyung mengerahkan segala tenaganya.
Sedangkan, Yoon Kyung dengan memakai tudung sweternya, masih menarik tempat tidur mungilnya dengan perlahan-lahan karena berat. Yoon Kyung mengerahkan segala tenaganya.
Yoon Kyung masih menarik tempat tidur
mungil itu masuk ke halaman rumah. Padahal hujan sangat deras sekali. Walaupun
sampai terjungkal ke belakang, Yoon Kyung pantang menyerah.
Da Ran masih berusaha menelepon Yoon
Kyung. Lalu pegawai itu keluar
Pegawai itu marah,”dia terlalu lama. Para
penjual juga mulai gelisah.
Da Ran hanya menunduk diam.
Di mobil, Da Ran kesal sekali dan masih mencoba menelpon Yoon Kyung tetapi yang menjawab operator.
Da Ran kesal,”Kang Kyung Joon?! Kau akan
terus-terusan tidak menjawab teleponnya? Kau akan mati!
Da Ran kesal,”Kang Kyung Joon, kenapa kau
tidak datang atau menjawab teleponnya? Sedang apa kau? Hanya duduk di ranjang?
Yoon Kyung duduk membelakangi Da Ran di
atas tempat tidurnya dan semua barang-berang itu berserakan di lantai.
Yoon Kyung menjawab lemas dan
kedinginan,”pergilah! Keadaanku tidak baik. Mari, kita bicarakan lain kali!
Da Ran tambah kesal,”ini bukanlah hal
yang bisa kau lewatkan hanya karena keadaanmu tidak baik. Sudah ku bilang
berulang kali hal ini sangatlah penting.
Yoon Kyung kesal,”aku mohon padamu,
pergilah!
Da Ran mendekatinya dan
bertanya,”bagaimana kau bisa begitu kekanak-kanakan? Hey?! Ada apa denganmu?
Kenapa seluruh badanmu basah?
Da Ran terkejut melihat barang-barang itu
basah, apalagi semua pakaian Kyung Jae basah.
Yoon Kyung menjawab lemas,”aku
hujan-hujanan.
Da Ran terdiam sebentar lalu
berkata,”buruan ganti bajumu!
Yoon Kyung menjawab,”aku tak punya satupun.
Mereka sudah membuang semuanya.
Da Ran terkejut.
Yoon Kyung melanjutkan,”pamanku
membersihkan rumah ini karena dia ingin menjualnya. Semua barang-barangku
dibuang. Aku membawanya masuk kembali. Hari mulai hujan dan aku basah kuyup.
Da Ran bertanya,”kau baik-baik saja?
Yoon Kyung menjawab lemah dan balik
tanya,”sudah kubilang kalau aku kurang sehat! Kenapa kau tidak dengar apa yang
aku katakan?
Da Ran menatapnya lalu menyentuh dahinya,
Yoon Kyung awalnya merasa tidak enak.. tapi dia cuma diam saja saat Da Ran
menyentuhnya samping lehernya. Da Ran menatapnya dan melihat Yoon Kyung
berkaca-kaca.
Da Ran lalu lari ke luar menembus hujan
ke mobilnya lalu mengambil selimut, baju dan apapun yang bisa menghangatkan
Yoon Kyung. Da Ran membawanya masuk ke dalam rumah. Yoon Kyung merasa
kedinginan. Da Ran lalu membuka selimutnya dan menyelimutkannya ke tubuh Yoon
Kyung, sedangkan Yoon Kyung hanya diam menatapnya.
Da Ran berkata,”masuklah!
Da Ran membawa Yoon Kyung bersandar di
dinding dengan tubuh terbungkus selimut. Da Ran lalu mengeluarkan baju
pengantin yang dibelinya tadi dari dalam tasnya.
Da Ran berkata sambil tersenyum,”aku akan
masak makanan yang panas. Kau bisa ganti pakaianmu dengan ini.
Da Ran meletakkan baju itu dipangkuan
Yoon Kyung yang menatapnya. Da Ran lalu pergi ke dapur. Yoon Kyung menatap baju
yang ditinggalkan oleh Da Ran di pangkuannya.
Di dapur Da Ran mencari-cari peralatan
dapur tapi kosong semua. Ternyata semuanya sudah diambil oleh paman dan bibi
Kyung Joon. Da Ran lagi-lagi berlari keluar menembus hujan ke mobilnya dan
mengambil peralatan dapur lalu membawanya masuk ke dalam rumah, tanpa menyadari
kaos kaki pasangannya jatuh.
Da Ran membawakan Yoon Kyung secangkir
minuman hangat.
Da Ran berkata,”minumlah ini! Aku akan
pergi membeli obat.
Yoon Kyung menerimanya, hanya diam
menatap Da Ran. Yoon Kyung sudah memakai piyama pink tadi. Da Ran berlari
keluar, sedangkan Yoon Kyung meminum minuman itu.
Hari mulai malam, hujan sudah reda, Yoon Kyung meringkuk
dengan selimut dan bantalnya di lantai. Cangkir itu diletakkan di depannya.
Yoon Kyung bangun dan berjalan ke dapur. Yoon Kyung melihat kardus-kardus
kosong.
Da Ran sediri sedang mengambil sendok dan garpu. Da Ran balik badan dan melihat Yoon Kyung sudah bangun.
Da Ran sediri sedang mengambil sendok dan garpu. Da Ran balik badan dan melihat Yoon Kyung sudah bangun.
Ternyata di meja, Da Ran sudah menyiapkan
makanan.
Da Ran meletakkan sendok dan garpu itu di
dekat mangkok makannya.
Da Ran bertanya,”kau sudah bangun?
Makanlah sini dan minum obatnya! Cepat duduklah, sini!
Yoon Kyung mendekat dan duduk. Da Ran
lalu memasukkan bubur di dalam mangkok dan meletakkannya di depan Yoon Kyung.
Yoon Kyung hanya menatapnya.
Da Ran lalu membuka bungkus obat dan memberikan obat itu pada Yoon Kyung dengan meletakkannya di sebelah mangkok.
Da Ran lalu membuka bungkus obat dan memberikan obat itu pada Yoon Kyung dengan meletakkannya di sebelah mangkok.
Da Ran berkata,”minum obat ini setelah
kau makan!
Yoon Kyung menoleh kanan-kiri dan merasa
tidak enak
Yoon Kyung menunduk,”aku merasa bersalah!
Peralatan makan pengantin sudah dibuka karena salahku!
Da Ran salah tingkah dan
berkata,”lagipula suatu saat itu pasti dibuka.
Yoon Kyung menatap Da Ran,”kau pun sampai
tidak bisa marah padaku karena aku terlihat begitu menyedihkan, kan?
Da Ran tersenyum sekilas,”ayo, kita ke
rumahku! Pasti akan baik-baik saja kalau bilang Yoon Jae datang karena merasa
kurang sehat. Maukah kau tidur di kamar Choong Shik?
Yoon Kyung menolak,”aku tak mau. Aku akan
tidur di ranjangku. Akan kuminum obatnya setelah makan. Kau boleh pulang.
Da Ran merapikan rambut di dahi Yoon
Kyung dan bertanya,”kau masih demam. Apa kau baik-baik saja?
Yoon Kyung menjawab,”aku tidak akan
menyakiti tubuh Seo Yoon Jae. Jangan cemas!
Da Ran bertanya,”kau benar-benar berpikir
kalau aku mencemaskan tubuh Yoon Jae?
Yoon Kyung menatapnya dan menjawab,”aku
tahu, kau mencemaskan aku sekarang.
Da Ran tersenyum manis,”asal kau tahu!
Yoon Kyung melanjutkan,”saat kau melihat
Kang Kyung Joon, kedua matamu tidak menggunakan hati.
Senyum Da Ran hilang, sedangkan Yoon
Kyung memakan buburnya.
Malam itu, Da Ran akan pulang dan sampai
di mobilnya. Da Ran terkejut melihat kaos kaki pasangan itu. Da Ran
mengambilnya dan memikirkan sesuatu.
Da Ran berkata,”ada begitu banyak hal
yang ingin aku lakukan denganmu. Cepatlah kembali!
Da Ran tersenyum dan ingat saat bersama Yoon Jae.
Flash back
Yoon Jae merasa bersalah,”itu semua salahku hingga
kau melewatkan ujian pentingmu. Apa yang harus kulakukan? Aku minta maaf!
Da Ran menjawab,”tidak apa-apa. Kau tidak
perlu minta maaf terus.
Yoon Jae menatapnya dan bertanya,”apa kau akan
terus menyiapkan untuk ujian guru?
Da Ran tersenyum dan menjawab,”iya. Kali
ini aku lebih percaya diri. Jadi, sangat disayangkan kalau aku tidak
mengambilnya.
Yoon Jae terdiam
Da Ran sadar dan meralatnya,”aku sama
sekali tidak memintamu bertanggung jawab.
Yoon Jae berkata,”bagaimanapun aku harus
bertanggungjawab.
Da Ran tak mengerti,”apa?
Yoon Jae menatap yakin,”aku ingin bertanggungjawab
atas hidupmu.
Da Ran tersenyum dan Yoon Jae juga ikut
tersenyum.
Yoon Jae berlari menemuinya,”Da Ran. Kau pasti
sudah lama menunggu
Da Ran berdiri dan tersenyum.
Yoon Jae berkata,”maafkan aku! Aku masih ada
operasi yang harus aku lakukan. Aku tidak bisa datang ke kencan kita.
Da Ran tertawa menjawab,”tidak apa-apa!
Lain kali kita bisa menonton filmnya. Tapi terima kasih sudah datang menemuiku,
meski saat kau sedang sibuk. Kalau begitu aku permisi dulu.
Da Ran akan pergi.
Yoon Jae memanggilnya,”Da Ran.
Da Ran menatapnya, sedangkan Yoon Jae menatap ke bawah. Da Ran ikut menatap ke bawah.
Ternyata jahitan roknya ada yang terlepas.
Da Ran malu lalu duduk di kursi.
Yoon Jae berjongkok dan merapikan bagian yang terlepas itu, lalu mengambil straples di saku jasnya dan menyetraplesnya. Da Ran hanya menatapnya.
Yoon Jae berjongkok dan merapikan bagian yang terlepas itu, lalu mengambil straples di saku jasnya dan menyetraplesnya. Da Ran hanya menatapnya.
Yoon Jae berkata,”aku pikir operasi ini lebih
penting.
Da Ran tersenyum senang mendengarnya.
Yoon Jae menatapnya,”akan ku telepon kau setelah
operasinya selesai.
Da Ran tersenyum lebar,”baiklah!
Mereka berdua berdiri. Yoon Jae dengan berat hati berlari masuk ke dalam rumah
sakit, sering kali menoleh ke belakang untuk melihat Da Ran yang tersenyum
lebar.
Flash back end
Da Ran berjalan di lorong dengan memakai
kaos tangan pinknya, sedangkan yang satunya dia pakaikan dikaki Kyung Jae.
Yoon Kyung tiduran di lantai dengan
selimut sebagai alas, sambil bermain dengan mainanan robot-robotnya. Dia sedang
memikirkan sesuatu.
Pagi itu, Yoon Kyung memakai setelah jas warna
hitam dan kaca mata hitam dengan senyum tersungging di bibirnya, datang ke
bank. Dia memberikan buku tabungan dan kartu kreditnya.
Petugas bank bertanya,”Anda ingin menarik
semua tabungan Anda?
Yoon Kyung melepas kacamata hitamnya dan
menjawab,”ehmmm…
Da Ran bertanya,”ini tidak pedas, kan?
Pegawai menjawab,”ya!
Lalu terdengar bunyi sms. Da Ran
mengambil ponselnya, dan tidak ada sms. Ternyata dari ponsel Yoon Jae.
Da Ran berkata,”milik Yoon Jae?!
Da Ran mengambil ponsel Yoon Jae dan membuka kuncinya. Lalu membuka sms.
Isi SMS : Dari aku Anda… 914,440,580
won…woooaa?!!
Da Ran terkejut.
Makelar memperkenalkan,”ini pembelinya.
Dia ingin membeli rumah Anda sekarang juga.
Paman dan bibi Kyung Joon, juga Yoon
Kyung membaca isi kontrak itu. Aslinya Yoon Kyung tidak mau karena itu memang
rumahnya sendiri.
Da Ran berlari kencang, sedangkan di
rumah Kyung Joon. Pamannya telah memberi stempel, lalu Yoon Kyung juga
memberikan stempelnya.
Da Ran baru sampai di sana dan terlambat.
Yoon Kyung sudah memegang kontrak jual beli itu dan duduk sendirian.
Yoon Kyung santai bertanya,”ada apa?
Da Ran berjalan ke arahnya sambil
terengah-engah,”jadi, aku disini. Aku kira kau mengambil uangnya dan kabur.
Yoon Kyung santai balik tanya,”ke mana
aku akan kabur? Ini rumahku!
Da Ran balik tanya,”kenapa kau butuh
begitu banyak uang? Dimana uang Yoon Jae?
Yoon Kyung menjawab santai,”aku membeli
sesuatu.
Yoon Kyung akan memasukkan berkas-berkas
surat tadi, tapi diambil oleh Da Ran.
Da Ran bertanya,”apa? Apa ini?
Da Ran membacanya.
Yoon Kyung menjawab,”aku menggunakan nama
Seo Yoon Jae untuk membeli rumah ini.
Da Ran masih membaca surat itu, sedangkan
Yoon Kyung lalu berdiri
Yoon Kyung berkata,”Mulai hari ini, rumah
ini milik Yoon Jae.
Da Ran kesal dan mendorong tubuh Yoon
Kyung sampai jatuh lalu masuk ke dalam rumah.
Yoon Kyung berteriak di depan pintu rumah,”teacher
Gi, lagipula kau akan membeli rumah. Rumah ini sangat bagus, aku membelinya
dengan harga murah. Saat aku kembali, aku akan mengembalikan uangmu!
Da Ran duduk dan tidak percaya
membacanya.
Yoon Kyung masih berteriak-teriak di
luar,”teacher Gil! Aku juga akan membayar dendamu karena telah melanggar
kontrak!
Da Ran kesal dan lemas, meletakkan
kepalanya di atas meja, sedangkan Yoon Kyung duduk bersila di depan pintu.
Malam itu, Da Ran mengangkat kepalanya,
melihat isi kontrak itu dan obat Yoon Kyung yang ada di meja. Dia ingat Yoon
Kyung masih sakit.
BERSAMBUNG
KE PART 4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar