Rabu, 28 November 2012

SINOPSIS ALWAYS PART 1


SINOPSIS
ALWAYS
PART 1
Jang Cheol Min, Mantan juara petinju dunia, yang menghilang karena dipenjara..mulai menjalani hidup bebasnya sebagai seorang pekerja serabutan. Awalnya dia membantu mengantar minuman isi ulang. Cheol Min menurunkan 4 galon isi ulang dan mengantarkannya ke salah satu gedung bertingkat. Cheol Min menaiki tangga sambil memanggul galon isi ulang sampai beberapa tingkat . mengganti dengan galon isi ulang yang baru..lalu mengambil beberapa yang kosong. Setelah itu, Cheol Min dibayar beberapa lembar oleh sopir sekaligus pemilik galon isi ulang ulang itu. Hari menjelang malam..buru-buru Cheol Min berlari.
Malam itu dia berlari melewati jalan raya yang padat itu. Cheol Min menemui seorang kakek di dekat gerbang parkir.
Kakek bertanya,”Kau datang kesini lagi?Di saat hujan?
Cheol Min menjawab,”Iya.
Cheol Min mengeringkan bajunya yang sedkit basah.
Kakek bertanya,”Bahkan para dewa cemburu dengan saat baik.Menurutmu apa artinya ini?
Kakek  memberikan koran : Coba lihat keberuntunganmu hari ini.Kau shio kambing, kan?
Cheol Min menerimanya : Ku pikir kau berhenti bekerja.
Kakek : Santai saja.Jauhi masalah apapun.
Kakek pergi.
Cheol Min :Hati-hati di jalan.
Kakek : Selamat tinggal!
Cheol Min : selamat tinggal!Jaga dirimu.
Kakek pergi dengan memakai payungnya.
Cheol Min duduk di gerbang parkir sambil nonton TV. Tiap ada mobil keluar, Cheol Min membuka atau menutup palang pintu.
Malam itu, Cheol Min menonton pertandingan tinju….pemenangnya sepertinya dia mengenalnya..terutama si pelatih dan melap keringat sang juara. Cheol Min tersenyum.
Tiba-tiba ada seorang gadis cantik yang langsung duduk disampingnya.  Ha Jeong Hwa, seorang gadis buta karena kecelakaan mobil.
Jeong Hwa :Belum mulai juga ya?
Cheol Min bingung.
Jeong Hwa memberikan sesuatu dikedua tangan Cheol Min.
Jeong Hwa :Ini jeli kacang merah.Dan ini adalah jeruk keprok.
Jeong Hwa tak jadi menaruhnya di kedua tangan Cheol Min.
Jeong Hwa : Dan ini...untukku.
Jeong Hwa mengambil kotak makanan di dalam tasnya dan memberikannya pada Cheol Min.
Jeong Hwa : Dan ini kesukaanmu.Gimbap yang jelek.Untuk menemani itu,Aku juga membawa kue beras untukmu.
Cheol Min menatap Jeong Hwa.
Jeong Hwa tak mengerti : Bukankah ini sudah banyak?
Cheol Min : Siapa kamu?
Jeong Hwa kaget dan masih memegang kotak makanannya: Siapa kamu?Kemana Kakek?
Cheol Min : Hari ini dia berhenti kerja
Jeong Hwa p tak mengerti: Lalu kenapa kau menerima semua itu?
Cheol Min : Kau yang memberikannya padaku
Jeong Hwa tertawa : Aku sering datang kesini untuk nonton drama dengan Kakek, sambil makan snack dan cemilan.Kakek tidak sakit kan?
Jeong Hwa mengambil lagi semua makanan yang ada ditangan Cheol Min
Cheol Min :Katanya dia harus pergi ke luar kota.
Cheol Min masih penasaran dan melihat Jeong Hwa.
Jeong Hwa :Oh, jadi begitu?Permisi.
Jeong Hwa salah tingkah dan pergi.
Di luar masih hujan deras. Jeong Hwa berdiri hanya dengan memakai penutup tudung dan sebuah tongkat. Cheol Min meras kasihan dan mendekatinya. Jeong Hwa sendiri diam dengan tatapan kosong ke depan.
Cheol Min :Hei kamu...
Jeong Hwa kaget dan menoleh.
Cheol Min menyarankan :Kau bisa nonton apapun yang kau mau lalu pergi.Lagipula sedang hujan deras.
Cheol Min kembali ke dalam pos jaga. Jeong Hwa awalnya ragu tapi akhirnyamengikutinya. 
Di atas meja sudah ada beberapa cemilan. Cheol Min sedang mencarikan cannel kesukaan Jeong Hwa.
Jeong Hwa :Saluran itu.
Di Tv ada seorang wanita yang marah pada seorang laki-laki.
Suara pemeran wanita :Abu-abu? Aku tidak mau memakai abu-abu.Warna yang paling kubenci adalah abu-abu.Kau tahu kenapa?Karena aku kelabu.Aku juga!Aku juga!Aku mau menjadi warna utamaSebuah warna yang utama.Lagipula, bukan yang ini.Kau bilang tingkat pernikahan di Korea mengerikan?Berhenti bercanda.
Cheol Min asyik memandang Jeong Hwa yang menonton TV sambil menggenggam buah jeruk di dekat bibirnya. Karena Jeong Hwa tersadar kalau diperhatikan oleh Cheol Min, Jeong Hwa menoleh. Cheol Min salah tingkah dan hanya menatapnya.
Hujan sudah reda dan film-nya juga sudah selesai.
Jeong Hwa pamit :Sangat seru menonton drama.
Jeong Hwa ingat kotak makannya : Ini mungkin terlihat jelek tapi rasanya cukup enak.
Mau mencobanya?Ini terlihat jelek ya?
Cheol Min mau menerimanya tapi ditarik lagi oleh Jeong Hwa.
Walaupun Jeong Hwa akhirnya mengulurkannya lagi dan diterima oleh Cheol Min. jeong Hwa akan pergi.
Cheol Min mau mengatakan sesuatu tapi..Jeong Hwa balik badan dan mengatakan sesuatu.
Jeong Hwa :Oh iya...Bunga sedap malam harus disiram sekali seminggu.Kau tidak boleh membiarkannya mati.
Cheol Min hanya menatapnya...lalu Cheol Min melihat ke belakang, ada pohon bunga sedap malam di pot itu setelah Jeong Hwa pergi. 
Jeong Hwa pergi dengan mengenakan tudungnya lagi dan melangkah memakai tongkatnya. Cheol Min sendiri kembali asyik di dalam pos jaga.
Setelah beberapa lama.. Cheol Min menggembok pos jaga itu dan kembali pulang sambil membawa kotak makanan pemberian Jeong Hwa. 
Cheol Min mampir ke telp umum dan telp seseorang.
Petugas info :Halo.
Cheol Min :Permisi.Aku mau mencari seseorang.
Cheol Min selesai mandi dan melihat keluar jendela..terlihat situasi malam dari tempat tinggalnya. Cheol Min memakan makanan itu dan sepertinya menyukai makanan Jeong Hwa. Tidak lupa Cheol Min memberi makan seekor penyu di akuariumnya. Cheol Min hanya duduk di tempat tidurnya.
Pagi itu, Jeong Hwa bersiap berangkat kerja. Padahal kontrakannya ada di lantai 2, tapi seperti sudah tahu jalannya. Padahal Jeong Hwa buta, makanya dia memakai tongkat kalau berjalan.
Jeong Hwa di bawah tangga rumah :Aku akan segera kembali.
Jeong Hwa ternyata bekerja di sebuah perusahaan informasi yang menerima seseorang yang cacat, tapi masih punya keterampilan.
Karyawan : Halo, ini pusat informasi.
Karyawan lain :Ya, pelanggan.
Karyawab lainnya lagi :Baik saya akan segera hubungkan Anda dengan pusat pelayanan terdekat.
Jeong Hwa : 15000 won untuk biaya utama dan biaya transaksi dari transfer uang.
Si penelepon :Sial, kenapa kau hanya bicara soal uang?
Jeong Hwa memakai bantuan di telinganya, juga komputer yang digunakannya memang khusus untuk orang-orang buta, memakai “huruf braille”.
Jeong Hwa : Pak, maaf karena membuatmu merasa terganggu.Mungkin tanggapan dari masalah Anda sedikit tertunda.Saya akan segera mencari penggantian darurat.Apakah bisa jika saya memesan untuk jam 5 sore hari ini?
Si penelepon marah :Jangan coba untuk tanya lagi!Kau tahu berapa banyak aku sudah menelpon?
Jeong Hwa : Sekali lagi, maaf.Saya tidak tahu bagaimana saya bisa membantu...
Si penelepon menutup telp.
Jeong Hwa :Pak?
Karyawan sebelah Jeong Hwa yang juga buta :Kenapa kau marah padaku?Apa aku anakmu?

Manajer Ma : Kau harus selalu berlaku penuh kasih sayang, oke?Lalu seluruh dunia bisa terisi dengan cinta.
Mendengar suara Manajer Ma, teman Jeong Hwa terdiam.
Manajer Ma memegang kedua bahu Jeong Hwa.
Manajer Ma : Kau pasti sangat lelah karena masuk malam ya?
Jeong Hwa kaget :Sebenarnya aku merasa lebih baik karena aku bisa tidur siang.
Manajer Ma berbisik :Baiklah. Selamat bekerja.Kau tahu bahwa kau adalah karyawan yang menonjol?
Jeong Hwa mengerti :Ya.
Manajer Ma sedikit mengelus bahu Jeong Hwa dan pergi.
Jeong Hwa mendesah dan menghela nafas.
Di ring, ada seorang laki-laki yang berlatih meninju dan seorang lainnya yang menahan tinjunya. Disamping ring, ada pelatih yang memberi instruksi….sedangkan direktur hanya melihat di bawah ring.
Pelatih berteriak :Satu, dua! Satu, dua, tiga!Kendorkan pundakmu!Perhatikan sudut!Gunakan pinggangmu!Kubilang, gunakan pinggangmu!Kapan kau bisa lebih maju?Sial! Bahkan aku lebih baik darimu!
Di belakang terlihat, Cheol Min masuk ke dalam.
Pelatih balik badan dan melihat Cheol Min.
Pelatih : O..DirekturLihat siapa yang berdiri di depan kita!
Direktur balik badan dan melihat Cheol Min.
Ruang direktur.
Cheol Min berlutut di lantai sambil menundukkan kepala.
Cheol Min bersujud di lantai lalu duduk.
Cheol Min : Aku datang untuk minta maaf, Direktur.Maafkan aku.
Direktur cuek dan pura-pura membaca buku.
Pelatih :Ini, minumlah.Setelah itu, maafkan dia.Sudah cukup, Direktur.Itu sudah berlalu dan kau masih saja berpikiran sempit.
Direktur marah dan melempar pensil di atas meja. Pelatih dan Cheol Min kaget.
Direktur berteriak marah:Berlalu?Ketika aku memilih anak yang menyedihkan lalu mencoba menjadikannya juara, Aku memberinya makan nasi.Sedangkan aku hanya memberi makan anakku ramen!Kau tahu?Seorang berandalan tanpa hati nurani...
Direktur keluar ruangan dengan marah dan membanting pintu..meninggalkan Cheol Min yang masih berlutut di lantai.
Pelatih :Dia memberi anaknya ramen karena mereka suka makan itu.
Di tempat latihan.
Di ring Min Tae Sik (juara tinju yang dinonton Cheol Min kemaren di TV) sedang berlatih dan terhenti latihannya mendengar suara pelatih…dan semua orang di sana mengitari pelatih yang menceriterakan tentang kehebatan Cheol Min.
Pelatih bangga :Hei, coba lihat kemari!Lihat siapa ini!Dia ini Jang Cheol Min.Juara nasional MMA 1999.(MMA - seni bela diri campuran)Bahkan tidak perlu memukul.Pada ronde pertama, dia menggunakan tatapannya untuk mengalahkan lawannyaRonde Kedua, dengan 3 pukulan.Ronde Ketiga, 5 pukulan.Di final...
Tae Sik memotong : Di final, orang yang dia lawan...Adalah aku, Min Tae Sik.
Lama tak bertemu.
Tae Sik menatap tajam ke arah Cheol Min.
Pelatih :Ah... benar!Tapi, Cheol Min, biar ku beritahu......sekarang dia bukanlah Tae Min Sik yang kau kalahkan dengan satu pukulan.Kau sudah melihatnya di TV kan?Dalam dunia bela diri, sekarang orang-orang sangat berharap padanya. Sekarang ini, dia sudah terkenal.
CheolMin :Aku sudah melihatmu di kompetisi.Lumayan.
Tae Sik tersinggung : Apa?"Lumayan"?
Tae Sik memberikan satung tangan tinju di dada Cheol Min.
Tae Sik : Karena kau datang, kenapa kita tidak pemanasan?
Pelatih :Kau akan mengikuti UFC sebentar lagi,kenapa kau bertingkah seperti ini?Cheol Min sudah rehat untuk waktu yang lama.Dia hanya sibuk bekerja sekarang.Jika dia terluka, apa kau mau bertanggung jawab?
Cheol Min menggenggam sarung tangan itu dengan keras..seperti rindu memakaianya lagi untuk beberapa sat sebelum diberikan pada pelatih.
Cheol Min : Kalau begitu aku pergi
Pelatih : ya!
Cheol Min akan pergi tapi…terhenti..karena direktur menghalangi jalannya
Direktur : Pertama pasangkan dia perban dulu.Hanya berlatih 1 ronde.
Cheol Min : Maafkan aku.
Direktur menampar keras pipi kiri Cheol Min.
Direktur berteriak marah :Dia bahkan bukan seorang petinju.Kenapa dia dibiarkan masuk?Cepat usir dia!
Cheol Min membungkukkan badan : Maafkan aku.
Cheol Min pergi.
Malam itu, Cheol Min menjaga gerbang parkir ditemani Jeong Hwa. Mereka menonton TV drama lagi.
Jeong Hwa : Bisakah kita buka jendelanya sebentar?Hidungku sangat sensitif ...
Cheol Min membuka jendela disisi sampingnya.
Jeong Hwa menghirup udara sebentar..lalu membuka jendela disisi sampingnya.
Jeong Hwa tertawa :Apa kau olahraga hari ini?
Jeong Hwa mencium-cium udara…Cheol Min lalu menarik kakinya lalu perlahan-lahan memakai sepatunya. Kaos kaki dan sepatunya terlihat sangat kotor.
Jeong Hwa :Baju jenis apa yang digunakan sekarang?
Cheol Min melihat baju yang dipakainya :Aku hanya memakai kaus katun.
Jeong Hwa : Aku bukan berbicara tentangmu, ajusshi.Aku bicara soal Eun Su, sang pahlawan wanita
Cheol Min melihat Tv :Sebuah rok.
Jeong Hwa : Bagaimana dengan sepatunya?
Cheol Min melihat sepatunya yang kotor : Dia memakai sepatunya.
Jeong Hwa : Tentu saja dia memakai sepatu!Maksudku, sepatu jenis apa?
Cheol Min : Hak tinggi.
Jeong Hwa :Kau yakin dia tidak mengenakan sepatu flat?Bagaimana dengan rambutnya?
Cheol Min :Pendek dan keriting
Jeong Min : Apa dia memakai anting?
Cheol Min merasa terganggu dan menoleh : Biarkan ku bertanya...Kenapa kau banyak bicara ketika nonton drama?
Jeong Hwa menatapnya : Karena aku tidak bisa melihat.
Awalnya Jeong Hwa memalingkan wajah karena kesal, lalu menoleh lagi smabil tersenyum.
Jeong Hwa : Anting apa yang dia kenakan?
Cheol Min menoleh dan melihat anting di telinga Jeong Hwa.
Cheol Min :Dia memakai anting yang sama denganmu.
Jeong Hwa tersenyum lebar dan memegang antingnya:Serius?Benarkah?
Padahal di TV…artisnya memakai anting yang panjang, sedangkan Jeong Hwa memakai anting pendek. Jeong Hwa tertawa senang..sedangkan Cheol Min hanya menatapnya.
Cheol Min mencium sweeternya….
Beberapa saat kemudian, Cheol Min terlihat mencuci kedua kakinya sampai bersih.
Di depan gerbang parkir, Jeong Hwa sudah bersiap-siap akan pulang dengan memakai jas hujan warna kuning. Malam itu hujan sangat deras.
Cheol Min memberikan kotak makanan yang berisi buah pir: Hei kamu...Kotak makananmu.
Jeong Hwa : Bagaimana rasanya?
Cheol Min : Walaupun kelihatannya jelek,rasanya enak.
Jeong Min tertawa dan kaget karena di dalam ada sesuatu.
Cheol Min : Itu buah pir.
Jeong Hwa : Apa sudah dicuci?
Cheol Min mlihat kedua kakinya yang tadi baru dicuci dan memakai sandal.
Cheol Min : Ya.
Jeong Min : Apa benar-benar dicuci?
Cheol Min tak mengerti :Apa?
Jeong Min menggerakkan kotak makannya : Buah pir harus dibersihkan hati-hati
dan segera dimakan.Pir sangatlah lembut. Kalau tidak, nanti rusak dan tidak enak lagi. Terima kasih, akan ku makan.
Jeong Hwa memasukkan kotak makanan itu ke dalam tas.
Jeong Hwa :Dan namaku bukan "Hei kamu"",tapi Jeong Hwa.Aku Ha Jeong Hwa.
Jeong Hwa mengulurkan tangan, sedangkan Cheol Min hanya menatap uluran tangannya.
Jeong Hwa masih mengulurkan tangan : Kita terbiasa berkenalan dengan berjabat tangan.
Cheol Min perlahan-lahan memegang tangan Jeong Hwa.
Jeong Hwa kaget dan tersenyum lebar :Wow, sangat kasar.Pekerjaan apa yang membuatnya seperti itu?
Buru-buru Cheol Min menarik tangannya dan memasukkannya ke dalam saku sweeternya. Jeong Hwa juga agak canggung.
Jeong Hwa :Terima kasih sudah menonton drama denganku.
Jeong Hwa balik badan dan mau pergi…Cheol Min menaikkan talang pintu…Jeong Hwa memakai tudung jas hujannya lalu perlahan-lahan pergi dengan memakai tongkatnya…Cheol Min hanya menatap kepergiannya.

BERSAMBUNG KE PART 2

2 komentar:

  1. hai salam kenal
    nama gw eko
    gw juga suka film ini, gw barusan nonton
    karena gw lagi males ngetik, gw minta izin untuk copas

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal jg! :) boleh! tapi maaf kalau PIC belum tak kasih...ge konsen ma BIG...n mngkn kepanjangan karena percakapannya sengaja aku tulis lengkap! makasih!

      Hapus