SINOPSIS
FULL
HOUSE
EPISODE 7
Part 2
Saat Young Jae lewat,tak sengaja Dong Wook menyapanya.
Dong Wook :Halo!
Melihat Dong Wook, Young Jae mengenalnya sebagai teman Ji Eun yang telah menipu Ji Eun dengan menjual rumah "Full House" tanpa sepengetahuan Ji Eun.
Young Jae berteriak : Hey!Kau yang jual
rumah itu, kan?Kau kan temannya?Kau hanya memanfaatkan kebaikan Ji-eun
padamu.Kalau begitu lagi, akan kuhajar kau.Orang sepertimu harusnya dipenjara.
Dong Wook :Hee-jin tak tahu apa-apa.Tapi
karena dia sangat mencintaiku,dia berusaha keras demi aku.
Young Jae :Kau tak perlu menangis.Jangan
menangis.
Young Jae bingung karena ada yang
melihatnya di ruangan itu bersama Dong Wook yang menangis.
Young Jae akan pergi tapi kaki beserta
celananya ditarik oleh Dong Wook.
Dong Wook :Hyung, maafkan aku.Aku memang
salah.
Makin Young Jae ingin pergi,pegangan Dong
Wook makin keras.
Young Jae :Jangan tarik celanaku.
Young Jae bahkan sampai memegang dinding
agar tidak jatuh…lalu muncul manajer.
Young Jae : ada apa?
Manajer :Bos mencarimu.
Young Jae : Oke.
Manajer pergi dan Young Jae mendorong
Dong Wook.
Young Jae :Minggir!
Young Jae : Ya.
Direktur :Kuharap semuanya lancar.
Young Jae :Ya.
Direktur :Istrimu datang juga, kan?
Young Jae pulang dan memanggil-manggil JI
Eun di seluruh rumah tapi Ji Eun tidak
ada di rumah.Terus…dimanakah JI Eun?
Ji Eun :Dulu aku jarang sekali makan.
Nenek :Setiap orang harus makan.
Ji Eun :Tapi sejak aku dengan pria
(Young Jae) itu...
Nenek dan ibu menatapnya.
Ji Eun mengoreksi :Maksudku, suamiku
itu.Aku jadi sering memasak.
Ji Eun :Emm..Liburan, aku pergi kerumah
temanku.
Nenek :Rumah teman?
Ji Eun :Temanku, Dong-wook.Dia tinggal
dengan Neneknya.Waktu liburan pasti dia mengajakku kesana.
Ji Eun : Ya! Lalu Ibunya meninggal, dan aku
mulai kesal dengan “si Dong-wook”...
Ji Eun berkata “Dong Wook” seperti
akan membunuhnya, ayah dan nenek menatapnya.
Ji Eun tersenyum lebar :Setelah itu,
setiap liburan kami cuma main kartu.Aku masih ingat.
Ibu :Kau bisa main "Go-Stop"?
Ji Eun : Ya! Tentu saja!
Ji Eun :Kalau tak ada, pakai yang ini.
Ibu bertanya pada JI Eun: Orang pakai
payung.
Ibu menunjukkan kartunya pada ayah.
Ibu : Kuturunkan yang ini.
Ibu :Aku tak ada.
Nenek tertawa senang :Segitu saja?
Nenek memperlihatkan kartunya pada JI Eun
dengan senang.
Ibu :Ah, aku kalah.
Nenek menaruh kartunya.
Nenek akan mengambil kartu tapi ditahan
ayah.
Ayah :Maaf omma, tapi aku masih ada.
Ji Eun :”Go-stop” memang sulit
ditebak.Coba yang itu!
Nenek kesal menatap Ji Eun.
Young Jae masih menunggu JI Eun. Young
Jae mau telp tapi mengurungkan niatnya.
Young Jae : baiklah!Kita urus saja urusan
masing-masing.
Ji Eun :Tak apa, tadi itu menyenangkan.
Ibu :Kenapa tak menginap disini saja?
Ji Eun : apa?
Ayah :Besok saja pulangnya.
Ibu : Benar.Telpon Young-jae kalau kau
pulang besok.
Young Jae tak tenang menunggu Ji Eun.
Young Jae memutuskan telp Ji Eun akhirnya…walaupun beberapa menit kemudian,
gagang telp dibuang ke sofa. Benaran tampak cemas dech Young Jae karena JI Eun
belum pulang. Hahahaaaa...
Ji Eun tidak bisa tidur di kamar Young
Jae.
Ji Eun :Murid berprestasi?Dia
pasti rajin sekolah.Dia pasti rajin sekolahnya.Dia main ini juga?Kekanakan.
Lalu ponselnya berbuyi.
Ji Eun : hallo!
Young Jae berteriak marah : Han Ji Eun, Sudah
jam berapa ini?Dimana kau?
Ji Eun :Kenapa teriak segala?Aku di
kamarmu.
Young Jae :Apa? Kamarku?
Young
Jae : Hey! Kau bercanda denganku?
Ji Eun : Kenapa banyak piagam
dikamarmu?Sombong sekali?
Young Jae :Piagam?
Young
Jae : Hey, Kau dirumahku?Sedang apa kau disana?
Ji Eun :Lihat-lihat saja.Melihat karya
seni sepanjang hari...Ada gelas pahatan juga.Kau yang membuatnya?
Young Jae : Aku?Hae-won yang
membuatkannya untukku.Saat kami lulus SD.
Young
Jae :Itu foto waktu SD.Aku belum tahu fashion.Tapi…lebih aneh rambutmu?
Ji Eun :Ada foto lagi...Sepertinya
perempuan,tapi rambutnya pendek.
Young Jae sedih : Oh..Itu pasti Young-hyun.Dia
adik perempuanku.
Ji Eun : Kau punya dongsaeng ( adik)?
Young Jae sedih :Dia sudah tak ada
sekarang.Dia sudah meninggal.Dia menderita kanker.Setiap hari dia selalu
kesakitan,tapi dia tak pernah menangis.Appaku bilang, menangis takkan
mengurangi rasa sakitnya.Karena itu dia tak pernah menangis. Tak
sekalipun.Tapi keadaannya tak membaik juga.Kenapa bisa Ayahku berkata begitu
padanya?Saat dia kesakitan,kenapa dia tak boleh menangis?Harusnya dia
menangis. Saat dia masih kecil,dia sudah banyak menderita.
Ji Eun ikut sedih :Appa-mu mungkin
juga,menangisinya.
Young Jae menyangkal: Appa tak mungkin
menangis.Dia berbeda.Tapi Hae-won menangis sepanjang waktu.Tak peduli siang
dan malam,dia tetap saja menangis.Saat anak usia 9 tahun menangis,dan kau
ingin membuatnya berhenti menangis,kau tahu bagaimana caranya?Es krim.
Ji Eun terdiam.
Young Jae : Han Ji Eun, Sudah tidur?
Ji Eun sedikit kesal :Belum.
Young Jae :Kenapa diam saja?
Ji Eun :Mau bilang apa?
Young Jae :Han Ji Eun,kamu…Mau
kujemput?
Ji Eun : hah?
Ji Eun kesal:Jangan bicara makanan
lagi.Apa kau menelponku karena itu?Aku benar-benar seperti pembantumu.Dah!
Young Jae :….
Ji Eun sudah menutup telp.
BERSAMBUNG KE PART 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar