Senin, 15 Oktober 2012

SINOPSIS FULL HOUSE EPISODE 2 (Part 1)


SINOPSIS
FULL HOUSE
EPISODE 2
(Part 1)

Ji Eun duduk di sofa ruang tamu..sedangkan Young Jae sedang telp.
Young Jae bertanya di tlp,”Bagaimana?Semua baik-baik saja, kan?Semuanya sudah beres?Benarkah begitu?Tidak, ini bukan masalah besar.Aku mengerti.
Young Jae menutup telp.
Episode 2
Young Jae duduk di sofa lain di sampingnya dan menatap Ji Eun.
Young Jae berkata,”Aku sudah coba untuk mengerti, tapi aku tak bisa mempercayaimu begitu saja.
Ji Eun menjawab,”Sudah kubilang berapa kali padamu. Bukan aku yang menjualnya. Maaf mengenai itu, tapi harus bagaimana lagi,rumah ini sudah terjual.
Young Jae berkata,”Aku tak mau dengar apa-apa lagi.Aku sudah bayar mahal untuk rumah ini.
Ji Eun bersikeras,”Kan sudah kubilang,aku akan mengembalikan semua uangmu. Secepat mungkin.
Young Jae tak percaya,”Secepat mungkin?Apa-apaan ini?Kau minta aku mengembalikan rumah ini, walaupun kau tak punya uang sama sekali?
Ji Eun mengeluarkan disk karya-nya dan memberikannya pada Young Jae.
Ji Eun berkata,”Ini.Hanya ini yang kupunya.Ambil saja kalau kau mau.
Young Jae bertanya,”Apa ini?
Ji Eun menjawab,”Aku tahu itu tidak seberapa.Tapi itu adalah novel karyaku sendiri.Memang nilainya tak seberapa.Ini novel yang cukup bagus. Aku akan hasilkan uang dengan itu.Dan aku akan lunasi semua hutangku padamu.
Young Jae sudah tak mau dengar dan sengaja menutup telinga kirinya dengan jari telunjuk tangan kirinya.
Ji Eun melihat rumahnya,”Rumah ini adalah satu-satunya peninggalan dari appa-ku.Rumah ini dia sendiri yang mengerjakannya.Bagiku ini bukan hanya sekedar rumah.Tapi rumah ini sudah seperti bagian dari diriku sendiri.Dan tak mungkin begitu saja kuberikan pada orang lain.Aku tahu kau tak peduli,tapi kumohon pikirkan lagi.
Ji Eun dengan wajah memelasnya memohon pada Young Jae…tapi…..
Young Jae langsung mengusir Ji Eun keluar dari rumahnya.
Ji Eun berkata,”Sebentar.Tunggu.
Young Jae lalu menutup pintu. Ji Eun mengedor-ngodor pintu..lalu pintu terbuka..Young Jae tersenyum…Ji Eun tersenyum..tapi…”Pluk”….Young Jae melempar tas Ji Eun ke arah Ji Eun..sedangkan koper Ji Eun..dilempar begitu saja keluar halaman…lalu Young Jae menutup pintu rumah. Ji Eun tak percaya atas perlakuan Young Jae…Ji Eun buru-buru membuka kopernya….ternyata foto figura masa kecilnya bersama kedua orang tuanya retak…
Ji Eun menangis,”Keterlaluan.Dia sudah keterlaluan sekali.
Pagi itu, Young Jae keluar dari dalam ruang sambil meregangkan badannya. Young Jae akan jalan pagi, tapi dia melihat seseorang tidur dengan wajah tertutup baju kuning di ayunan kayu, depan rumahnya...dan sebuah koper Young Jae mendekatinya..lalu membuka baju kuning itu..Ta Ra, ternyata Ji Eun.
Young Jae berkata,”Hey! Hey! Kau tak mau bangun juga?Apa-apaan ini?
Ji Eun bangun dan duduk lemas.
Young Jae bertanya,”Kenapa kau masih disini?Kau tak bangun juga?Pergilah.
Ji Eun menjawab,”Jangan sekarang.Aku sedang sakit sekarang.
Young Jae tak peduli dan melempar koper Ji Eun.
Young Jae berteriak,”Kubilang pergi.Kalau kau masih disini juga,aku takkan memaafkanmu.
Ji Eun perlahan-lahan bangun…mengambil kopernya dan pergi dengan lemas.
Young Jae lari-lari pagi.
Saat kembali ke rumahnya, Young Jae melihat Ji Eun tidur meringkuk lagi di ayunan tadi.
Young Jae kesal,”Bangunlah. Hey! Hey! Hey!
Young Jae melihat wajah Ji Eun yang pucat..lalu memegang dahi Ji Eun. Ternyata Ji Eun sakit demam.
Young Jae menggendong Ji Eun masuk ke dalam rumah dan membaringkannya di sofa ruang tamu. Keringat dingin keluar dari dahi Ji Eun. Young Jae memegang dahi Ji Eun lagi..dan mulai sedikit khawatir. Young Jae bingung lalu buru-buru berlari keluar rumah.
Ji Eun masih terbaring lemas di sofat dengan keringat dingin masih keluar dari dahinya. Ji Eun juga sudah memakai selimut.
Young Jae datang dan mendudukkan Ji Eun…meminumkan obat untuknya.
Young Jae berkata,”Minumlah.
Ji Eun lalu meminum obat itu dengan segelas air putih.
Young Jae berkata tanpa perasaan,”Kau sudah sembuh, kan?
Ji Eun menolak dan menggeleng…kembali tidur di sofa.
Young Jae bingung,”Kita harus ke rumah sakit sekarang?
Young Jae mau mengangkat tubuh Ji Eun.
Ji Eun menolak,”Tak usah.Di rumah saja.
Young Jae mulai kesal dan akan mengangkat tubuh Ji Eun
Youn Jae berkata,”Bangunlah.
Ji Eun kesal dan menjambak rambut Young Jae,”Sudah kubilang, aku mau disini saja.
Ji Eun kembali memejamkan matanya. Young Jae sangat kesal sekali dan berdiri lalu pergi.
Young Jae membongkar isi koper Ji Eun. Lalu Young Jae menemukan buku agenda Ji Eun.
Ada pesan : Jum’at, 18 Ulang tahun Appa!.
Young Jae mendekati Ji Eun dan tertidur….lalu berjongkok dan membenarkan selimutnya. Young Jae menatap Ji Eun yang wajahnya masih pucat dan darinya mengeluarkan keringat dingin.
Malam itu, Min Hyuk sedang mengetik di komputernya. Hae Won datang dan mengetuk pintunya yang terbuka. Min Hyuk yang melihatnya melepas kacamatanya lalu tersenyum. Hae Won juga ikut tersenyum.
Mereka ke bar dan minum.
Hae Won bertanya,”Kau sudah di Korea, tapi masih sibuk juga?
Min Hyuk menjawab,”Masih banyak urusan yang harus kuselesaikan.Selepas launching film ini,mungkin aku tak sibuk lagi.
Hae Won bertanya,”Kau juga berbisnis di film sekarang?
Min Hyuk menjawab,”Sudah seharusnya memang begitu, Nona.Kau bisa datang, kan?
Hae Won berkata,”Kalau aku tak sibuk.Aku juga mau kesana, tapi belum bisa kupastikan.
Min Hyuk sedikit kesal,”Meskipun kau sangat sibuk, kuharap kau bisa datang.
Hae Won menjawab,”Akan kuusahakan.
Min Hyuk berkata,”Jangan begitu.
Hae Won tak mengerti,”Begitu bagaimana?Kau masih lama disini, kan?
Min Hyuk menjawab,”Maunya juga begitu.Tapi bulan depan aku harus berangkat ke New York.
Hae Won berharap,”Kenapa kau tak pernah tinggal lama disini?Kau tidak harus pergi kesana, kan?
Min Hyuk melirik sekilas ke belakang…karena ada seorang gadis yang dari tadi curi-curi pandang ke arahnya.
Min Hyuk bertanya,”Menurutmu, gadis yang disana itu bagaimana?
Hae Won bertanya,”Apa?
Min Hyuk menjawab sambil tersenyum, menatap gadis itu,”Dia dari tadi terus saja melihatku.
Hae Won menoleh ke belakang dan melihat gadis itu,”Cantik juga.Kelihatannya dia menyukaimu.
Min Hyuk bertanya,”Benarkah?
Min Hyuk berkata pada pelayan bar,”Tolong berikan minuman untuk Nona yang disana.
Hae Won sedikit kesal tapi ditahan,”Oppa, tunggu sebentar.
Hae Won pergi ke kamar mandi dan mencuci tangannya. Hae Won melihat dirinya di cermin dan tersenyum.
Hae Won kembali ke bar..tapi tak ada Min Hyuk ataupun gadis tadi. Hae Won menemukan secarik kertas..pesan dari Min Hyuk...dan tersenyum geli membacanya.
Isi pesannya :
Ada urusan penting, aku harus pergi.
Maaf karena ini mendadak sekali.
Di dalam mobilnya Hae Won masih tersenyum geli…mungkinkah Min Hyuk pergi dengan gadis itu?

Rumah Ji Eun.
Ji Eun masih juga demam sampai malam…Young Jae bahkan memegang dahi Ji Eun yang panas..dan mengkompresnya.
Young Jae melihat Ji Eun yang mengeluarkan air mata.
Ji Eun menggigau,”Omma!
Young Jae bertanya,”Apa?
Ji Eun menggigau,”Omma!Aku sakit.
Young Jae khawatir juga kesal,”Dan menyusahkanku saja.Oh ya,kau tak punya keluarga yang bisa kuhubungi?Apa tak ada orang yang akan menjemputmu kemari?
Ji Eun menggigau,”Omma!
Young Jae tak mengerti,”Kenapa terus-terusan memanggil omma-mu,dia takkan mendengarnya.
Ji Eun menggigau,”Sakit sekali, Omma!
Young Jae sudah kesal sekali dan melempar kain kompresnya ke lantai.
Pagi harinya, rumah Ji Eun.
Ji Eun bangun dan memegang kain kompres di dahinya…juga melihat sebaskom air di atas meja.Ji Eun lalu mendengar suara Young Jae..
Young Jae ada di beranda rumah dan sedang telp.
Young Jae bertanya,”Apa katamu?Pengacaranya tak teliti memeriksanya, dan dia
menghilang begitu saja?
Suara manajernya :Ini semua karena ulah ceroboh gadis itu.Tak ada masalah kan.
Young Jae kesal,”Tak ada masalah?Masalahnya ada disini sekarang.Kau belum mengerti juga?Kau ini bodoh atau apa?
Suara  manajer : apa?
Young Jae masuk ke dalam rumah.
Young Jae :”Oh ya,ada masalah sebesar ini, kenapa kau tidak
memberitahuku?
Tahu Young Jae masuk ke dalam rumah, Ji Eun pura-pura tidur.
Di dapur, sudah ada bubur hangat….Young Jae memasukkan bubur itu ke dalam mangkok.
Young Jae mendekati Ji Eun yang masih tidur. Young Jae menurunkan baskom air itu ke lantai…lalu menaruh bubur di atas meja.
Young Jae menatap Ji Eun,”Kau belum bangun?
Ji Eun melirik sedikit dan kembali memejamkan matanya.
Young Jae berkata,”Bangunlah, dan makanlah sedikit.
Ji Eun menggeleng.
Young Jae berkata lemah,”Kau harus makan supaya bisa minum obat.
Ji Eun membuka matanya sekilas,” Nanti saja.Nanti saja makannya.
Young Jae berkata,”Oh ya,sekarang aku mau pergi dulu.Kau tak apa-apa kutinggal sendirian?
Ji Eun menganguk lemah,”Pergi saja. Aku tak apa-apa.
Young Jae berdiri lalu pergi.
Mendengar suara pintu ditutup dan mobil Young Jae menyala..dan pergi.
Ji Eun langsung bangun..duduk dan memakan bubur itu sampai habis. Ji Eun kembali tiduran sambil ketap-ketip…lalu memegang dahinya yang sudah tidak panas lagi. Ji Eun lalu ke dapur..mengambil semua makanan yang ada di kulkas…ditaruhnya di atas meja..lalu dengan lahap memakannya. Bahkan minum sebotol orange juice langsung dari botolnya…tapi..
Ta Da! Terdengar suara mobil di depan rumah..yang artinya Young Jae sudah kembali. Ji Eun akan kembali ke sofa…tapi ingat dan buru-buru mengembalikan makanan itu ke dalam kulkas…dan melap meja agar tiada berbekas kalau dia sudah makan di sana.Ji Eun buru-buru kembali tiduran kembali ke sofa dan pura-pura tidur.
Young Jae masuk dan hanya sekilas melihat JI Eun yang masih tertidur..lalu menuju ke atas. Ji Eun merasa lega…beberapa saat kemudian Young Jae turun ke bawah dengan baju yang lain…dan akan pergi..tapi..
Young Jae curiga akan sesuatu dan menuju meja dapur. Ji Eun melirik sekilas dan kaget. Young Jae melihat sepanci bubur tadi pagi sudah habis tanpa tersisa di atas meja. Lalu melihat kain di meja dapur yang lain…juga sisa roti, telur yang pecah, buah pisang tinggal kulitnya, dan sosis ada di bak cuc. Young Jae tambah curiga dan membuka isi kulkasnya. Ji Eun sendiri ketakutan dan memejamkan matanya. Young Jae kaget karena isi kulkasnya sudah berantakan.. bahkan rotinya tinggal setengah saja, juga ada kulit pisangnya juga. Hahahaha..
Young Jae terlihat marah sekali dengan tatapan tajam.
Young Jae mendekati JI Eun yang pura-pura tidur.
Young Jae menendang sofa,”hey! Hey! Hey!
Ji Eun pura-pura masih sakit,”Kau sudah pulang?Aku ketiduran, jadi aku tak tahu kalau kau sudah pulang.
Young Jae kesal,”Kau sudah sembuh kan, bangunlah.
Ji Eun bangun perlahan-lahan dan kembali tiduran,”Aku belum kuat.Aku masih sedikit pusing.Maaf sebelumnya,mungkin aku butuh istirahat beberapa hari disini,sampai aku benar-benar sembuh.Aku benar-benar sedang sakit.
Ji Eun bahkan sampai pura-pura batuk.
Young Jae bertanya kesal,”Mau menipuku lagi?Cepat, bersihkan dapurnya.
Young Jae melangkah pergi dengan kesal.
Ji Eun kaget dan membuka lebar matanya.
Ji Eun tak habis akal,”Tapi, aku masih sakit.
Young Jae berhenti sebentar dan menahan marahnya…lalu melangkah pergi.
Ji Eun memegang dahinya dan merasa bodoh karena ketahuan berbohong.
Ji Eun mau tak mau bangun dan mencuci semua yang kotor, yang ada di dapur. Ji Eun mencuci sambil mengomel tanpa suara. Mendengar suara pintu dibuka….JI Eun mulai berakting lagi.
Ji Eun berkata,”Sakit sekali.
Young Jae berkata,”Tak usah berpura-pura lagi?
Ji Eun kesal menatapnya.
Young Jae duduk di dapur.
Young Jae berkata,”hey!Ambilkan aku minum.
Ji Eun yang masih mencuci menoleh,”Apa?
Young Jae menoleh ke belakang,”Minum.
Beberapa saat kemudian….Ji Eun sudah mengambilkan minuman untuk Young Jae.
Young Jae berkata,”Oh ya,apa kau ini pengemis?
Ji Eun tak mengerti,”Apa?
Young Jae menyindir,”Kenapa kau tidak dijalanan saja, seperti pengemis lainnya?Apa kau tak punya tempat berteduh lagi?Ini semua membuatku sedikit emosi.
Ji Eun tak percaya mendengarnya,”Aku minta maaf karena sudah pura-pura sakit.Tapi aku begitu karena kau sudah keterlaluan.
Young Jae mengambil amplop yang sudah dia siapkan dan memberikannya pada Ji Eun.
Young Jae berkata,”Ambillah ini dan carilah tempat tinggal lain.
Ji Eun membuka isi amplop itu dan kaget,”Kenapa kau memberikan aku ini?
Young Jae bertanya,”Kau tidak punya tempat tinggal, kan?Ambil saja uang itu.
Ji Eun bingung,”Kenapa kau berikan begitu saja padaku?
Young Jae menjawab,”Kenapa?Karena aku merasa kasihan padamu.
Ji Eun marah,”Hei, kau sudah keterlaluan sekali.Kenapa kau begitu merendahkan orang lain.
Young Jae kaget,”apa?
Ji Eun bertanya,”Kenapa kau bisa sesombong itu?Kenapa kau bisa begitu pada orang lain?
Young Jae kesal,”Dasar kau.
Ji Eun marah dengan mata berkaca-kaca,”Dasar kau kurang ajar.Kurang ajar.
Ji Eun melempar amplop itu ke wajah Young Jae dan pergi.
Young Jae berkata,”Tak usah berlebihan begitu,Nanti kau menyesal.
Ji Eun mengambil kopernya dan melangkah pergi,”Maaf sudah merepotkanmu.Aku pergi saja.
Young Jae kesal dan mengikuti Ji Eun sampai depan rumahnya.
Young Jae berkata,”Kalau tak mau ya sudah.Semoga kau tidak menyesalinya.Lakukanlah apa yang kau mau.Tidur saja dijalan kalau memang maumu begitu.
Ji Eun tak menghiraukannya dan pergi. Young Jae kesal dan menendang pintu rumahnya.
Ji Eun berjalan dengan membawa kopernya. Young Jae  duduk di sofa yang semalam buat tidur Ji Eun…dengan kesal..saking kesalnya selimut JI Eun tadi malam bahkan sampai dibanting ke lantai, tidak jadi dilipat.
BERSAMBUNG KE PART 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar