SINOPSIS
FULL
HOUSE
EPISODE 2
(Part 1)
Ji Eun duduk di sofa ruang tamu..sedangkan Young Jae sedang telp.
Young Jae bertanya di tlp,”Bagaimana?Semua
baik-baik saja, kan?Semuanya sudah beres?Benarkah begitu?Tidak, ini bukan
masalah besar.Aku mengerti.
Young Jae menutup telp.
Episode 2
Young Jae duduk di sofa lain di
sampingnya dan menatap Ji Eun.
Young Jae berkata,”Aku sudah coba untuk
mengerti, tapi aku tak bisa mempercayaimu begitu saja.
Ji Eun menjawab,”Sudah kubilang berapa
kali padamu. Bukan aku yang menjualnya. Maaf mengenai itu, tapi harus bagaimana
lagi,rumah ini sudah terjual.
Young Jae berkata,”Aku tak mau dengar
apa-apa lagi.Aku sudah bayar mahal untuk rumah ini.
Ji Eun bersikeras,”Kan sudah kubilang,aku
akan mengembalikan semua uangmu. Secepat mungkin.
Young Jae tak percaya,”Secepat
mungkin?Apa-apaan ini?Kau minta aku mengembalikan rumah ini, walaupun kau tak
punya uang sama sekali?
Ji Eun mengeluarkan disk karya-nya dan
memberikannya pada Young Jae.
Young Jae bertanya,”Apa ini?
Ji Eun menjawab,”Aku tahu itu tidak
seberapa.Tapi itu adalah novel karyaku sendiri.Memang nilainya tak seberapa.Ini
novel yang cukup bagus. Aku akan hasilkan uang dengan itu.Dan aku akan lunasi
semua hutangku padamu.
Young Jae sudah tak mau dengar dan
sengaja menutup telinga kirinya dengan jari telunjuk tangan kirinya.
Ji Eun melihat rumahnya,”Rumah ini adalah
satu-satunya peninggalan dari appa-ku.Rumah ini dia sendiri yang mengerjakannya.Bagiku
ini bukan hanya sekedar rumah.Tapi rumah ini sudah seperti bagian dari
diriku sendiri.Dan tak mungkin begitu saja kuberikan pada orang lain.Aku tahu
kau tak peduli,tapi kumohon pikirkan lagi.
Young Jae langsung mengusir Ji Eun keluar
dari rumahnya.
Ji Eun berkata,”Sebentar.Tunggu.
Young Jae lalu menutup pintu. Ji Eun
mengedor-ngodor pintu..lalu pintu terbuka..Young Jae tersenyum…Ji Eun
tersenyum..tapi…”Pluk”….Young Jae melempar tas Ji Eun ke arah Ji Eun..sedangkan
koper Ji Eun..dilempar begitu saja keluar halaman…lalu Young Jae menutup pintu
rumah. Ji Eun tak percaya atas perlakuan Young Jae…Ji Eun buru-buru membuka
kopernya….ternyata foto figura masa kecilnya bersama kedua orang tuanya retak…
Pagi itu, Young Jae keluar dari dalam
ruang sambil meregangkan badannya. Young Jae akan jalan pagi, tapi dia melihat
seseorang tidur dengan wajah tertutup baju kuning di ayunan kayu, depan
rumahnya...dan sebuah koper Young Jae mendekatinya..lalu membuka baju kuning
itu..Ta Ra, ternyata Ji Eun.
Young Jae berkata,”Hey! Hey! Kau tak mau
bangun juga?Apa-apaan ini?
Ji Eun bangun dan duduk lemas.
Ji Eun menjawab,”Jangan sekarang.Aku
sedang sakit sekarang.
Young Jae tak peduli dan melempar koper
Ji Eun.
Young Jae berteriak,”Kubilang pergi.Kalau
kau masih disini juga,aku takkan memaafkanmu.
Ji Eun perlahan-lahan bangun…mengambil
kopernya dan pergi dengan lemas.
Young Jae lari-lari pagi.
Saat kembali ke rumahnya, Young Jae
melihat Ji Eun tidur meringkuk lagi di ayunan tadi.
Young Jae kesal,”Bangunlah. Hey! Hey!
Hey!
Young Jae melihat wajah Ji Eun yang
pucat..lalu memegang dahi Ji Eun. Ternyata Ji Eun sakit demam.
Young Jae menggendong Ji Eun masuk ke
dalam rumah dan membaringkannya di sofa ruang tamu. Keringat dingin keluar dari
dahi Ji Eun. Young Jae memegang dahi Ji Eun lagi..dan mulai sedikit khawatir.
Young Jae bingung lalu buru-buru berlari keluar rumah.
Ji Eun masih terbaring lemas di sofat
dengan keringat dingin masih keluar dari dahinya. Ji Eun juga sudah memakai
selimut.
Young Jae datang dan mendudukkan Ji
Eun…meminumkan obat untuknya.
Young Jae berkata,”Minumlah.
Ji Eun lalu meminum obat itu dengan
segelas air putih.
Young Jae berkata tanpa perasaan,”Kau
sudah sembuh, kan?
Ji Eun menolak dan menggeleng…kembali
tidur di sofa.
Young Jae bingung,”Kita harus ke rumah
sakit sekarang?
Young Jae mau mengangkat tubuh Ji Eun.
Ji Eun menolak,”Tak usah.Di rumah saja.
Young Jae mulai kesal dan akan mengangkat
tubuh Ji Eun
Youn Jae berkata,”Bangunlah.
Ji Eun kesal dan menjambak rambut Young
Jae,”Sudah kubilang, aku mau disini saja.
Ji Eun kembali memejamkan matanya. Young
Jae sangat kesal sekali dan berdiri lalu pergi.
Ada pesan : Jum’at, 18 Ulang tahun
Appa!.
Young Jae mendekati Ji Eun dan
tertidur….lalu berjongkok dan membenarkan selimutnya. Young Jae menatap Ji Eun
yang wajahnya masih pucat dan darinya mengeluarkan keringat dingin.
Malam itu, Min Hyuk sedang mengetik di
komputernya. Hae Won datang dan mengetuk pintunya yang terbuka. Min Hyuk yang
melihatnya melepas kacamatanya lalu tersenyum. Hae Won juga ikut tersenyum.
Hae Won bertanya,”Kau sudah di Korea,
tapi masih sibuk juga?
Min Hyuk menjawab,”Masih banyak urusan
yang harus kuselesaikan.Selepas launching film ini,mungkin aku tak sibuk lagi.
Hae Won bertanya,”Kau juga berbisnis di
film sekarang?
Min Hyuk menjawab,”Sudah seharusnya
memang begitu, Nona.Kau bisa datang, kan?
Hae Won berkata,”Kalau aku tak sibuk.Aku
juga mau kesana, tapi belum bisa kupastikan.
Min Hyuk sedikit kesal,”Meskipun kau
sangat sibuk, kuharap kau bisa datang.
Hae Won menjawab,”Akan kuusahakan.
Min Hyuk berkata,”Jangan begitu.
Hae Won tak mengerti,”Begitu
bagaimana?Kau masih lama disini, kan?
Min Hyuk menjawab,”Maunya juga
begitu.Tapi bulan depan aku harus berangkat ke New York.
Hae Won berharap,”Kenapa kau tak pernah
tinggal lama disini?Kau tidak harus pergi kesana, kan?
Min Hyuk melirik sekilas ke
belakang…karena ada seorang gadis yang dari tadi curi-curi pandang ke arahnya.
Min Hyuk bertanya,”Menurutmu, gadis yang
disana itu bagaimana?
Hae Won bertanya,”Apa?
Min Hyuk menjawab sambil tersenyum,
menatap gadis itu,”Dia dari tadi terus saja melihatku.
Hae Won menoleh ke belakang dan melihat
gadis itu,”Cantik juga.Kelihatannya dia menyukaimu.
Min Hyuk bertanya,”Benarkah?
Min Hyuk berkata pada pelayan bar,”Tolong
berikan minuman untuk Nona yang disana.
Hae Won sedikit kesal tapi ditahan,”Oppa,
tunggu sebentar.
Hae Won pergi ke kamar mandi dan mencuci
tangannya. Hae Won melihat dirinya di cermin dan tersenyum.
Hae Won kembali ke bar..tapi tak ada Min
Hyuk ataupun gadis tadi. Hae Won menemukan secarik kertas..pesan dari Min Hyuk...dan tersenyum geli membacanya.
Isi pesannya :
Ada
urusan penting, aku harus pergi.
Maaf
karena ini mendadak sekali.
Ji Eun masih juga demam sampai
malam…Young Jae bahkan memegang dahi Ji Eun yang panas..dan mengkompresnya.
Young Jae melihat Ji Eun yang
mengeluarkan air mata.
Ji Eun menggigau,”Omma!
Young Jae bertanya,”Apa?
Ji Eun menggigau,”Omma!Aku sakit.
Young Jae khawatir juga kesal,”Dan
menyusahkanku saja.Oh ya,kau tak punya keluarga yang bisa kuhubungi?Apa tak ada
orang yang akan menjemputmu kemari?
Ji Eun menggigau,”Omma!
Young Jae tak mengerti,”Kenapa
terus-terusan memanggil omma-mu,dia takkan mendengarnya.
Ji Eun menggigau,”Sakit sekali, Omma!
Young Jae sudah kesal sekali dan melempar
kain kompresnya ke lantai.
Ji Eun bangun dan memegang kain kompres
di dahinya…juga melihat sebaskom air di atas meja.Ji Eun lalu mendengar suara
Young Jae..
Young Jae ada di beranda rumah dan sedang
telp.
Young Jae bertanya,”Apa
katamu?Pengacaranya tak teliti memeriksanya, dan dia
menghilang begitu saja?
Suara manajernya :Ini semua karena ulah
ceroboh gadis itu.Tak ada masalah kan.
Young Jae kesal,”Tak ada
masalah?Masalahnya ada disini sekarang.Kau belum mengerti juga?Kau ini bodoh
atau apa?
Suara
manajer : apa?
Young Jae masuk ke dalam rumah.
Young Jae :”Oh ya,ada masalah sebesar ini,
kenapa kau tidak
memberitahuku?
Tahu Young Jae masuk ke dalam rumah, Ji
Eun pura-pura tidur.
Young Jae mendekati Ji Eun yang masih
tidur. Young Jae menurunkan baskom air itu ke lantai…lalu menaruh bubur di atas
meja.
Young Jae menatap Ji Eun,”Kau belum
bangun?
Ji Eun melirik sedikit dan kembali
memejamkan matanya.
Young Jae berkata,”Bangunlah, dan
makanlah sedikit.
Ji Eun menggeleng.
Young Jae berkata lemah,”Kau harus makan
supaya bisa minum obat.
Ji Eun membuka matanya sekilas,” Nanti
saja.Nanti saja makannya.
Young Jae berkata,”Oh ya,sekarang aku mau
pergi dulu.Kau tak apa-apa kutinggal sendirian?
Ji Eun menganguk lemah,”Pergi saja. Aku
tak apa-apa.
Young Jae berdiri lalu pergi.
Ji Eun langsung bangun..duduk dan memakan
bubur itu sampai habis. Ji Eun kembali tiduran sambil ketap-ketip…lalu memegang
dahinya yang sudah tidak panas lagi. Ji Eun lalu ke dapur..mengambil semua
makanan yang ada di kulkas…ditaruhnya di atas meja..lalu dengan lahap
memakannya. Bahkan minum sebotol orange juice langsung dari botolnya…tapi..
Ta
Da! Terdengar suara mobil di depan rumah..yang artinya Young Jae sudah kembali.
Ji Eun akan kembali ke sofa…tapi ingat dan buru-buru mengembalikan makanan itu
ke dalam kulkas…dan melap meja agar tiada berbekas kalau dia sudah makan di
sana.Ji Eun buru-buru kembali tiduran kembali ke sofa dan pura-pura tidur.
Young Jae masuk dan hanya sekilas melihat
JI Eun yang masih tertidur..lalu menuju ke atas. Ji Eun merasa lega…beberapa
saat kemudian Young Jae turun ke bawah dengan baju yang lain…dan akan
pergi..tapi..
Young Jae curiga akan sesuatu dan menuju meja dapur. Ji Eun melirik sekilas dan kaget. Young Jae melihat sepanci bubur tadi pagi sudah habis tanpa tersisa di atas meja. Lalu melihat kain di meja dapur yang lain…juga sisa roti, telur yang pecah, buah pisang tinggal kulitnya, dan sosis ada di bak cuc. Young Jae tambah curiga dan membuka isi kulkasnya. Ji Eun sendiri ketakutan dan memejamkan matanya. Young Jae kaget karena isi kulkasnya sudah berantakan.. bahkan rotinya tinggal setengah saja, juga ada kulit pisangnya juga. Hahahaha..
Young Jae curiga akan sesuatu dan menuju meja dapur. Ji Eun melirik sekilas dan kaget. Young Jae melihat sepanci bubur tadi pagi sudah habis tanpa tersisa di atas meja. Lalu melihat kain di meja dapur yang lain…juga sisa roti, telur yang pecah, buah pisang tinggal kulitnya, dan sosis ada di bak cuc. Young Jae tambah curiga dan membuka isi kulkasnya. Ji Eun sendiri ketakutan dan memejamkan matanya. Young Jae kaget karena isi kulkasnya sudah berantakan.. bahkan rotinya tinggal setengah saja, juga ada kulit pisangnya juga. Hahahaha..
Young Jae terlihat marah sekali dengan
tatapan tajam.
Young Jae menendang sofa,”hey! Hey! Hey!
Ji Eun pura-pura masih sakit,”Kau sudah
pulang?Aku ketiduran, jadi aku tak tahu kalau kau sudah pulang.
Young Jae kesal,”Kau sudah sembuh kan,
bangunlah.
Ji Eun bangun perlahan-lahan dan kembali
tiduran,”Aku belum kuat.Aku masih sedikit pusing.Maaf sebelumnya,mungkin aku
butuh istirahat beberapa hari disini,sampai aku benar-benar sembuh.Aku
benar-benar sedang sakit.
Ji Eun bahkan sampai pura-pura batuk.
Young Jae bertanya kesal,”Mau menipuku
lagi?Cepat, bersihkan dapurnya.
Young Jae melangkah pergi dengan kesal.
Ji Eun kaget dan membuka lebar matanya.
Ji Eun tak habis akal,”Tapi, aku masih
sakit.
Young Jae berhenti sebentar dan menahan
marahnya…lalu melangkah pergi.
Ji Eun memegang dahinya dan merasa bodoh
karena ketahuan berbohong.
Ji Eun mau tak mau bangun dan mencuci
semua yang kotor, yang ada di dapur. Ji Eun mencuci sambil mengomel tanpa
suara. Mendengar suara pintu dibuka….JI Eun mulai berakting lagi.
Ji Eun berkata,”Sakit sekali.
Young Jae berkata,”Tak usah berpura-pura
lagi?
Ji Eun kesal menatapnya.
Young Jae berkata,”hey!Ambilkan aku
minum.
Ji Eun yang masih mencuci menoleh,”Apa?
Young Jae menoleh ke belakang,”Minum.
Beberapa saat kemudian….Ji Eun sudah
mengambilkan minuman untuk Young Jae.
Young Jae berkata,”Oh ya,apa kau ini
pengemis?
Ji Eun tak mengerti,”Apa?
Young Jae menyindir,”Kenapa kau tidak
dijalanan saja, seperti pengemis lainnya?Apa kau tak punya tempat berteduh
lagi?Ini semua membuatku sedikit emosi.
Ji Eun tak percaya mendengarnya,”Aku
minta maaf karena sudah pura-pura sakit.Tapi aku begitu karena kau sudah
keterlaluan.
Young Jae mengambil amplop yang sudah dia
siapkan dan memberikannya pada Ji Eun.
Young Jae berkata,”Ambillah ini dan
carilah tempat tinggal lain.
Ji Eun membuka isi amplop itu dan kaget,”Kenapa
kau memberikan aku ini?
Young Jae bertanya,”Kau tidak punya
tempat tinggal, kan?Ambil saja uang itu.
Young Jae menjawab,”Kenapa?Karena aku
merasa kasihan padamu.
Ji Eun marah,”Hei, kau sudah keterlaluan
sekali.Kenapa kau begitu merendahkan orang lain.
Young Jae kaget,”apa?
Ji Eun bertanya,”Kenapa kau bisa
sesombong itu?Kenapa kau bisa begitu pada orang lain?
Young Jae kesal,”Dasar kau.
Ji Eun marah dengan mata berkaca-kaca,”Dasar
kau kurang ajar.Kurang ajar.
Ji Eun melempar amplop itu ke wajah Young
Jae dan pergi.
Young Jae berkata,”Tak usah berlebihan
begitu,Nanti kau menyesal.
Ji Eun mengambil kopernya dan melangkah
pergi,”Maaf sudah merepotkanmu.Aku pergi saja.
Young Jae berkata,”Kalau tak mau ya
sudah.Semoga kau tidak menyesalinya.Lakukanlah apa yang kau mau.Tidur saja
dijalan kalau memang maumu begitu.
Ji Eun tak menghiraukannya dan pergi.
Young Jae kesal dan menendang pintu rumahnya.
Ji Eun berjalan dengan membawa kopernya.
Young Jae duduk di sofa yang semalam
buat tidur Ji Eun…dengan kesal..saking kesalnya selimut JI Eun tadi malam
bahkan sampai dibanting ke lantai, tidak jadi dilipat.
BERSAMBUNG
KE PART 2