SINOPSIS
BIG
EPISODE 1
(PART 3)
Yoon Jae baru kembali ke ruangannya dan
menemukan catatan kecil di makanan yang di bawa Da Ran. Dia lalu membacanya
Isi pesan Da Ran : Yoon Jae, kelihatannya
kau sibuk! Jadi aku pergi dulu. Kita akan pergi melihat furniture besok, sampai
ketemu besok.
Yoon Jae kelihatan sedih setelah
membacanya. Dia sedang memikirkan sesuatu.
Di halaman rumah Kyung Joon ada sepeda
sepeda motor besar dengan warna merah menyala.. Keren abis dech!!.
Pamannya bertanya,”ini motor yang kau
maksud,kan? Ini kuncinya!
Setelah dia merogoh kuncinya di saku
celananya, dia memberikannya pada Kyung Joon. Kyung Joon menerimanya dan masih
melihat-lihat desain motor itu.
Pamannya berkata,”aku menghabiskan banyak
waktu untuk berusaha membuat mencari ini dan membelikannya untukmu.
Kyung Joon tertawa sinis dan menyindir,”kadang
artinya berbeda jika kau menggunakan bahasa Korea. Kau menggunakan warisan
ibuku. Jadi kau tidak membelikannya untukku, kau membelinya atas namaku.
Kyung Joon masuk ke dalam rumah,
sedangkan pamannya kesal mendengarnya.
Pamannya berkata,”tepat! Aku membelinya
atas namamu.
Pamannya balik badan dan mengejar Kyung
Joon.
Pamannya memanggilnya,”Kyung Joon!
Pamannya berkata,”Kyung Joon, kau tidur
di tempat tidur yang sama sejak kecil. Haruskan aku belikan tempat tidur baru
atas namamu?
Kyung Joon menjawab,”tidak apa-apa. Kalau
bukan tempat tidur itu, aku tidak bisa tidur.
Bibinya bertanya,”mungkinkah kau tidak
bisa tidur karena rumah ini terlalu besar?
Pamannya melanjutkan,”benar! Rumahnya
terlalu besar hanya untuk satu orang. Bagimana jika aku carikan tempat yang
lebih kecil untuk kau tinggali?
Bibinya tersenyum lebar mendengar
perkataan suaminya.
Kyung Joon menolak,”tidak apa-apa. Omma
membelikan rumah ini untukku, jadi aku akan tinggal disini saja.
Kyung Joon meninggal mereka berdua dan
menuju kamarnya dan menutup pintu.
Bibinya yang masih memegang pizza kesal
karena rencananya gagal, sedangkan suaminya hanya bisa diam.
Kyung Joon di dalam kamarnya dan melihat tempat tidur mungil yang berbentuk seperti mobil-mobilan itu. Dia ingat sewaktu kecil bermain bersama ibunya di atas tempat tidur itu.
Kyung Joon di dalam kamarnya dan melihat tempat tidur mungil yang berbentuk seperti mobil-mobilan itu. Dia ingat sewaktu kecil bermain bersama ibunya di atas tempat tidur itu.
Ibu Kyung Joon mengambil mainan di tangan
Kyung Joon kecil. Ibu Kyung Joon menggenggam kedua tangannya.
Ibu Kyung Joon berkata,”Kau akan menjadi
dewasa jika tidur sendirian di tempt tidurmu sendiri. Tidur, yuk?!
Ibunya tertawa dan Kyung Joon kecil ikut
tertawa.
Ibunya membaringkannya di tempat tidur itu agar tidur siang.
Ibunya membaringkannya di tempat tidur itu agar tidur siang.
Ibu Kyung Joon menyelimutinya sambil
berkata,”tidurlah! Tutup matamu!
Ibu Kyung Joon membelai-belai rambut
Kyung Joon kecil,”cantik sekali!
End Flash Back
Kyung Joon berbaring dan mengingat
kejadian saat itu. Ternyata kakinya sudah melebihi tempat tidurnya.
Kyung Joon berkata,”big enough. Aku sudah
tumbuh cukup besar.
Kyung Joon melihat-lihat tempat tidur.
Lalu dia melihat sebuah tempat tidur dan tertarik. Dia berjalan menuju ke
tempat tidur itu dengan diikuti pemiliknya.
Pemiliknya bertanya,”tempat tidur ini
lumayan, kan? Ini tinggal satu-satunya.
Kyung Joon menjawab,”kelihatannya cukup bagus. Tapi aku harus menidurinya agar tahu.
Kyung Joon menjawab,”kelihatannya cukup bagus. Tapi aku harus menidurinya agar tahu.
Kyung Joon duduk di tempat tidur,
sedangkan pemiliknya bengong
Kyung Joon menatap pemiliknya dan
berkata,”jika aku bisa terlelap di atasnya, aku akan membelinya.
Pemilik berkata,”aigoo, kau datang lagi!
Da Ran berkata,”aku ingin melihat tempat
tidur itu lagi dan menandatangi kontraknya.
Pemiliknya bingung dan berkata,”pelanggan
yang lain sedang melihat-lihat tempat tidur itu sekarang.
Da Ran terkejut dan menunjuk Kyung Joon,”orang
itu sedang menidurinya sekarang?
Kyung Joon tidur miring dan membelakangi
mereka berdua.
Pemilik menjawab,” dia bilang kalau dia
bisa tertidur di atasnya, dia akan membelinya. Dia akan segera menandatangani
kontraknya. Maaf!
Da Ran kesal,”aku memilih tempat tidur
itu duluan.
Da Ran mendekati Kyung Joon yang tidur membelakanginya
dengan memasukkan jempol tangan kanannya ke dalam mulutya, sedang tangan
kirinya dia silangkan.
Da Ran menyentuh tirai atas,”aku memilih
ini. Benar-benar!
Da Ran duduk di samping Kyung Joon. Da
Ran penasaran dengan seseorang yang tidur di sana. Da Ran mendekati Kyung Joon.
Karena merasa ada seseorang yang duduk disampingnya dan melihatnya Kyung
Joon-pun menoleh. Mereka berdua sama-sama terkejut.
Da Ran tanya,”aku datang ke mari dengan
tunanganku untuk memilih furnitur pernikahan. Tapi apa kau benar-benar mau
membeli tempat tidur ini?
Kyung Joon menjawab,”aku sedang
mempertimbangkannnya.
Da Ran sedikit kecewa dan berkata,”ada
begitu banyak tempat tidur di sini. Ini tidak ada apa-apanya.
Kyung Joon menjawab,”ini cukup bagus!
Da Ran berkata,”aku sudah melihat banyak
furnitur belakangan ini. Jadi aku tahu! Bahannya sangat jelek untuk tubuh
manusia.
Kyung Joon menjawab,”tidak terasa seperti
itu bagiku.
Da Ran bertanya,”dan juga. Meskipun terlihat kokoh, tiang ini sebenarnya sangat rapuh! Lihatkah seberapa panjang kakimu. Bagaimana jika kau terbentur saat kau melewatinya?
Da Ran bertanya,”dan juga. Meskipun terlihat kokoh, tiang ini sebenarnya sangat rapuh! Lihatkah seberapa panjang kakimu. Bagaimana jika kau terbentur saat kau melewatinya?
Da Ran menendang tiang penyangga tempat
tidur disampingnya lalu menggoyang-goyangkannya.
Da Ran berkata,”lihatlah betapa
bergoyangnya!
Kyung Joon melihat ke atas,”menurutmu
begitu?
Da Ran menunjuk ke atas,”lihat bagian
atasnya juga, sangat tidak stabil juga.
Kyung Joon bertanya,”siapa juga yang akan sengaja menariknya?
Kyung Joon bertanya,”siapa juga yang akan sengaja menariknya?
Da Ran yakin,”kenapa tidak akan ada yang
menariknya? Tentu saja mungkin.
Da Ran berdiri dan menariknya.
Da Ran berkata,”ini akan runtuh kalau kau
menariknya. Arggghhh..
Tara…. Penyangga itu bener-bener putus
dan Da Ran jatuh miring ke tempat tidur dengan mulut terbuka lebar karena
terkejut. Kyung Joon hanya melihat kebodohan Da Ran.
Pemilik berkata,”ini kontrak atas
kerusakan tempat tidurnya.
Da Ran mau tidak mau mengambil kontrak
itu dan menandatanganinya.
Da Ran lalu menoleh kesal ke arah Kyung
Joon yang melihat-lihat barang furnitur yang lain.
Da Ran menatap tajam ke arah Kyung
Joon,”dia juga tertarik dengan tempat tidurnya.
Da Ran menggigit bibir bawahnya.
Da Ran menaruh sendok dan sumpit di depan
meja Kyung Joon, sedangkan Kyung Joon duduk dengan tangan kirinya disandarkan
dikursi dan menatapnya.
Da Ran berkata,”ini adalah tempat yang
membuat sup daging sapi paling enak di Korea. Minum ini selagi hangat.
Kyung Joon mencobanya, tapi rasanya
keasinan, lalu menambahkan air ke dalam sup itu.
Da Ran berkata,”bagian yang rusak pada
tempat tidurnya barusan, bagaimanapun tidak berpengaruh dengan fungsinya. Dan
kau tidak akan melihatnya setelah diperbaiki.
Kyung Joon menganggukkan kepalanya,”tidak ada yang akan sengaja melihat bagian itu juga.
Kyung Joon menganggukkan kepalanya,”tidak ada yang akan sengaja melihat bagian itu juga.
Da Ran menjawab,”tepat sekali. Aku bisa
memberimu diskon besar dari harga yang aku beli.
Kyung Joon bertanya,”berapa banyak?
Da Ran menjawab,”20?
Kyung Joon menatapnya dan menjawab,”50.
Da Ran mencoba menawar,”30?
Kyung Joon menjawab,”50.
Da Ran kesal dan akhirnya menyerah.
Da Ran berkata,”baiklah! Kalau begitu 50.
Kalau begitu, kau berjanji membelinya, kan?
Kyung Joon berkata,”tidak.
Senyum Da Ran hilang.
Da Ran bertanya,”bukankah barusan kau
bilang akan membelinya?
Kyung Joon menjawab,”tidak
Da Ran membujuk dan memohon,”bagiku itu
adalah furnitur pernikahan. Bisakah kau memahamiku dan membelinya?
Da Ran sampai menangkupkan kedua
tangannya agar Kyung Joon berubah pikiran.
Kyung Joon berkata,”aku tidak membelinya,
aku hanya lihat-lihat saja. Bagaimana bisa aku punya uang untuk membelinya.
Da Ran sedih dan bertanya,”bukankah kau
membelinya untuk orang tuamu?
Kyung joon menjawab,”guru, tidakkah kau
melihat riwayatku? Aku yatim piatu. Aku tidak punya orang tua untuk ku belikan.
Da Ran merasa bersalah.
Da Ran berkata pelan,”aku minta maaf!
Kyung Joon memakan supnya dengan lahap,
sedangkan Da Ran menatapnya kasihan.
Da Ran berkata,” Yoon Jae.
Seperti biasanya, Da Ran selalu membentuk
LOVE. Hahahha…
Kyung joon yang makan sup mendengar nama
Yoon Jae lalu menatap kesal sama Da Ran. Dia melihat tangan kanan Da Ran
membentuk LOVE di mejanya. Hahahhaaaa..
Da Ran berkata,”oh..kau tidak bisa
datang,ya? Mau bagaimana lagi. Kau sibuk sekali. Jangan cemas, tidak apa-apa.
Iya! Iya!
Kyung Joon menatapnya. Da Ran di telp
terlihat senang tapi Kyung Joon tahu kalau Da Ran begitu sedih dan kecewa.
Kyung Joon kembali memakan supnya.Da Ran
menutup telp dengan muka sedih. Kyung Joon masih menatap Da Ran yang memakan
supnya dengan muka sedih.
Di rumah sakit, Se Young melihat foto Da
Ran dan Yoon Jae di tempwel dinding. Dia mengambil foto itu dan meremasnya lalu
membuangnya ke tempat sampah.
Saat dia akan pergi, dia berpapasan
dengan Yoon Jae dan beberapa dokter.
Se Young bertanya,”operasinya sudah
selesai?
Dokter menjawab,”ya!
Yoon Jae memijat tengkuk lehernya
Dokter itu bertanya pada Yoon Jae,”aku
lapar! Ayo, kita pergi makan
Se Young bertanya,”Seo Yoon Jae, kapan
kau berencana mengirim undangan pernikahannya?
Dokter itu menambahkan,”oh, iya. Undangan
pernikahanmu belum dicetak, ya?
Yoon Jae menjawab,”belum!
Yoon Jae berjalan menuju ruangannya,
sedangkan Se Young tersenyum senang mendengarnya.
Se Young berkata,”ganti pakaianmu, lalu
mari kita pergi makan
Dokter itu menjawab,”baik.
Malam itu, Da Ran belajar di kamarnya
sambil terkantuk-kantuk. Dia lalu melihat undangan pernikahannya yang digantung
di lampu belajarnya.
Da Ran semangat,”sekarang belum waktunya
tidur.
Da Ran memukul-mukul kedua pipinya dan
merenggangkan kedua lengannya.
Da Ran berkata,”hoey..hoey.. hoey! Hoey
Da Ran kembali semangat belajar.
Pagi itu, Kyung Joon naik sepeda motornya
ke sekolah. Dia melihat Da Ran berlari-lari dari halte bis.
Da Ran berkata,”kalau terlambat, kepala
sekolah akan mengomeliku. Aku bisa gila.
Tepat ada genangan air di pinggir jalan,
Kyung Joon mempercepat laju sepeda motornya. Alhasil, baju Da Ran basah terkena
cipratan air itu.
Da Ran terkejut dan kesal,”ahhh..sheesshh
Da Ran terkejut dan kesal,”ahhh..sheesshh
Kyung Joon menoleh ke belakang dan
tertawa senang.
Da Ran melihat jam tangannya,”uhh, aku
bisa gila!
Di gerbang sekolah, Guru Na berdiri
dengan membawa pemukul dan menertibkan para siswa. Dibelakangnya ada 2 siswa
laki-laki yang membantunya mencatat para siswa yang melanggar.
Guru Na berkata,”cepat masuk!.
Guru Na menunjuk Kyung Joon dan
berkata,”hey, siswa laki-laki.
Kyung Joon berjalan ke arah Guru Na.
Guru Na bertanya,”inikah seragam
sekolahmu? Di mana seragam sekolahmu?
Kyung Joon menunduk dan melihat
pakaiannya.
Kyung Joon menatap Guru Na dan
menjawab,”aku belum membelinya.
Guru Na berkata,”yang akan datang poinmu
akan dikurangi. Belilah dalam waktu seminggu dan pakailah.
Da Ran menyapa,”Guru Na Hyo Sang, selamat
pagi!
Melihat Da Ran.....Guru Na langsung salah
tingkah dan menghindar menuju pada siswa yang melanggar.
Guru Na berkata,”kemari! Berdiri dengan
tegap. Kesini. Cepat ke sini!
Da Ran lalu masuk dan menatap punggung
Kyung Joon. Dia merasa kasihan dan sedih.
Di sebuah ruangan, Da Ran sedang duduk
dan menulis sesuatu. Kyung Joon lalu masuk dan berdiri di hadapannya. Melihat
Kyung Joon datang, Da Ran menutup bukunya.
Da Ran berkata,”duduklah!
Kyung Joon menarik kursi dan duduk di
depan Da Ran.
Kyung Joon bertanya,”ada apa?
Da Ran menjawab,”aku barusan melihatnya.
Kyung Joon hanya menghela nafas.
Da Ran berkata,”aku malu kalau kau pergi
ke sekolah seperti itu. Sekolah ini punya aturan tersendiri.
Kyung Joon menatap Da Ran
Da Ran berkata,”tidak sulit bagiku
mendapatkan pakaian ini. Jadi, aku jangan sungkan memakainya.
Kyung Joon melihat isi tas itu yang
ternyata seragam sekolah lalu menatap Da Ran.
Da Ran melanjutkan,”pakai itu sebelum
kelas siang dimulai, pakai tanda pengenalmu juga. Aku melihat kau memasukkan
tanganmu ke dalam kantong selama di kelas tadi. Yang akan datang jangan lakukan
itu.
Kyung Joon diam
Da Ran meninggalkan ruangan itu. Kyung
Joon hanya melihatnya pergi lalu mengeluarkan isi dalam tas dan melihat seragam
itu.
Tiba-tiba Da Ran kembali dan mengambil
pekerjaannya tadi. Kyung Joon hanya menatapnya. Da Ran sangat malu dan
meninggalkan ruangan itu.
Kyung Joon balik badan dan tersenyum
melihat tingkahnya.
Kyung Joon berkata,”kau terlalu banyak
berpikir yang bukan-bukan,guru Gil.
Kyung Joon berkata,” aku heran kenapa
tidak sulit baginya untuk mendapatkan ini, kain ini…
Kyung Joon tersenyum manis… cakep banget
deh!
Dia lalu mengambil dompetnya dan berjalan
keluar dengan membawa tas pemberian Da Ran tadi. Dia berhenti sebentar dan
melihat-lihat sekitar, lalu membuka dompetnya. Ada gambar sepasang malaikat di
sebelah kanan dompetnya.
Di mejanya ada sebuah buku sepasang
malaikat yang sama dengan kepunyaan Kyung Joon, kartu undangan beserta tiket
pesawat atas nama Seo Yun Jae dari INCHEON ke LA tanggal 19 juni 2012 jam 13:25
PM. Yoon Jae duduk di meja menatap tiket itu. Dia sedang memikirkan sesuatu.
Lalu membuka buku itu dan menyelipakan tiket itu di dalamnya dan menutupnya.
Buku itu berjudul MIRACLE.
Di ruang kelas, para siswa sedang ramai
membicarakan gosip yang beredar. Melihat Da Ran masuk, para siswa kembali duduk di
tempatnya masing-masing.
Ketua kelas berdiri,”perhatian. Beri
salam pada guru.
Para siswa membeli salam,”halo, guru!
Da Ran membalas memberi salam.
Tatapannya langsung menuju Kyung Joon yang
sudah memakai seragam pemberiannya. Kyung Joon sadar kalau diperhatikan.
Awalnya dia mendesah pelan lalu mengeluarkan tangannya dari saku celananya dan
tersenyum pada Da Ran. Melihat hal itu Da Ran-pun tersenyum. Da Ran memulai
pelajarannya.
Da Ran bertanya,” terakhir kali kita
berhenti di halaman berapa?
Siswa laki-laki tu berkata,”guru,
silahkan duduk di kursi lalu berbicara.
Para siswa yang lainnya pada tertawa
mendengarnya. Ternyata di kursi sudah ada bantal duduk.
Da Ran tidak mengerti,”aku belum pernah
melihat bantalan ini sebelumnya.
Siswa laki-laki tadi menjawab,”kami
menyiapkannya untukmu.
Para siswa yang lain tertawa.
Siswa laki-laki di sebelah kanannya
menambahkan,”bukankah tulang selangka-mu sakit?
Mendengarnya para siswa tambah tertawa
terbahak-bahak.
Da Ran bingung dan melihat Kyung Joon, sedangkan Kyung Joon hanya diam.
Da Ran bingung dan melihat Kyung Joon, sedangkan Kyung Joon hanya diam.
Ada siswa laki-laki yang
menyeletuk,”jangan pegang pulpennya juga, pergelangan tanganmu akan sakit.
Da Ran mencoba tabah dan mulai mengajar.
Dia mulai menulis di papan tulis.
Da Ran berkata,”aku tidak sakit di mana-mana, tetap tenang dan dengarkan pelajarannya.
Da Ran berkata,”aku tidak sakit di mana-mana, tetap tenang dan dengarkan pelajarannya.
Kyung Joon kasihan melihatnya.
Ada siswa laki-laki yang menyeletuk
lagi,”terima kasih. Terima kasih. Tulang selangka-ku patah dan aku pergi ke
rumah sakit.
Kedua siswa laki-laki itu berdiri dan
menari ke kanan dan ke kiri.
Kyung Joon diam dan menoleh. Begitu pula
dan para siswa yang lain, melihat tingkah mereka berdua.
Siswa laki-laki di sebelah kanannya
berkata,”kau bahkan di saat kau sedang terluka, jadi terima kasih. Terima
kasih.
Siswi perempuan menambahkan,”terima
kasih. Terima kasih.
Da Ran hampir menangis berdiri di depan
kelas. Kyung Joon yang mendengarnya hanya menatap Da Ran. Dia tahu Da Ran
sedang sedih.
Da Ran berkata,”tenanglah!
Siswa perempuan,”terima kasih. Terima
kasih!
Kyung Joon diam.
Siswa laki-laki berkata,”semuanya
bersama-sama. Terima kasih. Terima kasih.
Da Ran berteriak,”kalian semua tenanglah!
Kyung Joon diam walaupun kesal.
Tapi semua siswa masih mengolok-olok Da
Ran.
Para Siswa berkata,” terima kasih. Terima
kasih.
Choong Shik yang mendengarnya berdiri dan
marah.
Choong Shik menepuk pundak siswa
laki-laki itu.
Choong Shik berkata dengan
marah,”hentikan!
Tapi semua siswa tidak menghiraukannya.
Kyung Joon hanya melihat Da Ran yang
terdiam mematung di depan kelas.
BERSAMBUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar