Senin, 09 September 2013

SINOPSIS BABY AND ME Part 6


SINOPSIS
BABY AND ME
Part 6
Beberapa saat kemudian, Guru Cho dan Joon Soo yang sudah menggendong Woo Rahm di punggung keluar dari kantor polisi. Joon Soo langsung diintograsi oleh Guru Cho.
Guru Cho marah :Lihat dirimu.Mengambil dompet...
Joon Soo membela diri : Aku katakan pada mu, itu adalah sebuah kesalahan.
Guru Cho tak percaya :Kesalahan?
Joon Soo membela diri :Aku tidak punya pilihan.Dan, aku tidak mengembalikan dompetnya kepada pemiliknya. Jadi ya sudah.
Guru Cho tak percaya :Apakah kamu sudah gila?Kamu mencoba kesabaran ku ya?
Joon Soo : Pulanglah!Dan aku sangat minta maaf.
Joon Soo membungkukkan badan tanda minta maaf dan akan melangkah pergi....tapi Guru Cho memanggilnya kembali.
Guru Cho :Han Joon-Soo! Huffttt!
Joon Soo berhenti dan balik badan.Guru Cho mengambil beberapa lembar uang dari dompetnya dan memberikannya kepada Joon Soo.Guru Cho kembali memasukkan sisa uang ke dalam dompetnya. Joon Soo agak sungkan tapi menerimanya dan pergi dari sana setelah membungkukkan badan. Guru Cho hanya melihat punggung Joon Soo yang menggendong Woo Rahm pulang.
Dalam perjalanan pulang ke rumah.
Joon Soo : Huffttt!Maaf telah mengikut sertakan mu dalam hal ini.Appa tidak seharusnya seperti ini.
Woo Rahm hanya diam dan menatap kepala Joon Soo.
Di supermarket.
Joon Soo :Bisakah aku dapat sat slof rokok?
Sang kasir :Rokok yang mana?
Joon Soo melihat-lihat rokok di rak…dan ingat Woo Rahm yang ada di gendongannya…
Joon Soo :Nah, aku akan mengambil susu formula.
Woo Rahm tersenyum senang mendengarnya.
Di rumah Joon Soo.Joon Soo bicara pada Woo Rahm yang digendongnya.
Joon Soo tersenyum bahagia :Waktunya minum susu. Senang?
Joon Soo sampai di tengah rumah melihat ibu yang menatapnya tajam..juga ayah.
Joon Soo kaget :Ough…
Ayah :Ngomong-ngomong, bayi itu...anak siapa?
Ibu berteriak pada ayah :Siapa dia sebenarnya? Anak mu.
Ayah kaget dan menoleh..memandang ibu.
Joon Soo :Dia anak ku, appa!
Ayah dan ibu kaget mendengarnya.
Joon Soo tak bisa menahan air matanya:Itu adalah...Ada seorang wanita. Aku berkencan. Dan dia meninggalkannya pada ku. Aku benar-benar ingin memberikannya. Tapi itu bukan hal yang mudah.Betapa malangnya.Bayangkan jika dia benar-benar menyadarinya bahwa dia tidak punya appa….omma…?Aku lakukan yang terbaik...untuk menjaganya dengan baik... 
Joon Soo menangis sedih dan ayah mendekatinya lalu memeluknya…ibu hanya diam terpaku dan memegang kepalanya yang sakit karena syock.
Ayah :Baiklah.Aku mengerti perasaan mu.Sudah lewat beberapa hari, pasti sangat sulit bagi mu. Berhentilah menangis.Seorang appa tidak menangis.
Joon Soo memeluk ayah sambil menangis: Appa...
Ibu hanya menatap Joon Soo sedih.
Di tempat latihan, ayah dan Joon Soo duduk bersila…memakai baju karate.
Ayah sedih :Pertama, kami membawa mu kembali kesekolah.Untuk beberapa waktu, omma kamu dan aku akan menjaga bayi ini.Jadi tolong  berhenti mencari masalah.
Joon Soo tersenyum : appa, Terima kasih!
Ayah :Baiklah.Berdirilah.
Ayah dan Joon Soo berdiri dan saling berhadapan.
Ayah :Sudah siap?
Joon Soo senyumnya hilang : hah?
Ayah : omma kamu tidak tau dimana kita.
Ayah langsung mengangkat Joon Soo dan membantingnya di lantai.Di dinding ada kertas gambar teknik karate.
Keesokan paginya, rumah Joon Soo.Joon Soo akan berangkat sekolah dan diantar oleh ibu yang menggendong Woo Rahm sampai di depan pintu rumah. Ibu sendiri terlihat pucat, sepertinya sakit flu.
Joon Soo khawatir : Omma, Kamu flu?
Ibu :Tidak,aku baik-baik saja. Aku baru saja minum obat.
Joon Soo :Kamu yakin?
Ibu : Oh, aku baik-baik saja.
Tiba-tiba Ibu bersin yang membuat Joon Soo khawatir.
Ibu bersikeras : Aku katakan aku baik-baik saja.Pergilah ke sekolah.
Joon Soo :Aku berangkat.
Ibu : Oke. Berangkatlah.
Joon Soo berangkat ke sekolah walaupun sedikit enggan.
Ibu menatap Woo Rahm :Hai, manis.
Di ruang guru.Ayah datang ke sekolah menemui Wakil kepala sekolah dan guru Cho..tentu saja Joon Soo ikut duduk disamping ayah. Lalu Byeol Kim terlihat mengepel lantai
Ayah :Maaf karena kamu telah banyak melewati masalah karena keluarga ku.
Guru Cho:Jangan hiraukan itu.
Wakil Kepala sekolah :Ini tidak dapat diterima seorang siswa memiliki anak.Ini akan lebih buruk jika dibawa ke sekolah.Siswa lain mungkin sedang belajar.Belajar!
Ayah membungkukan badan :Maafkan saya.Bagaimanapun, pak...Guru tidak akan pernah, di luar keadaan,mengeluarkan murid dari sekolah.Mereka seharusnya di sekolah.Anda seharusnya tidak membiarkan siswa berada di jalanan.
Joon Soo melihat ayah,sedangkan Guru Cho hanya mengangguk.
Ayah berteriak marah :Hanya karena murid itu memiliki anak,Anda mengeluarkan dia atas dasar apa?
Joon Soo :Appa!
Ayah : Ayo pergi.
Wakil Kepala sekolah :Permisi, Tuan Han.Lalu, apakah kamu menerima murid yang memiliki anak?
Joon Soo terlihat kesal mendengarnya.
Wakil Kepala sekolah melanjutkan:Di sekolah ini,kita harus memikirkan murid-murid yang lain.
Itu kenapa kami mengikuti aturan sekolah.Peraturan sekolah!
Byeol Kim memotong : Tuan wakil kepala sekolah!Aku sudah katakan, tidak ada aturan sekolah yang melarang seorang bayi.
Ayah langsung menatap wakil kepala sekolah dengan garang.
Wakil kepala sekolah :Benarkan?
Ayah marah :Itu bahkan bukan aturan sekolah,dan kamu men-skors dia?Aku akan melaporkan ini ke lembaga pendidikan.
Ayah berdiri seperti akan menghajar wakil kepala sekolah dan ditahan oleh Joon Soo.
Joon Soo :Appa...
Ayah menolak : Lepaskan aku.
Ayah bahkan sampai mendorong Joon Soo ke sofa…tapi ponsel ayah berbunyi.
Joon Soo :Telepon mu berbunyi.
Ayah mengangkat telpnya :Hello?Apa?
Joon Soo dan ayah buru-buru lari ke rumah sakit dan menemukan ibu.
Joon Soo khawatir :Ada apa?Seberapa sakit dia?
Ibu :Jadi, dia hanya demam.
Joon Soo berteriak pada ibu :Jadi? Bagaimana keadaan nya?
Ibu :Mereka sedang memeriksanya.
Ayah :Kurasa kita harus menunggu.
Joon Soo sangat khawatir.
Joon Soo berteriak pada ibu :Mengapa kamu meminta nya dari penjaga anak ketika dia sedang demam ?Apa yang aku katakan tadi pagi?Apakah kamu tidak menangkapnya?
Jika sesuatu terjadi padanya itu semua adalah kesalahan mu.Salah mu!
Ibu menangis dan terlihat sedih.
Ayah menampar Joon Soo.
Ayah berteriak marah pada Joon Soo :Beraninya kamu berbicara seperti itu kepada omma kamu!
Joon Soo menatap marah pada ayah.
Malam itu, di atap rumah sakit, Joon Soo menemui ayah yang berdiri dan melihat keluar….banyak mobil berlalu lalang.
Joon Soo : appa, Mafkan aku!
Ayah :Orang tua adalah sama,muda atau tua.Jika anak sakit,Aku merasa sakit juga.Aku pikir lebih baik aku yang sakit daripada anak yang sakit...Jangan marah kepada omma kamu. Omma kamu selalu tersenyum,tapi dia melewatinya.Kamu dan aku memberikannya banyak kesedihan.
Joon Soo merasa bersalah karena telah berteriak pada ibu.
Joon Soo kembali ke rumah dan masuk ke kamar orang tuanya. Joon Soo ingin mengambilkan beberapa baju ganti untuk kedua orang tuanya. Lalu Joon Soo melihat rak di dalam lemari…dan membuka-buka isinya…kemudian menemukan sebuah album. Ternyata itu album foto..sekaligus diary saat Joon Soo lahir.
Isi diary :Joon-Soo menderita radang paru-paru.Betapa kasihannya untuk seorang bayi!Hati ibu sedang berlinang air mata.Aku harap dia akan segera sembuh...Dokter bilang kita akan tahu setelah nanti malam.Ku harap dia dapat melewatinya.Tuhan, tolong beri dia kekuatan.
Joon Soo tak kuasa menahan air matanya membaca diary ibu.
Di rumah sakit, ibu menemani Woo Rahm dengan duduk di tepi ranjang.. ibu menatap Woo Rahm.Joon Soo baru sampai dengan membawa tas besar….lalu menaruh tas itu di kursi…kemudian duduk di tempat tidur. Ibu menatap dan Woo Rahm menatap Joon Soo.
Woo Rahm : Appa, aku sakit! Mereka bilang itu pneumonia.
Joon Soo: Omma, Maafkan aku!
Ibu diam sebentar dan menoleh.
Ibu :Kamu sudah makan?
Joon Soo mengangguk.Ibu memegang tangan Joon Soo…
Woo Rahm menangis keras di dalam sebuah ruang perawatan dengan selang ada di kedua tangannya.Ayah, ibu dan Joon Soo melihat tak tega dari luar jendela. Joon Soo yang tidak tega melihat Woo Rahm yang menangis kesakitan..pergi dari sana.
Di pinggir sungai, Gi Seok duduk sambil minum-minum sendirian. Joon Soo menemuinya.
Joon Soo duduk disampingnya : kenapa begitu sedih?Berikan.Hey,lihat disana.
Lihat aku.Apakah aku terlihat baik-baik saja?
Gi Seok :Maafkan aku.
Joon Soo tak mengerti :Tentang apa?
Beberapa hari yang lalu, Gi Seok sedang dalam perjalanan pulang ke rumah! Gi Seok menemukan Woo Rahm ada di depan rumahnya. Dan ada sepucuk surat, yang ternyata dari pacar Gi Seok.
Isi surat : Maaf.Aku tidak dapat menjaganya.Baru baru saja datang dari luar negri.Tetapi aku akan segera pergi.Tolong jaga dia untuk ku.


Beberapa hari yang lalu, Di supermarket, saat Joon Soo menemukan Woo Rahm ada di dalam kereta dorong miliknya.
Joon Soo bingung :Apa ini?
Joon Soo tengok kanan-kiri…dan dari jauh Gi Seok melihatnya.
Joon Soo langsung menghajar Gi Seok.
Joon Soo :Bajingan kau!Berdiri!Berdiri!Jika kamu manusia,jika kamu seorang teman...
kamu tidak melakukan nya. Katakan sesuatu!Kenapa kamu lakukan itu?
Gi Seok menerima pukulan Joon Soo tanpa melawan karena memang Gi Seok meras bersalah. Gi Seok terkapar di tanah.
Setelah emosi Joon Soo mereda, mereka duduk berdua dan berbicara baik-baik.
Gi Seok :Maafkan aku.Aku seharusnya dibunuh.
Joon Soo berteriak marah :Bodoh.Hanya itu yang kamu katakan?
Gi Seok :Dengarkan.Aku juga berharap…Aku terlahir dari anak orang kaya,dan melakukan apapun yang aku mau.Kamu tahu? Tapi tidak, Aku tidak bisa..Aku harus menyerah teman ku,persabatan,dan bahkan bayi ku sendiri.Kau lihat?
Joon Soo :Menjaganya dengan baik.Ini permintaan terakhir sebagai teman.
Joo Soo pergi meninggalkan Gi Seok sendirian
Joon Soo kembali ke rumah sakit dan melihat Woo Rahm sedang tertidur di ruang perawatan dari luar jendela. Ibu ternyata masih menjaga Woo Rahm.
Ibu :Hey, kamu disini.
Joon Soo :Ayo.
Ibu :Kemana?
Joon Soo :Ayo, cepat.Mereka menemukan orang tua yang asli.
Ibu kaget :Apa?
BERSAMBUNG KE PART 7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar