SINOPSIS
BIG
EPISODE 8
(Part 3)
Di stasiun kereta bawah tanah Seoul. Di
sana hanya ada para gelandangan laki-laki semua, bahkan ada pemabuk. Da Ran
sedikit takut tapi tetap berjalan mencari Choong Shik.
Da Ran berteriak,”Gil Choong Shik! Choong
Shik! Choong Shik?! Choong Shik!
Lalu ada seorang pemabuk melihat Da Ran
dan berkata,”berikan aku uang!
Da Ran ketakutan.
Da Ran balik badan dan akan pergi, namun di depannya muncul seorang pria dengan tubuh besar dan muka merah berjlana menuju ke arahnya. Da Ran semakin ketakutan.
Da Ran balik badan dan akan pergi, namun di depannya muncul seorang pria dengan tubuh besar dan muka merah berjlana menuju ke arahnya. Da Ran semakin ketakutan.
Lalu ada seseorang yang membalikkan
badannya. Ternyata itu Yoon Kyung. Da Ran berteriak keras saking ketakutan.
Da Ran memukul Yoon Kyung,”kau membuatku
terkejut!
Yoon Kyung marah,”kau sudah gila?!
Bagaimana bisa kau datang sendirian ke sini?
Da Ran balik tanya,”aku baik-baik saja.
Kenapa kau marah?!
Choong Shik datang dan
memanggilnya,”Noona!
Melihat Choong Shik menghampiri mereka,
Yoon Kyung pergi.
Da Ran memukul kesal Choong Shik.
Choong Shik berkata,”Noona, jangan pukul!
Da Ran kesal masih memukul Choong
Shik,”kau benar-benar akan jadi seperti ini? Huh?!
Choong Shik bertanya,”kenapa memukuliku?
Ma Ri melihatnya dari jauh dengan
perasaan bersalah. Ma Ri menghadang jalan Yoon Kyung tapi tak digubrisnya dan
pergi meninggalkan Ma Ri. Ma Ri menatap Yoon Kyung yang pergi.
Choong Shik membungkuk,”aku sudah berbuat
salah!
Ibu langsung memeluknya,”Choong Shik! Kau
dari mana saja?
Ayah berkata,”pergilah tidur sekarang!
Dan aku akan menemuimu di pagi yang cerah. Bocah tengik!
Choong Shik membungkukkan badan.
Choong Shik melihat ibunya yang
berkaca-kaca lalu memeluknya,”Omma!
Ibu membalas memeluk,”iya. Iya, anakku!
aku senang kau sudah pulang
Ayah bertanya,”menantu Seo menemukan dia?
Da Ran menjawab,”iya!
Ayah berkata,”katakan pada menantu Seo
aku ingin bertemu dengannya di pagi yang cerah besok. Katakan padanya untuk
datang sarapan.
Ayah lalu pergi.
Ibu berkata,”karena dia (Yoon Kyung)
menemukan Choong Shik, kelihatannya appa kamu jadi mencair sedikit.
Da Ran diam
Da Ran bertanya,”Ma Ri, kenapa kau
menangis?
Ma Ri menjawab,”Kyung Joon…benar-benar
marah! Karena aku berbohong lagi. Karena membuat Guru dalam bahaya. Dia
benar-benar marah. Aku…tidak melakukannya dengan sengaja.
Da Ran menghibur,”tidak apa-apa.
Ma Ri meneteskan air mata,”alasan Kyung
Joon tidak menyukaiku…itu karena omma-nya. Itu karena dia berpikir omma-nya
meninggal karena aku.
Da Ran terkejut.
Ma Ri melanjutkan,”di hari saat ayahku
ingin melamar omma-nya Kyung Joon, aku berbohong.
Flash back
Ibu Kyung Joon bertanya,”Anda menikmati
makanannya?
Pelanggan menjawab,”iya,. Terima kasih.
Terima kasih banyak.
Di belakang, Ma Ri memprovokasi Kyung
Joon agar lamaran itu batal.
Ma Ri berkata,”ayahku mengatakan dia akan
melamar omma-mu malam ini. Itu tidak boleh terjadi. Kau juga tidak suka omma-mu
menikah, kan? Aku akan berbohong bahwa aku sakit dan menahan ayahku untuk
bersamaku. Jadi, aku harus menghentikan omma-mu datang. Mengerti?
Ma Ri memastikannya lagi : Kau harus berjanji!
Ma Ri memastikannya lagi : Kau harus berjanji!
Kyung Joon menatap ibunya.
Flask back end
Ma Ri melanjutkan,”malam itu..omma-nya
Kyung Joon tertembak senjata. Dan meninggal. Seandainya saja dia datang menemui
ayahku, dia tidak akan meninggal. Itu semua karena aku.
Da Ran diam dan menatap Ma Ri.
Da Ran menghampirinya,”Kyung Joon!
Yoon Kyung menoleh sebentar sebelum
kembali menatap kosong ke depan.
Flash back
Ibu Kyung Joon memanggil,”Kyung Joon!
Kyung Joon balik badan.
Ibu Kyung Joon berkata,”ibu ada janji
malam ini.
Kyung Joon menjawab,”jangan pergi. Aku tidak mau. Kalau omma pergi..aku tidak akan pernah melihat omma lagi.
Kyung Joon menjawab,”jangan pergi. Aku tidak mau. Kalau omma pergi..aku tidak akan pernah melihat omma lagi.
Ibu Kyung Joon tersenyum,”baik. Ibu akan
tinggal bersama putraku.
Malam itu saat pulang, Kyung Joon bersama
di depan ibunya, sedangkan ibunya berjalan agak jauh dibelakang Kyung Joon
sambil tersenyum. Mereka tidak melihat ada 2 orang pria yang mengikuti mereka
dari belakang.
Laki-laki itu memanggil ibunya,”hei kau!
Kyung Joon menoleh dan melihat ibunya
yang tersenyum ditembak dari belakang mengenai hatinya sampai tembus ke bagian
depan. Darahnya mencipat ke wajah Kyung Joon. Ibunya langsung jatuh bersimpah
darah. Darahnya keluar banyak sekali di lantai. Kyung Joon syock.
Flash back end
Yoon Kyung berkata sedih,”aku tidak suka
omma-ku pergi ke seseorang yang lain. Aku marah seperti anak bayi. Dan aku jadi
tidak pernah melihat omma-ku lagi.
Da Ran yang berdiri di sampingnya, lalu
memeluk Yoon Kyung dari belakang.
Da Ran menghibur sambil menatap Yoon
Kyung
Da Ran berkata,”itu bukan salahmu! Kau
juga bersikap seperti yang dilakukan Choong Shik. Itu bukan karena kau.
Yoon Kyung hanya diam dipeluk oleh Da
Ran.
Ayah berkata,”guru Na, aku memanggilmu
untuk berterima kasih soal Choong Shik, dan aku ingin mentraktirmu makan siang.
Guru Na berkata,”saat aku mengatakan akan
kemari, guru Lee Ae Kyung mengatakan ingin ikut.
Ae Kyung menjawab,”aku datang bersamanya
karena aku ingin makan mandoo juga. Tapi wakil kepsek mengatakan dia ingin
datang untuk bertemu dengan ayahnya Da Ran.
Wakil kepsek menyapa,”senior! Senang bisa
bertemu denganmu setelah sekian lama.
Ibu langsung menoleh dan menatap tajam
pada ayah.
Ayah melanjutkan setelah ditatap tajam
oleh ibu,”Junior dari sekolahku. Kita bekerja di sekolah yang sama untuk waktu
yang lama, kan?
Wakil kepsek menjawab,”iya
Ayah berkata,”dan mengajar kelas yang
sama dua kali.
Wakil kepsek menjawab.”iya. iya
Ibu berkata,”dia adalah wali kelasku saat
aku kelas dua SMA. Benar-benar sudah lama sejak aku melihatmu!
Wakil kepsek yang menatap kagum pada ayah
Da Ran, menatap ibu Da Ran.
Wakil kepsek berkata,”Jung Ae! Kau jadi
semakin tua! Kurasa, meskipun tengan waktu tidak menekukkan kecerdasanmu, tapi
dia menekukkan kecantikan.
Ibu berkata,”seperti biasa, bicaramu
cukup manjur membuat seseorang jadi berapi-api.
Wakil kepsek tak mau kalah,”dan kau masih
sedikit suram?!
Ibu hanya tertawa kecil.
Ayah hanya diam melihat perdebatan mereka
berdua.
Ayah memuji,”kau benar-benar pintar,
Young Ok.
Paman Kyung Joon tiba-tiba datang dan
melihat ibu Da Ran. Melihat ada orang yang datang, Ibu Da Ran menyambutnya.
Ibu Da Ran menyapa,”Selamat datang! Apa
yang bisa kuambilkan untukmu?
Paman Kyung Joon duduk dan menatap ibu Da
Ran,”daging. Mandoo daging!
Ibu balik bertanya,”Mandoo daging? Tentu
saja.
Ibu berteriak pada pelayan,”Mandoo
daging.
Ibu Da Ran menyapa pelanggan yang datang
lagi,”selamat datang!
Paman Kyung Joon bingung,”kenapa dia
tidak mengenaliku? Apa karena kumisku?
Ayah berkata,” baik selamat menikmati
makanannya. Kalian makan semuanya.
Ae Kyung senang,”terima kasih!
Ayah langsung pergi melayani pelanggan.
Paman Kyung Joon menatap ibu Da Ran yang menalikan celemek belang, sedangkan wakil kepsek menatap ayah Da Ran.
Paman Kyung Joon menatap ibu Da Ran yang menalikan celemek belang, sedangkan wakil kepsek menatap ayah Da Ran.
Ibu bertanya,”seperti ini? Selesai!
Mereka semua disini. Tenanglah!
Ayah balik badan dan lebih dekat menatap
ibu.
Wakil kepsek memegang lap handuk di meja
dengan erat karena kesal, demikian pula paman Kyung Joon yang memegang botol
garam erat karena kesal.
Wakil kepsek dan paman Kyung Joon
akhirnya saling tatap dan saling kenal.
Flash back
Di kursi sekolah, dimana Gil
Min Kyu (ayah Da Ran) seorang guru SMA sedang
menunggu Lee Jung Hye (ibu Da
Ran) yang siswa SMA. Jung Hye
membawakan bekal makan siang
Jung Hye datang
dan menyapa,”guru, halo!
Min Kyu
menjawab,”oh, hai! Terima kasih!
Jung Hye membuka
bekal makan siang dan mereka makan bersama.
Young Ok (Wakil
kepsek), wali kelas Jung Hye melihat
mereka dibalik pohon. Young Ok bahkan
meremas dan menggigit sapu tangannya.
Young Ok kesal,”senior!
Young Ok melihat Hyuk Soo (paman Kyung Joon) berada di atap gedung yang
melihat Jung Hye dan Min
Kyu berduaan dengan kesal juga sambil
menggenggam batu.
Flash back end
Suara hati paman Kyung Joon : kau adalah
guru yang selalu berdiri di balik pohon selagi meremas-remas sapu tangan.
Wakil kepsek menyindir,”sekarang kita
semua sudah tua, kecantikan menjadi tak berguna.
Paman Kyung Joon menambahkan,”aku
penasaran, apakah karena tokonya kumuh, tapi tanda-tanda penuaan bahkan lebih
jelas. Sepenuhnya.
Wakil kepsek sampai tertawa sambil
menutup dengan handuk kecil.
Choong Shik berkata,”aku tidak berniat
pulang ke rumah. Tapi Ma Ri sangat khawatir dan datang mencariku sendiri. Jadi,
aku akhirnya pulang.
Saat duduk di tiang besi, Choong Shik
berdiri dan berteriak kesakitan. Choong Shik lupa kalau pantatnya pernah
ditendang oleh Ma Ri pakai sepatu high heelnya.
Temannya menebak,”kau dipukuli ayahmu,
kan?
Choong Shik menoleh,”tidak!
Teman satunya berkata,”dia dipukuli
omma-nya!
Choong Shik menjawab,”aku membiarkannya
memukuliku supaya omma-ku merasa baikan. Kalian harus baik-baik pada omma
kalian juga. Jaga pemberontakanmu tetap singkat. Kalau ditarik-tarik terlalu
lama, kau akan kehilangan kesempatan untuk berhenti.
Temannya berkata,”aku yakin maksudmu
timing.
Choong Shik berpikir.
Temannya berkata,”menyerah saja pergi ke
Amerika.
Choong Shik berteriak,”tidak bisa! Aku
harus pergi ke mana Ma Ri berada! Tapi…aku yakin Ma Ri akan berada di mana Kang
Kyung Joon berada, kan?
Ma Ri berjongkok di samping pintu pagar
rumah Kyung Joon.
Yoon Kyung lalu keluar. Ma Ri lalu
berdiri dengan muka menyesal.
Yoon Kyung bertanya,”apa yang kau lakukan
disini?
Ma Ri berkata,”aku membawa sesuatu yang
kau sukai.
Ma Ri membawakan Yoon Kyung es krim.
Ma Ri berkata,”sudah meleleh! Itu semua
salahku. Aku menghancurkan semuanya.
Yoon Kyung mendekat dan mengambil es krim
itu.
Yoon Kyung berkata,”itu bukan salahmu. Cuacanya
benar-benar panas. Apa yang terjadi pada omma-ku juga bukan salahmu.
Ma Ri berkata,”aku tidak
akan..mengeluarkan amarah lagi. Aku bahkan tidak akan mencoba melakukan apapun
yang kuinginkan.
Yoon Kyung menyentuh kepala Ma Ri seperti
yang biasa Kyung Joon lakukan. Yoon Kyung tersenyum, Ma Ri juga tersenyum.
Yoon Kyung berkata : pikirkan dengan
sederhana. Kita mengembalikan keadaan di awal-awal saat kami tertukar.
Da Ran menatap Kyung Jae.
Se Young bertanya,”aku bermaksud
mengatakannya padamu karena mempertimbangkan dirimu. Lalu haruskan tidak
kukatakan?
Da Ran menjawab yakin,”lakukan sesukamu!
Karena apapun yang kau katakan aku tidak akan mempedulikannya. Supaya aku bisa
menjadi orang dewasa yang dapat diandalkan olehnya, aku akan berdiri kuat dan
tidak lagi goyah.
Se Young bertanya,”benar begitu? Kalau
aku ingin melihat betapa tidak goyahnya kau dan betapa kokohnya kau berdiri,
kurasa angin perlu bertiup sesekali. Akan kulakukan itu untukmu.
Da Ran menjawab sambil memukul
meja,”cobalah! Aku…seperti pohon pinus dari Namsan yang melambangkan
patriotisme, aku akan tetap berdiri seakan-akan dikelilingi oleh baju baja.
Da Ran mencari-cari,”kemana perginya? Aku
bahkan bicara soal pohon pinus. Meskipun aku tidak bisa membungkuskan baju
baja, aku harusnya melilitkan cincin disekelilingku.
Yoon Kyung menghampiri dan bertanya,”kau
sedang apa di terik seperti ini?
Da Ran menjawab dan bertanya-tanya,”aku
harus cari cincinnya. Ke mana perginya?
Yoon Kyung berkata,”karena itulah kau
harus mencarinya dari awal. Kau terlalu lamban.
Da Ran menatap kesal,”kau jangan
mulai-mulai meniup angin juga disaat aku sudah kepanasan. Pergilah!
Yoon Kyung menggodanya,”kau kepanasan?
Yoon Kyung mengipasi Da Ran memakai
tangannya.
Da Ran kesal,”aku tidak apa-apa dengan
angin itu. Terus tiupkan. Tiup lebih keras!
Yoon Kyung menghentikannya dan mengambil
sesuatu dari saku celananya.
Yoon Kyung berkata,”rasanya aku tidak
bisa melakukannya lagi karena tanganku sakit.
Yoon Kyung membuka tangannya dan cincin
itu ada di sana. Da Ran menatapnya. Yonn Kyung tersenyum lalu berdiri. Da Ran
ikut berdiri.
Da Ran bertanya,”ha? Kau menemukannya?!
Da Ran bertanya,”ha? Kau menemukannya?!
Yoon Kyung balik tanya,”kenapa hanya
melihat saja? Ambillah!
Da Ran menatap cincin itu,”aku rasa aku
menyukai dia. Tanpa ragu hatiku masih menyukai dia.
Yoon Kyung berkata,”orang yang sedang kau
lihat sekarang, aku tahu bukanlah Kang Kyung Joon. Aku tidak akan bersikap
seperti anak kecil yang menghalangi hati seseorang mencintai orang yang
disukainya.
Da Ran berkata,”agar kau tumbuh dengan
baik, aku akan berada disisimu dan membantumu.
Da Ran mengambil cincin itu dan tersenyum
manis,”Kang Kyung Joon, menikahlah denganku! Aku akan membesarkanmu dengan
baik.
Da Ran membelai pipi Yoon Kyung.
Di dalam rumah, Da Ran duduk masih
memandang cincin itu. Sedangkan Yoon Kyung berdiri sambil berjalan.
Yoon Kyung berkata,”kalau aku belum
bertukaran kembali di saat umurku 20 dan masih dalam kondisi ini, ayo kita
pergi ke jalan kita masing-masing.
Da Ran berkata,”seolah-olah aku
terbungkus oleh baju baja, ayo kita lilitkan cincin ini padaku, dan berdiri
dalam kedaulatan, Gil Da Ran. Hoey! Hoey!
Da Ran mau memakai cincin itu sendiri
tapi dihentikan Yoon Kyung.
Da Ran bertanya,”kenapa? Kau ingin
menghentikanku?
Yoon Kyung menjawab,”meskipun tidak
sebaik Seo Yoon Jae yang melakukannya sendiri. Terlalu menyedihkan untuk kau
memakainya sendiri. Aku yang akan melakukannya.
Yoon Kyung berkata,”ayo kita melakukannya
dengan baik bersama-sama.
Da Ran mengangguk.
Yoon Kyung menambahkan,”akan kujanjikan
sekali lagi padamu. Aku tidak akan pernah..memperlakukanmu dengan baik.
Da Ran bertanya,”kenapa? Katamu aku bisa
memikirkanmu sebagai Yoon Jae.
Yoon Kyung balik tanya,”bagaimana jika
selagi melakukan itu, kau lupa bahwa pikirannya ini adalah Kang Kyung Joon dan
menerkam tubuh ini?
Yoon Kyung memegang kedua pipinya.
Da Ran menjawab kesal,”tidak masuk akal.
Yoon Kyung berkata,”demi melindungi
diriku sendiri, aku akan mepertahankan sikap anjing. Selalu.
Da Ran menjawab kesal,”baik. Karena aku
orang dewasa, aku akan menerimanya dan menganggap itu sebagai ledakan amarah.
Yoon Kyung membungkuk dan memberi
semangat,”hoey! Hoey!
Da Ran membalasnya.
BERSAMBUNG
KE PART 4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar